12 results on '"Informatika"'
Search Results
2. PENGAWASAN DAN PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR OLEH DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANJUNGPIANG PROVINSI KEPULUAN RIAU.
- Author
-
Wandi Manurung, Memo Handa
- Abstract
Background: Regional development must be creative and able to create and increase potential sources of income from parking services, one of the regional revenues. Supervision, parking management is still classified as uncontrolled, local revenue is not on target, from parking which is managed by the government. Purpose: The purpose of this study is to supervise the management of parking fees in increasing regional income. Mc. Farland, provides a definition of supervision (controlling), supervision is a process in which the leader wants to know whether the results of the implementation of the work carried out by his subordinates are in accordance with the plans, orders, goals or policies that have been determined. Method: Descriptive qualitative approach method, critical thinking about the situation, social phenomena that are illustrated relevant to the problem being studied, the process of carrying out tasks and solving problems with the supervision of parking Results: The results in this study, it should be noted that the management of parking fees has not been able to run properly because supervision is carried out by the Department of Transportation, Communication and Information of the City of Tanjungpinnag has not been maximized so that there is a leakage of revenue from parking fees and the existence of illegal parking which causes parking revenue not to enter the regional treasury. Conclusion: The conclusion of supervision of the management of parking fees by the Tanjungpinang City Dishubkominfo on parking fees objects on public roads is said to be not optimal, because there are still problems in managing parking fees activities on public roads and leakage of fees resulting so that the revenue target every year is not achieved. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
3. KAJIAN HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN KEBIJAKAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PASCA TERBITNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH.
- Author
-
Wiratama, Paramudya
- Abstract
This study is based on the stipulation of Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government. The issuance of this Law brought changes to the implementation of government affairs in the regions, including the implementation of government affairs in the field of communication and informatics. This study will analyze the relationship between the Central and Regional governments in the implementation of communication and informatics policies after the enactment of Law no. 23 of 2014 concerning Regional Government. The study was conducted using a normative juridical approach. The results of the study show that after the enactment of Law no. 23 of 2014 concerning Regional Government there has been a change in the clusters and division of communication and informatics affairs in the regions. Changes to the communication and informatics affairs cluster have consequences for changes to the nomenclature of regional apparatus institutions that handle communication and informatics affairs. In carrying out government affairs in the field of communication and informatics, regional governments must be guided by the norms, standards, procedures and criteria (NSPK) established by the Ministry of Communication and Informatics. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
4. Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Pendekatan Problem Based Learning
- Author
-
Rahmawati Nasser, Aswin Abbas, and Saddang Saputra
- Subjects
Problem Based Learning ,Research and Development ,Statistika ,Modul ,Informatika ,Education ,Theory and practice of education ,LB5-3640 - Abstract
The purpose of this research is to develop learning media in the form of a Statistics Module with a Problem Based Learning (PBL) approach. The Statistics module uses the PBL approach, which is an approach that provides support for developing students’ skills in solving problems in statistics courses due to create enjoyable learning and make students more active than lecturers in the class, not lecturer center anymore. The results of the research conducted in this study are PBL-based statistics course modules (mean, median, and mode) which in the future will be used by students of the Informatics Management Study Program – Academy of Computer Sciences Ternate. The advantage of the PBL-based Statistics module that is used as teaching material is that it makes it easier for students to solve problems in statistics courses and make them more interested in learning them. The PBL-based statistical learning module used as a learning medium can be declared feasible to use based on the results of expert validation and the results of small group module trials. Expert validation is carried out by 2 (two) experts with very appropriate, appropriate, adequate, or inadequate assessment categories. All experts (both) assess if 100% of the module is included in the very feasible category. Whereas for small-scale field trials, 75% of respondents stated that the module was in the very feasible category and 25% of respondents said the module was in the feasible category.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
5. PENERAPAN ALGORITMA FISHER-YATES UNTUK MENGACAK SOAL PENERIMAAN FORUM STUDI MAHASISWA INFORMATIKA UNIVERSITAS NASIONAL
