Search

Vocational education is a form of education that prepares students to be ready to enter the world of work in certain fields of work. Currently, the development of Vocational High Schools (SMK) as providers of formal vocational education programs refers to the Merdeka Curriculum, one of which is to improve the relationship between schools and the world of work through the concept of links and matches between schools and industries. Competency Level Test (UTK) is a vocational education development program in the form of learning and competency testing developed by the Automotive Department of SMKN 1 Blitar. This study aims to determine the effectiveness of UTK quantitatively with indicators of context, input, process, product, and outcome aspects. This research is an evaluation study through a descriptive quantitative approach and survey through the CIPPO model (context, input, process, product, outcome). The population in this study were students and alumni using non-probability sampling techniques. The results showed the percentage of the quality level of the context aspect 97.8%; input aspect 92.2%; process aspect 93.8%; product aspect 96.9%; and outcome aspect 97.2%; meaning that the UTK program of the Automotive Department of SMKN 1 Blitar is effective as a student competency test program., Pendidikan vokasi atau kejuruan adalah bentuk pendidikan yang menyiapkan siswa untuk siap masuk dunia kerja dalam bidang pekerjaan tertentu.Pada saat ini, pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai penyelenggara program pendidikan formal kejuruan, mengacu pada isi dan tujuan program pendidikan Kurikulum Merdeka, serta adanya peningkatan hubungan antara sekolah dan dunia kerja melalui Konsep 8+i Link and Match antara sekolah dan industri. Uji Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan program pengembangan pendidikan vokasi dalam bentuk pembelajaran dan uji kompetensi yang dikembangkan oleh Departemen Otomotif SMKN 1 Blitar. Penelitian ini untuk mengetahui secara kuantitatif seberapa tinggi kualitas aspek context, input, process, product, dan outcome pada program UTK Departemen Otomotif SMKN 1 Blitar. Prosedur penelitian ini adalah menggunakan evaluasi program model CIPPO, melalui pendekatan dan jenis penelitian kuantitatif deskriptif, serta teknik survey menggunakan populasi peserta didik dan alumni, dengan teknik non-probability sampling. Hasil penelitian diperoleh persentase tingkat kualitas untuk aspek context sebesar 97,8%, aspek input sebesar 92,2%, aspek process sebesar 93,8%, aspek product sebesar 96,9%, dan aspek outcome sebesar 97,2%. Artinya program UTK Departemen Otomotif SMKN 1 Blitar dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan sedikit perbaikan.

Vocational High School (SMK) is an appropriate educational institution to develop entrepreneurship education. The development of the concept of learning, continuing, and entrepreneurship (BMW) is a strategy in developing the potential of SMK students to be able to compete globally. However, there are still SMK students, especially TBO graduates in 2023, only 7.9% of 38 students who work according to their expertise competencies. The development of a water slide decal entrepreneurship program is an alternative solution to develop students' potential and skills in entrepreneurship independently. Program development was carried out with the research subject of class XII TBO SMKN 3 Boyolangu. The research design uses the Dick and Carey development model with ten stages, starting from instructional needs analysis to the summative evaluation stage. The development results show that at the expert test stage, the teaching material obtained 93% with a very feasible category, the results of the instructional design expert test 88% with a very feasible category, the results of the small group test obtained 80.3% with a very effective category, and the results of the large group test obtained 83.9% with a very effective category, and the summative evaluation obtained 81% with a very effective category. Based on this exposure, it can be concluded that the implementation of the water slide decal entrepreneurship program development is able to encourage or motivate students in developing an independent spirit of entrepreneurship., Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang tepat untuk mengembangkan pendidikan kewirausahaan. Pengembangan konsep belajar, melanjutkan, dan wirausaha (BMW) merupakan strategi dalam mengembangkan potensi siswa SMK agar mampu berdaya saing global. Namun begitu masih ditemui siswa SMK khususnya lulusan TBO tahun 2023 hanya 7,9% dari 38 siswa yang bekerja sesuai kompetensi keahliannya. Pengembangan program kewirausahaan water slide decal menjadi salah solusi alternatif untuk mengembangkan potensi dan keterampilan siswa dalam berwirausaha secara mandiri. Pengembangan program dilaksanakan dengan subjek penelitian kelas XII TBO SMKN 3 Boyolangu. Desain penelitian menggunakan model pengembangan Dick and Carey dengan sepuluh tahapan, dimulai dari analisis kebutuhan instruksional sampai dengan tahap evaluasi sumatif. Hasil pengembangan menunjukkan pada tahap uji ahli materi bahan ajar diperoleh hasil 93% dengan kategori sangat layak, hasil uji ahli rancangan instruksional 88% dengan kategori sangat layak, hasil uji kelompok kecil diperoleh hasil 80,3% dengan kategori sangat efektif, dan hasil uji kelompok besar diperoleh hasil 83,9% dengan kategori sangat efektif, serta pada evaluasi sumatif diperoleh hasil 81% degan kategori sangat efektif. Berdasarkan paparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pengembangan program kewirausahaan water slide decal mampu mendorong atau memotivasi siswa dalam mengembangkan jiwa kemandirian berwirausaha.

