9 results on '"Ismayadi Samsoedin"'
Search Results
2. STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS TUMBUHAN HUTAN PAMAH DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CARITA, PROVINSI BANTEN
- Author
-
N. M. Heriyanto, Ismayadi Samsoedin, and Endro Subiandono
- Subjects
Automotive Engineering - Abstract
Penelitian struktur dan komposisi jenis tumbuhan hutan pamah di kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus dalam hutan primer, hutan primer terganggu, dan hutan sekunder tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman tumbuhan dari tingkat semai ke tingkat pohon, di hutan primer ditemukan 95 jenis yang tercakup dalam 43 suku, di hutan primer terganggu ditemukan 116 jenis tumbuhan yang tercakup dalam 61 suku, dan di hutan sekunder tua ditemukan 66 jenis tumbuhan yang tercakup dalam 44 suku. Jenis yang mendominasi regenerasi lengkap pada setiap strata terdapat di hutan primer. Untuk tingkat pohon didominasi oleh Schima wallichii (DC.) Korth. dengan indeks nilai penting (INP) 10,03%, tingkat belta dan tingkat semai didominasi (KHDTK) Carita, Banten, dilakukan pada bulan Agustus 2007. Plot dibuat masing-masing seluas 200 m oleh jenis Dysoxylum densiflorum (Blume) Miq. dengan INP masing-masing sebesar 35,00% dan 37,27%. Jenis tumbuhan dominan pada hutan primer terganggu adalah Castanopsis acuminatissima (Blume) A. DC. dengan INP 19,88% untuk tingkat pohon, Vitex pinnata L. untuk tingkat belta (INP 20,46%), dan Glochidion rubrum Bl untuk tingkat semai (INP 13,10%). Pada hutan sekunder tua, jenis yang mendominasi pada tingkat pohon adalah Vernonia arborea Buch.-Ham. dengan INP 5,10%, tingkat belta adalah jenis Lithocarpus elegans (Blume) Hatus ex Soepadmo dengan INP sebesar 20,46%, dan untuk tingkat semai adalah jenis Archidendron jiringa (Jack) Nielsen. dengan INP sebesar 13,10%
- Published
- 2010
- Full Text
- View/download PDF
3. STRUKTUR DAN KOMPOSISI HUTAN PAMAH BEKAS TEBANGAN ILEGAL DI KELOMPOK HUTAN SEI LEPAN, SEI SERDANG, TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA
- Author
-
N. M. Heriyanto and Ismayadi Samsoedin
- Subjects
Automotive Engineering - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur tegakan dan komposisi jenis pohon (diameter setinggi dada ≥ 10 cm), pancang, dan semai di hutan pamah terganggu di kelompok hutan Sei Lepan, Sei Serdang,Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara. Sampling dilakukan pada petak pengamatan berukuran satu ha pada ketinggian 237,6 m dari permukaan laut. Berdasarkan hasil penelitian, tercatat 110 jenispohon berdiameter ≥ 10 cm dan berjumlah 687 pohon dengan luas bidang dasar 24,52 m /ha. Jenis tersebuttergolong dalam 34 suku, dimana suku yang mempunyai jenis terbanyak adalah Euphorbiaceae,Dipterocarpaceae, dan Myrtaceae. Jenis-jenis yang dominan berturut-turut adalah Macaranga hoseii King ex Hook.f., Shorea sp., dan Shorea multiflora (Burk) Symington. Kerapatan pancang dan semai sebesar 12.800 batang/ha dan 29.700 batang/ha. Potensi pohon berdiameter ≥ 10 cm di lokasi penelitian sebesar358,11 m³/ha. Jenis pohon yang mendominasi regenerasi lengkap (tingkat pohon, pancang dan semai),yaitu jenis Archidendron sp. dengan INP pada tingkat semai 37,27% dan pada tingkat pancang 35%), dan jenis Shorea sp. yang dominan pada tingkat pohon dengan INP 19,88%. Pohon tanpa regenerasi, baik di tingkat pancang maupun semai didominasi oleh jenis Shorea inappendiculata Burck. (INP 11,91%), Melicope glabra (Blume) T.G.Hortley. (INP 9,91%), dan jenis Durio excelsus Griff. (INP 9,48%). Pancangtanpa regenerasi di tingkat semai didominasi berturut-turut oleh Vatica sp. (INP 4,19%), Knema curtisii (King) Warb. (INP 3,56%), dan Heritiera sumatrana (INP 2,01%), sedangkan tingkat semai didominasi oleh Xanthophyllum sp. (INP 2,85%), Rinorea sp. (INP 2,10%), serta Horsfieldia sp. dan Dysoxylum sp.(INP masing-masing sebesar 1,76%)
- Published
- 2010
- Full Text
- View/download PDF
