Search

The concept of international watercourse has been used in many international conventions referring to a river and its tributaries and related canals crossing two or more countries. The notable ones include the Mekong River which crosses five states in the East Asia region and the Danube and Rhine rivers which cross 12 states in Europe. This article addresses relevant international principle which will justify the claims and counter-claims on non-navigational use of international watercourses. It justifies the conflicting parties’ demands on shared watercourses. Accordingly, this paper adopts the qualitative doctrinal analysis of the principle of reasonable and equitable utilization under the United Nations Convention on the International Watercourses (UNWC) 1997. Relevant provisions will be analysed and harnessed in addressing the respective conflict and weighing each argument of the conflicting parties. It is hoped that the utilisation of the available legal recourses will help strengthen the existing legal framework in solving conflict over non-navigational use of international watercourses.

Ekspresi budaya tradisional Indonesia merupakan warisan Indonesia yang tidak ternilai dan menjadi identiti kebangsaan. Namun begitu, terdapat pihak yang cuba untuk mempergunakan ekspresi budaya tradisional Indonesia ini sebagai hasil pendapatan mereka dan mempatenkan ekspresi budaya tradisional ini sehingga menyebabkan masyarakat tradisional Indonesia sendiri tidak boleh menggunakan ekpresi budaya tradisional ini. Maka dengan itu dalam penyelidikan ini melihat usaha yang dilakukan oleh kerajaan Indonesia untuk mempertahankan ekspresi budaya tradisional. Antara usaha yang dilakukan adalah Rang Undang-undang Pengetahuan Tradisional dan Ekpresi Budaya Tradisional yang akan dibentang dan digubal untuk melindungi ekspresi budaya tradisional di Indonesia.