Penelitian ini merupakan penelitian survei pada mahaiswa MBKM. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pengalaman Magang dan Lingkungan Keluarga terhadap Kesiapan Kerja dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Moderasi pada Mahasiswa MBKM Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh pengalaman magang dan lingkungan keluarga terhadap kesiapan kerja dengan motivasi kerja sebagai variabel moderasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 216 mahasiswa. Jumlah sampel diambil menggunakan metode proportionate stratified random sampling sebanyak 141 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan software SPSS versi 25, menunjukkan bahwa (1) Pengalaman magang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja, (2) Lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja. (3) Motivasi kerja tidak dapat memoderasi hubungan antara lingkungan keluarga terhadap kesiapan kerja. Implikasi dalam penelitian ini yaitu dalam upaya meningkatkan kesiapan kerja mahasiswa. Upaya yang dapat dilakukan pihak kementerian pendidikan maupun universitas yaitu harus mempertahankan dan terus meningkatkan program-program magang yang diselenggarakan agar tepat dan sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja saat ini. Kemudian, orang tua harus menciptakan lingkungan keluarga yang positif dan mendukung, serta sebagai mahasiswa harus menumbuhkan motivasi-motivasi kerja yang lebih baik.

Teknik otomotif menjadi jurusan penyumbang pengangguran terbesar yang terdapat pada SMK di seluruh Indonesia. Di sisi lain, teknik otomotif juga mampu menjadi jurusan di SMK yang berkontribusi kedua terbesar terhadap keterserapan kerja. Hal ini terjadi, dikarenakan munculnya fluktuasi yang terjadi di lapangan. Adapun penyebab fluktuasi tersebut diantaranya adalah ketidaksesuaian jurusan, skill yang masih rendah, kompetensi yang disediakan atau dimiliki oleh lulusan berbeda dengan kebutuhan pasar pada dunia usaha dan dunia industri, kurang diperhatikannya kepuasan kerja, serta akses lowongan kerja yang sulit. Dari sekian banyak penyebab fluktuasi, skill lulusan SMK jurusan otomotif patut untuk mendapatkan perhatian khusus. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bengkel-bengkel resmi yang terdapat pada Kota dan Kabupaten Mojokerto yang teknisi sepeda motornya berasal dari lulusan SMK di Mojokerto. Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya bahwa kemampuan penyelesaian masalah mesin yang paling utama dan harus dikuasai oleh teknisi sepeda motor adalah tune up, setting klep, dan bongkar mesin. Sedangkan pada penyelesaian chassis adalah kemampuan dalam memperbaiki serta mengidentifikasi balance pada sepeda motor.