4. DINAMIKA KEANEKARAGAMAN JENIS POHON PADA HUTAN PRODUKSI BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN TIMUR
- Author
-
Ismayadi Samsoedin
- Subjects
Automotive Engineering - Abstract
Sesudah lebih dari 30 tahun kegiatan eksploitasi hutan di Indonesia, relatif masih sedikit penelitian tentang komposisi jenis pohon yang dilakukan pada petak ukur permanen, khususnya di Kalimantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika keragaman jenis pohon pada hutan produksi bekas tebangan berumur 5, 15, dan 30 tahun, dan membandingkannya dengan petak hutan primer sebagai kontrol. Data dikumpulkan dari 16 petak ukur permanen berukuran masing-masing 1 ha, terdiri dari 4 petak untuk tiap perlakuan 5, 10, dan 30 tahun setelah penebangan dan 4 petak kontrol pada hutan primer. Hasil penelitian menemukan 914 jenis pohon, terdiri dari 223 genus dan 65 suku. Suku yang paling dominan untuk seluruh petak adalah Dipterocarpaceae. Eksploitasi hutan tidak berpengaruh nyata terhadap keragaman jenis pohon hutan, kecuali untuk jenis Dipterocarpacea pada LOA-5 dan 10. Dari indeks keragaman Shannon-Wiener dan indeks keseragaman jenis juga terlihat bahwa ekploitasi hutan tidak secara signifikan mengakibatkan penurunan keragaman jenis kecuali pada LOA-10 yang memiliki keragaman jenis pohon paling rendah dibandingkan petak yang lain. Walaupun keragaman jenis pada LOA-30 tidak berbeda nyata dengan hutan primer, tebangan rotasi kedua tidak disarankan untuk dilakukan karena akan membahayakan keberadaan sumberdaya genetik yang belum diketahui potensinya.
- Published
- 2009
- Full Text
- View/download PDF
5. POTENSI BIOMASA KARBON HUTAN ALAM DAN HUTAN BEKAS TEBANGAN SETELAH 30 TAHUN DI HUTAN PENELITIAN MALINAU, KALIMANTAN TIMUR
- Author
-
I Wayan Susi Dharmawan, Chairil Anwar Siregar, and Ismayadi Samsoedin
- Subjects
Automotive Engineering - Abstract
Hutan alam memiliki fungsi ekologis yang sangat vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satu di antaranya adalah fungsi hutan alam dalam menjaga iklim di dalam kawasan hutan maupun di luar hutan. Hal ini terkait dengan kemampuan tegakan hutan untuk menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen dalam proses fotosintesis. Semakin banyak karbondioksida yang diserap oleh tanaman dalam bentuk biomasa karbon maka semakin besar pengaruh buruk efek gas rumah kaca dapat ditekan. Dalam tulisan ini, akan dibahas tentang potensi biomasa karbon hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun di Hutan Penelitian Malinau, Kalimantan Timur. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan membuat lima titik sampling tanah secara acak dengan kedalaman 20 cm masing-masing di hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun. Pengukuran biomasa karbon di atas permukaan tanah, dilakukan dengan membuat empat plot dan masing-masing plot dibuat subplot sebanyak 25 dengan ukuran 20 m x 20 m pada masing- masing hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun. Pohon dengan diameter setinggi dada ≥ 10 cm diukur dan dicatat diameter dan tingginya. Biomas diukur dengan menggunakan metode Brown dan Chave. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon tanah sedalam 20 cm di hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing adalah sebesar 37,86 tonC/ha dan 30,58 tonC/ha. Kandungan karbon di atas permukaan tanah pada hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing adalah sebesar 264,70 tonC/ha dan 249,10 tonC/ha. Dengan demikian, serapan karbondioksida pada hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing adalah sebesar 970,57 tonCO2 /ha dan 913,37 tonCO2 /ha. Potensi hutan alam dalam menyerap karbondioksida di Hutan Penelitian Malinau sangat tinggi dan apabila hutan alam ini ditebang dengan memperhatikan asas-asas pengelolaan hutan lestari, maka setelah 30 tahun ternyata memiliki potensi biomasa karbon yang mendekati potensi biomasa karbon di hutan alam.