- Author
-
Afif Maulana, Fauziah Fauziah, and Ratih Titi Komalasari
- Subjects
e-learning ,fisher-yates ,informatika ,Information technology ,T58.5-58.64 - Abstract
Di masa pandemi ini, pengetahuan menjadi hal tersulit yang bisa didapatkan oleh peserta didik Universitas Nasional, terlebih lagi untuk mahasiswa Informatika yang notabene nya membutuhkan arahan lebih lanjut untuk menempuh bidang ilmu kejuruan. Demikian pula, sistem kurikulumnya, dimana sistem pembelajaran untuk mata kuliah kejuruan telah dihilangkan yang menyebabkan masalah besar terhadap masa depan mahasiswa Informatika dalam menentukan karirnya. Dengan begitu, mahasiswa informatika tidak akan mampu menghadapi tuntutan dunia kerja terhadap mutu pendidikan di Universitas Nasional. Pembelajaran jarak jauh atau e-learning merupakan salah satu solusi yang tepat untuk menunjang kemampuan mahasiswa informatika dalam memilih bidang ilmu kejuruan dalam bentuk forum pelatihan mahasiswa. Pada sistem ini, mahasiswa akan diberikan pilihan untuk memilih tiga bidang kejuruan yang tersedia untuk menentukan ke arah mana mereka akan berlabuh. Pada sistem ini juga, keputusan akan ditentukan berdasarkan soal yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dan di acak menggunakan algoritma Fisher-Yates untuk menghindari kecurangan yang terjadi. Kelebihan algoritma Fisher-Yates terletak pada metode pengacakannya yang efektif dan tidak berulang-ulang dan menghasilkan persoalan yang variatif. Maka dapat disimpulkan bahwa rancang bangun sistem forum pelatihan mahasiswa informatika pada Universitas Nasional dapat menambah minat belajar dan mampu menentukan bidang keilmuan berdasarkan hasil dari kemampuan mereka.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
6. Pelatihan Computational Thinking bagi Guru SMP-SMK Muhammadiyah 2 Kota Semarang
- Author
-
Helmie Arif Wibawa, Ragil Saputra, Priyo Sidik Sasongko, Satriyo Adhy, and Rismiyati Rismiyati
- Subjects
computational thinking ,informatika ,bebras challenge ,Social history and conditions. Social problems. Social reform ,HN1-995 ,Communities. Classes. Races ,HT51-1595 - Abstract
Manusia mempunyai kemampuan bio-komputer yang bermanfaat dalam menyelesaiakan persoalan-persoalan yang dihadapi. Program berfikir yang dimiliki ini dapat dioptimalkan dengan menerapkan sebuah metode yang disebut dengan “Berpikir Komputatif” atau Computational Thinking (CT). CT adalah sebuah metode dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Ketika pendekatan CT diterapkan dalam proses pembelajaran maka akan dapat membantu siswa untuk dapat melihat hubungan antara mata pelajaran, dan kehidupan di dalam dengan di luar kelas. Pengabdian ini berupaya untuk mensosialisasikan dan melakukan pelatihan dan pembinaan ke sekolah-sekolah mengenai metode CT. Tujuan yang diharapkan adalah metode CT ini dapat diimplementasi dalam proses belajar di sekolah yang nantinya akan membantu siswa untuk lebih berpikir secara komputatif. Selain itu juga diharapkan para guru dapat mempersiapkan para siswa untuk bersaing dalam Bebras Challenge Indonesia sebagai ajang kompetisi CT. Kegiatan ini meliputi pemaparan CT, pembahasan soal-soal dengan metode CT, dan pengenalan terhadap Bebras Challenge.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
7. Pembinaan Pola Pikir Komputasi dan Informatika pada Siswa Sekolah Dasar
- Author
-
Sukmawati Nur Endah, Eko Adi Sarwoko, Nurdin Bahtiar, Adi Wibowo, and Kabul Kurniawan
- Subjects
pola pikir komputasi ,soal bebras ,informatika ,Social history and conditions. Social problems. Social reform ,HN1-995 ,Communities. Classes. Races ,HT51-1595 - Abstract
Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah untuk mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika), di kalangan guru dan murid mulai kelas 3 SD, serta untuk masyarakat luas. Berpikir komputasional (Computational Thinking) adalah metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Tantangan bebras menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional. Cara untuk mempromosikan computational thinking adalah dengan menyelenggarakan kegiatan kompetisi secara daring (on line), yang disebut sebagai "Tantangan Bebras" (Bebras Challenge). Tantangan Bebras bukan hanya sekedar untuk menang. Selain untuk berlomba, tantangan Bebras juga bertujuan agar siswa belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba. Pengabdian ini berupaya untuk mensosialisasikan dan melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah mengenai bebras task sehingga harapannya siswanya mampu bersaing untuk ikut dalam Bebras Challenge Indonesia di tahun mendatang. Kegiatan ini meliputi pre test, pembahasan dan post-test terkait soal-soal Bebras (Bebras Task). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata pemahaman pola pikir komputasi dan informatika pada SD Ummul Quro’ sebesar 13,74% untuk siswa kelas IV dan V serta sebesar 10% untuk siswa kelas III.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
8. Efikasi Diri Guru Informatika terhadap Kemampuannya dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (Studi di SMK Negeri 3 Salatiga)
- Author
-
Desindo Anggi, Grifano and Yulia, Hanita
- Subjects
