Helminthiasis is one cause of nutritional anemia that impairs cognitive function, productivity and physical growth and development of children. This paper discuss the nutritional and financial losses caused by the helminthiasis. This study was observational research using cross-sectional design. The population were all primary school children in Nunukan, the number of sample were 1126 school age children enrolled in nine primary health centers working area (Nunukan, Sedadap, Setabu, Sungai Nyamuk, Aji Kuning, Sembakung, Pembeliangan, Mansalong and Sanur) during March to December 2010. Ascaris lumbricoides consume carbohydrates as much as 0.14 g/worm/day and 0.035 g protein/day. While Trichuris trichiura fed on blood as much as 0,005 cc/ worm/day and Hookworm as much as 0.2 cc/worm/day. The price of carbohydrates assumed to be the rice price Rp.7.199,49/kg, the price of protein assumed to be beef price Rp.30.000/kg and blood Rp.250.000/pack 250cc (Rp.1000/cc). The results showed that prevalence of ascariasis was 10.3 percent, trichuriasis 8.97 percent and hookworm 2.93 percent . Based on the calculation of nutrients and financial losses, during 2010 Nunukan suffered loss of carbohydrate of 2068.9 kg/year worth Rp. 14.895.075,- , protein loss of 517.23 kg/year worth Rp.32.530.588,- , and blood loss amounted to 1,220,241.17 cc/year worth Rp.1.220.241.100,- the total financial losses due to helminthiasis amounted to Rp.1.276.666.763,-.Keywords : helminthiasis,nutrition, financial disadvantageABSTRAKKecacingan disebabkan oleh infestasi cacing parasit merupakan salah satu penyebab anemia gizi, dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan, produktivitas, pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mental anak-anak. Kecacingan juga menyebabkan gangguan kemampuan belajar, dan dalam jangka panjang akan berakibat menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Tulisan ini membahas tentang perhitungan kerugian nutrisi dan finansial yang diakibatkan oleh penyakit kecacingan dengan contoh Kabupaten Nunukan sebagai model. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain rancangan potong lintang (cross sectional). Populasi adalah seluruh anak sekolah dasar di Kabupaten Nunukan. Sampel adalah 1126 anak sekolah dasar terpilih di 9 wilayah kerja puskesmas (Nunukan, Sedadap, Setabu, Sungai Nyamuk, Aji Kuning, Sembakung, Pembeliangan, Mansalong dan Sanur) pada bulan Maret-Desember 2010. Hasil pemeriksaan mendapatkan bahwa persentase penderita ascariasis 10,3 persen, trichuriasis 8,97 persen dan penderita hookworm 2,93 persen. Ascaris lumbricoides merampas karbohidrat sebanyak 0,14 gram/ekor/hari dan protein 0,035 gram/ekor/hari. Sedangkan Trichuris trichiura menghisap darah sebanyak 0,005 cc/ekor/hari dan cacing Hookworm menghisap darah sebanyak 0,2 cc/ekor/hari. Perhitungan dalam rupiah, karbohidrat di asumsikan seharga beras Rp. 7.199,49/kg, protein seharga daging sapi Rp. 62.894,25/kg dan darah seharga Rp. 250.000/kantong isi 250cc (Rp.1000/cc). Berdasarkan perhitungan maka didapatkan kerugian nutrisi dan finansial yang dialami oleh Kabupaten Nunukan selama tahun 2010 adalah kerugian karbohidrat sebesar 2.068,9 kg/tahun senilai Rp. 14.895.075,- kerugian protein sebesar 517,23 kg/tahun senilai Rp. Rp 32.530.588,-, kerugian darah sebesar 1.220.241,17 cc /tahun senilai Rp.1.220.241.100,- maka total kerugian financial akibat kecacingan adalah sebesar Rp.1.276.666.763,-. [Penel Gizi Makan 2014, 37(2): 155-160]Kata kunci : kecacingan, nutrisi, kerugian finansial