- Published
- 2009
- Full Text
- View/download PDF
6. PERMUDAAN ALAM HUTAN PRODUKSI BEKAS TEBANGAN DI KABUPATEN MALINAU, KALIMANTAN TIMUR
- Author
-
Ismayadi Samsoedin
- Subjects
Automotive Engineering - Abstract
Penelitian yang dilakukan di hutan hujan tropik di Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi permudaan alarn (anakan dan pancang) pada hutan bekas tebangan. Penelitian dilaksanakan dengan menghitung jenis, jurnlah, dan dominasi perrnudaan pada hutan bekas tebangan LOA-5, LOA- 10 dan LOA-30 dan rnembandingkannya dengan hutan primer. Dari hasil penelitian ditemukan anakan sebanyak 1.022 jenis, yang terdiri dari 408 genus dan 111 suku, dengan Dipterocarpaceae paling dominan dibandingkan dengan suku lain. Tidak terjadi perbedan yang nyata dalam jumlah jenis dan individu anakan antara lokasi bekas tebangan dan hutan primer. Untuk pancang, ditemukan 802 jenis, 241 genus, dan 65 suku dengan 67 jenis dari suku Dipterocarpaceae. Tidak terjadi perbedaan nyata dalam jumlah individu pancang, sedangkan untuk jumlah jenis, LOA-5 memiliki jumlah yang terbesar yang tidak berbeda nyata dengan LOA- 10 dan LOA-30.
- Published
- 2006
- Full Text
- View/download PDF
7. DINAMIKA LUAS BIDANG DASAR PADA HUTAN BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN TIMUR
- Author
-
Ismayadi Samsoedin
- Subjects
Automotive Engineering - Abstract
Kegiatan eksploitasi hulan produksi di Indonesia telah dilakukan selama lebih dari 30 tahun. lnformasi tentang kondisi hutan terkini terutarna luas bidang dasar sangat diperlukan untuk mengetahui produktivitas hutan seteluh kegiatan penebangan. Penelitian dilakukan pada kawasan hutan bekas tebangan milik PT. lnhutani I dan II di Kalimantan Timur. Data dikumpulkan dari 16 petak ukur permanen berukuran masing-masing satu hektar, terdiri dan masing-masing empat petak di LOA-5, 10, dan 30 tahun serta ernpat petak di lokasi hutan primer yang belum ditebang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 tahun setelah eksploitasi, produktivitas hutan kembali tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya jumlah pohon (577 pohon/ha) dan luas bidang dasar (46,9 m2/ha), sehingga tidak berbeda nyata dengan hutan primer (605 pohon/ha, 45,8 rn2/ha), sedangkan produktivitas LOA-5 (50 I pohon/ha, 28,5 m2/ha) dan 10 tahun (501 pohon/ha, 32,6 m2/ha) masih lebih rendah dibandingkan hutan primer. Dalam penelitian ini, tidak dijumpai adanya indikasi perubahan struktur tegakan yang diukur dari sebaran kelas diameter
- Published
- 2006
- Full Text
- View/download PDF
8. POTENSI SISA KAYU PADA HUTAN PRODUKSI BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN TIMUR
- Author
-
Ismayadi Samsoedin and I Wayan Susi Dharmawan
- Subjects
Automotive Engineering - Abstract