Kurikulum Merdeka ,Informatika ,Efikasi Diri - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Efikasi Diri guru terhadap kemampuannya dalam implementasi mapel Informatika Kurikulum Merdeka. Titik fokus mapel Informatika terdapat pada delapan elemen yang saling menunjang. Salah satu aspek penting yang harus dimiliki guru dalam mengajar adalah efikasi diri, bagaimana keyakinannya dalam mengajarkan kedelapan elemen mapel Informatika. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan teknik wawancara kepada tiga narasumber, yang merupakan guru Informatika di SMK Negeri 3 Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan memiliki efikasi diri yang cukup pada elemen Teknologi Informasi dan Komunikasi, Sistem Komputer, Jaringan Komputer dan Internet, Analisis Data, Dampak Sosial Informatika dan Praktik Lintas Bidang. Efikasi diri guru termasuk tinggi pada elemen Berpikir Komputasional dan efikasi diri masih rendah pada elemen Algoritma dan Pemrograman. This study aims to look at the teacher's Self-Efficacy on his ability to implement the Independent Curriculum Informatics subject. The focus point of the Informatics subject lies in eight elements that support each other. One of the important aspects that a teacher must have in teaching is self-efficacy, how confident he is in teaching the eight elements of the Informatics subject. This qualitative descriptive research uses interview techniques with three informants, who are Informatics teachers at SMK Negeri 3 Salatiga. The results showed that the three participants had sufficient self-efficacy in the elements of Information and Communication Technology, Computer Systems, Computer Networks and the Internet, Data Analysis, Social Impact of Informatics and Cross-Sectoral Practices. Teacher self-efficacy is high on Computational Thinking elements and self-efficacy is still low on Algorithm and Programming elements.
- Published
- 2023
9. Persepsi Guru terhadap Mata Pelajaran Informatika dalam Konsep Kurikulum Merdeka
- Author
-
Prastama Deta, Lucky and Yulia, Hanita
- Subjects
Persepsi ,Kurikulum Merdeka ,Informatika ,Guru - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi guru terhadap mata pelajaran Informatika dalam kurikulum Merdeka Belajar. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan wawancara mendalam sebagai teknik pengambilan datanya. Terdapat tiga orang guru yang merupakan guru Informatika dari SMK Negeri 3 Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru berada dapat dikatakan cukup walaupun masih kurang mendalam. Kedua, manfaat mata pelajaran Informatika yang dirasakan oleh guru adalah peningkatan literasi teknologi baik bagi guru maupun siswa. Ketiga, guru menekankan kesesuaian perangkat pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Keempat, guru dianggap sudah siap namun sekolah belum cukup siap, terutama berkaitan dengan sarana/perangkat teknologi. Kelima, Profil Pelajar Pancasila sudah diintegrasikan dalam proses pembelajaran namun belum dievaluasi. Keenam, guru telah melakukan asesmen formatif dan sumatif dengan berbagai bentuk dan media, namun belum melaksanakan asesmen diagnostik. Terakhir, guru menghadapi kendala dalam penerapan Informatika namun masih bisa diatasi. This study aims to explore teachers' perceptions of the Informatics subject in the Merdeka Belajar curriculum. This qualitative descriptive research uses in-depth interviews as a data collection technique. There are three teachers who are Informatics teachers from SMK Negeri 3 Salatiga. The results of the study show that the teacher's understanding is sufficient even though it is still lacking in depth. Second, the benefits of the Informatics subject felt by teachers are increased technological literacy for both teachers and students. Third, the teacher emphasizes the suitability of learning devices with the needs and characteristics of students. Fourth, teachers are considered ready but schools are not ready enough, especially with regard to technological facilities/equipment. Fifth, the Pancasila Student Profile has been integrated into the learning process but has not been evaluated. Sixth, teachers have conducted formative and summative assessments with various forms and media, but have not carried out diagnostic assessments. Finally, teachers face obstacles in applying Informatics but they can still be overcome
- Published
- 2023
10. Pelatihan Computational Thinking bagi Guru SMP-SMK Muhammadiyah 2 Kota Semarang
- Author
-
Satriyo Adhy, Helmie Arif Wibawa, Rismiyati Rismiyati, Ragil Saputra, and Priyo Sidik Sasongko
- Subjects
computational thinking ,bebras challenge ,lcsh:HT51-1595 ,lcsh:HN1-995 ,informatika ,lcsh:Communities. Classes. Races ,lcsh:Social history and conditions. Social problems. Social reform ,Psychology ,Humanities - Abstract
Manusia mempunyai kemampuan bio-komputer yang bermanfaat dalam menyelesaiakan persoalan-persoalan yang dihadapi. Program berfikir yang dimiliki ini dapat dioptimalkan dengan menerapkan sebuah metode yang disebut dengan “Berpikir Komputatif” atau Computational Thinking (CT). CT adalah sebuah metode dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Ketika pendekatan CT diterapkan dalam proses pembelajaran maka akan dapat membantu siswa untuk dapat melihat hubungan antara mata pelajaran, dan kehidupan di dalam dengan di luar kelas. Pengabdian ini berupaya untuk mensosialisasikan dan melakukan pelatihan dan pembinaan ke sekolah-sekolah mengenai metode CT. Tujuan yang diharapkan adalah metode CT ini dapat diimplementasi dalam proses belajar di sekolah yang nantinya akan membantu siswa untuk lebih berpikir secara komputatif. Selain itu juga diharapkan para guru dapat mempersiapkan para siswa untuk bersaing dalam Bebras Challenge Indonesia sebagai ajang kompetisi CT. Kegiatan ini meliputi pemaparan CT, pembahasan soal-soal dengan metode CT, dan pengenalan terhadap Bebras Challenge.