Teknik otomotif menjadi jurusan penyumbang pengangguran terbesar yang terdapat pada SMK di seluruh Indonesia. Di sisi lain, teknik otomotif juga mampu menjadi jurusan di SMK yang berkontribusi kedua terbesar terhadap keterserapan kerja. Hal ini terjadi, dikarenakan munculnya fluktuasi yang terjadi di lapangan. Adapun penyebab fluktuasi tersebut diantaranya adalah ketidaksesuaian jurusan, skill yang masih rendah, kompetensi yang disediakan atau dimiliki oleh lulusan berbeda dengan kebutuhan pasar pada dunia usaha dan dunia industri, kurang diperhatikannya kepuasan kerja, serta akses lowongan kerja yang sulit. Dari sekian banyak penyebab fluktuasi, skill lulusan SMK jurusan otomotif patut untuk mendapatkan perhatian khusus. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bengkel-bengkel resmi yang terdapat pada Kota dan Kabupaten Mojokerto yang teknisi sepeda motornya berasal dari lulusan SMK di Mojokerto. Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya bahwa kemampuan penyelesaian masalah mesin yang paling utama dan harus dikuasai oleh teknisi sepeda motor adalah tune up, setting klep, dan bongkar mesin. Sedangkan pada penyelesaian chassis adalah kemampuan dalam memperbaiki serta mengidentifikasi balance pada sepeda motor.

Teknik otomotif menjadi jurusan penyumbang pengangguran terbesar yang terdapat pada SMK di seluruh Indonesia. Di sisi lain, teknik otomotif juga mampu menjadi jurusan di SMK yang berkontribusi kedua terbesar terhadap keterserapan kerja. Hal ini terjadi, dikarenakan munculnya fluktuasi yang terjadi di lapangan. Adapun penyebab fluktuasi tersebut diantaranya adalah ketidaksesuaian jurusan, skill yang masih rendah, kompetensi yang disediakan atau dimiliki oleh lulusan berbeda dengan kebutuhan pasar pada dunia usaha dan dunia industri, kurang diperhatikannya kepuasan kerja, serta akses lowongan kerja yang sulit. Dari sekian banyak penyebab fluktuasi, skill lulusan SMK jurusan otomotif patut untuk mendapatkan perhatian khusus. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bengkel-bengkel resmi yang terdapat pada Kota dan Kabupaten Mojokerto yang teknisi sepeda motornya berasal dari lulusan SMK di Mojokerto. Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya bahwa kemampuan penyelesaian masalah mesin yang paling utama dan harus dikuasai oleh teknisi sepeda motor adalah tune up, setting klep, dan bongkar mesin. Sedangkan pada penyelesaian chassis adalah kemampuan dalam memperbaiki serta mengidentifikasi balance pada sepeda motor.

Teknik otomotif menjadi jurusan penyumbang pengangguran terbesar yang terdapat pada SMK di seluruh Indonesia. Di sisi lain, teknik otomotif juga mampu menjadi jurusan di SMK yang berkontribusi kedua terbesar terhadap keterserapan kerja. Hal ini terjadi, dikarenakan munculnya fluktuasi yang terjadi di lapangan. Adapun penyebab fluktuasi tersebut diantaranya adalah ketidaksesuaian jurusan, skill yang masih rendah, kompetensi yang disediakan atau dimiliki oleh lulusan berbeda dengan kebutuhan pasar pada dunia usaha dan dunia industri, kurang diperhatikannya kepuasan kerja, serta akses lowongan kerja yang sulit. Dari sekian banyak penyebab fluktuasi, skill lulusan SMK jurusan otomotif patut untuk mendapatkan perhatian khusus. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bengkel-bengkel resmi yang terdapat pada Kota dan Kabupaten Mojokerto yang teknisi sepeda motornya berasal dari lulusan SMK di Mojokerto. Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya bahwa kemampuan penyelesaian masalah mesin yang paling utama dan harus dikuasai oleh teknisi sepeda motor adalah tune up, setting klep, dan bongkar mesin. Sedangkan pada penyelesaian chassis adalah kemampuan dalam memperbaiki serta mengidentifikasi balance pada sepeda motor.