Adanya sisa kayu besar pada hutan alam bekas tebangan adalah hal yang tidak bisa dihindari karena sisa kayu dihasilkan secara alami oleh adanya pohon yang mati dan sisa kayu penebangan yang tidak termanfaatkan. Sisa kayu besar memiliki peran penting sebagai bahan nutrisi dan hara dalam mempertahankan keanekaragaman hayati, tetapi ha ini juga menunjukkarr kurang efektifnya pemanfaatan kayu dalam pemanenan hutan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai sisa kayu besar di hutan bekas tebangan dan hutan alam dalam rangka memperbaiki pengelolaan hutan dan menjaga keragaman jenis. Penelitian ini dilakukan pada hutan produksi bekas tebangan di hutan hujan tropik dataran rendah, Kalimantan Timur. Data dikumpulkan dari 16 petak berukuran masing-masing 1 ha, terdiri dari empat petak untuk tiap perlakuan yaitu petak bekas tebangan berumur 5 , 10, dan 30 tahun serta 4 petak pada hutan primer sebagai petak kontrol. Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa tidak terjadi perubahan yang nyata dalam hal jumlah batang untuk sisa kayu berdiri dan rebah, Juas bidang dasar, dan volume kayu antara hutan primer dengan hutan bekas tebangan 5, 10, dan 30 tahun. Meskipun tidak berbeda nyata, sisa kayu pada hutan primer di lokasi penelitian sebesar 67,3 m3 /ha atau 2 kali lebih besar daripada hutan primer di Costa Rica.
- Published
- 2006
- Full Text
- View/download PDF
9. KESUBURAN TANAH HUTAN HUJAN TROPIK DAN KESESUAIANNYA UNTUK BEBERAPA JENIS TANAMAN PERTANIAN PADA HUTAN PRODUKSI BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN TIMUR
- Author
-
I Wayan Susi Dharmawan and Ismayadi Samsoedin
- Subjects
Automotive Engineering - Abstract
Pengetahuan tingkat kesuburan lahan hutan hujan tropik sangat diperlukan dalam mengembangkan tanaman pertanian untuk mendukung kehidupan masyarakat sekitar kawasan hutan, guna mengurangi tekanan atau intervensi masyarakat terhadap hutan. Penelitian dilakukan di lokasi hutan hujan tropik Hutan Penelitian Bulungan, Kalimantan Timur pada hutan bekas tebangan berumur 5, 10, dan 30 tahun dengan pembanding hutan primer pada ketinggian 100-300 m dpl. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kesuburan tanah hutan pada hutan bekas tebangan berumur 5, 10, dan 30 tahun, guna mengetahui kelayakan lahan sekitar hutan untuk kemungkinan pengembangan tanaman pertanian. Penelitian dilakukan dengan mengambil contoh tanah pada lokasi hutan bekas tebangan berumur 5, 10, 30 tahun serta hutan primer untuk keperluan analisis dan penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian adalah Oxisols. Kesuburan tanahnya rendah sampai dengan sangat rendah untuk produksi tanaman pertanian, dengan tingkat kesesuaian lahan yang umumnya m a rginal (S3) atau tidak layak (N). Hasil ini menunjukkan bahwa lahan hutan produksi dengan ekosistem hutan hujan tropik dataran rendah hanya cocok untuk mendukung kegiatan kehutanan.
- Published
- 2006
- Full Text
- View/download PDF
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.