- Published
- 2020
11. Pembinaan Pola Pikir Komputasi dan Informatika pada Siswa Sekolah Dasar
- Author
-
Eko Adi Sarwoko, Kabul Kurniawan, Adi Wibowo, Sukmawati Nur Endah, and Nurdin Bahtiar
- Subjects
soal bebras ,lcsh:HT51-1595 ,lcsh:HN1-995 ,informatika ,lcsh:Communities. Classes. Races ,lcsh:Social history and conditions. Social problems. Social reform ,pola pikir komputasi - Abstract
Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah untuk mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika), di kalangan guru dan murid mulai kelas 3 SD, serta untuk masyarakat luas. Berpikir komputasional (Computational Thinking) adalah metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Tantangan bebras menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional. Cara untuk mempromosikan computational thinking adalah dengan menyelenggarakan kegiatan kompetisi secara daring (on line), yang disebut sebagai "Tantangan Bebras" (Bebras Challenge). Tantangan Bebras bukan hanya sekedar untuk menang. Selain untuk berlomba, tantangan Bebras juga bertujuan agar siswa belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba. Pengabdian ini berupaya untuk mensosialisasikan dan melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah mengenai bebras task sehingga harapannya siswanya mampu bersaing untuk ikut dalam Bebras Challenge Indonesia di tahun mendatang. Kegiatan ini meliputi pre test, pembahasan dan post-test terkait soal-soal Bebras (Bebras Task). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata pemahaman pola pikir komputasi dan informatika pada SD Ummul Quro’ sebesar 13,74% untuk siswa kelas IV dan V serta sebesar 10% untuk siswa kelas III.
- Published
- 2020
12. Pengembangan Aplikasi Untuk Meramalkan Penjualan Bordir Tasikmalaya Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial
- Author
-
Lies Sunarmintyastuti and Salman Alfarisi
- Subjects
informatika ,lcsh:Electronic computers. Computer science ,lcsh:P87-96 ,lcsh:QA75.5-76.95 ,lcsh:Communication. Mass media - Abstract
Meramalkan produksi bordir untuk penjualan periode berikutnya merupakan hal yang selalu dilakukan oleh para produsen bordir Tasikmalaya. Biasanya para pengusaha bordir menggunakan intuisi diri sendiri berdasarkan data historis dan pengalaman mereka sendiri untuk menentukan jumlah produksi bordir mereka dan menulis sendiri di buku catatan penjualan bordir. Peramalan jumlah produksi merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan penjualan karena dengan nilai peramalan penjualan bisa dijadikan acuan untuk menentukan suatu penjualan produk dimasa yang akan datang. Dalam menentukan nilai peramalan dalam sistem aplikasi ini menggunakan tiga metode penghalusan eksponensial yakni metode penghalusan eksponensial tunggal untuk menentukan peramalan bulan berikutnya, metode penghalusan eksponensial ganda dua parameter dari Holt untuk menentukan nilai peramalan berdasarkan trend, dan metode penghalusan eksponensial tiga kali untuk menentukan nilai peramalan berdasarkan musiman. Selain berisi tentang penghitungan nilai peramalan untuk di masa mendatang, sistem aplikasi ini juga digunakan sebagai media penyimpanan data hasil peramalan dan penjualan bordir serta dapat mencetak data hasil peramalan dan data penjualan.
- Published
- 2018
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.