Search

Tourism impact is the multiplier effect. But its development so far caused negative impacts such as the damage to natural environment and degradation of local culture, as happened to tourism in the Baduy tribe. Sustainable cultural tourism and local wisdom-based revitalization in Baduy are necessary. This research aims to dig the value of ‘Saba Budaya Baduy’ as a reference for its revitalization. The research method used is qualitative descriptive. Research result shows that Baduy tribe traditional village has various local wisdom value, both tangible and intangible that can be grouped in the form of historical-philosophical value, the tradition of traditional ceremonies, farming, arts, taking care of nature, community entertainment, and the way of building a home. Aside from having the attraction of scarcity, naturalism, and uniqueness, its local wisdom also holds the value that can be a reference for preservation efforts and the aspects of its revitalization. Revitalization through ‘Saba Budaya Baduy’ refers to the value of local wisdom and sustainable tourism can be implemented to develop Baduy tourism under the desire of the community and protect its sustainability.

Berkembangnya sektor pariwisata sangat rentan terhadap faktorfaktor kerusakan lingkungan alam maupun degradasi nilai-nilai sosial budaya setempat apabila tidak melalui pengelolaan yang baik dan komprehensif. Kearifan lokal selain sebagai daya tarik sebenarnya merupakan pengetahuan asli setempat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Saba Budaya merupakan salah satu nilai-nilai kearifan lokal Suku Baduy. Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplor nilai-nilai Saba Budaya Baduy dalam menjaga lingkungan dari ancaman kerusakan akibat pariwisata dan sebagai modal sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa Saba Budaya merupakan nilainilai kearifan lokal Suku Baduy yang bermakna silaturahmi. Sebagai kearifan lokal, maka bentuk tata nilai, persepsi, perilaku, dan respons masyarakat Suku Baduy pada wisatawan yang datang bermakna silaturahmi pada saudara jauh. Dengan demikian, mereka harus menyambut dan menjamu tamunya (wisatawan). Sebaliknya, pada wisatawan juga berlaku adab dan aturan bertamu yang berlaku di Baduy. Silaturahmi dalam Saba Budaya terkandung nilai-nilai saling menghormati, saling menyayangi, saling menjaga, saling memperhatikan satu sama lain tanpa menghilangkan kesan bersenang-senang seperti halnya tujuan berwisata. Saba Budaya terbentuk dari keresahan dan hubungan kerjasama masyarakat adat Suku Baduy untuk bertindak kolektif dalam menyelesaikan masalah ancaman kerusakan lingkungan alam dan sosial budaya akibat pariwisata, tanpamenghilangkan aktivitas pariwisatanya.