Search

Local wisdom plays a role in helping to face every day challenges. Indonesia's society is multicultural and has a variety of local wisdom. Local wisdom is a product of thoughts, views of life, behavior, habits, and other elements produced by certain communities that show the identity and uniqueness of that community. The diversity of local wisdom can be accessed and cultivated through education because education is a place for the nation's future generations to learn and be guided as citizens and leaders. Through its network of members spread across various parts of the country, Muhammadiyah has established a large number of educational institutions from early childhood to tertiary institutions spread across the archipelago. The motivation is the da'wah of Islam through educational institutions. At the same time, Muhammadiyah carries the spirit of inclusivity as it has organised education for all. It can be said that Muhammadiyah adjusts itself to the local wisdom by accepting students regardless of religious, ethnic, citizenship and economic background. This inclusivity of Muhammadiyah educational institutions is proven by the fact that it is mostly Christian students who attend many Muhammadiyah schools and universities in the eastern parts of Indonesia. The teachers play the most important role in ensuring that a democratic, peaceful and enriching schooling eco-system comes into existence. The training of the teachers and support staff can be perceived as emphasising on three major parts: awareness, knowledge, and skills. [ABSTRACT FROM AUTHOR]

Kemampuan mengajar guru dan adiminisrasi madrasah adalah hal yang harus dikuasai oleh seluruh guru bukan hanya sebagian saja. Pasalnya semuanya mendapatkan tanggungjawab yang sama dalam mengelola madrasah dan Meningkatkan kualitas pendidikan peserta didiknya. Namun tidak meratanya lulusan pendidikan tinggi atau minimnya akses studi lanjut menjadikan stagnasi guru beberapa guru di madrasah oleh sebab itu perlu adanya perhatian khusus yang mengarah kepada guru-guru tersebut dalam rangka pemerataan Keterampilan mengajar profesional. Salah satu Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan microteaching dan kemampuan digital. Kegiatan pengabdian kepad amasyarkat ini bertujuan untuk memfasilitasi pelatihan microteaching dan kemampuan digital. Metode yang digunakan adalah penelitian aksi partisipasif (PAR) melalui pemenuah kebutuhan praktis pada masyarkat. Kegiatan dilakukan dengan rangkatan pemberian pelatihan dan penyampaian materi. Output yang didapatkan dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan keterampilan mengajar profesional guru Madrasah Diniyah dan keterampilan digital guru dengan hasil pembuatan jurnal mengajar para guru madrasah serta penggunaan rapot digital madrasah. Adapun implikasi dari kegiatan peningkatan kemampuan microteaching adalah kualitas pembelajaran jauh lebih baik, para guru madrasah mengikuti standar pengajaran dan pembelajaran, pengembangan kompetensi berkelanjutan. Sedangkan implikasi dari peningkatan keterampilan digital adalah efisiensi administrasi dan Pembelajaran, penguatan kompetensi abad ke-21, transparansi dan akuntabilitas perkembangan siswa Madrasah Diniyah yang diketahui wali murid.

Penelitian ini mengkaji terkait implementasi nilai-nilai filsafat pendidikan dalam mengemban tugas secara profesional pada guru sekolah dasar di Jabodetabek. Profesionalisme guru memiliki peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa. Untuk itu guru dituntut mampu menjunjung tinggi dan mengimplementasikan sikap profesionalismenya sebagai seorang pendidik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik random sampling dalam bentuk angket dengan model skala likert. Pengambilan data dilakukan secara(daring) melalui wadah GoogleForm sejak September-November, Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari data angket survei implementasi nilai-nilai filsafat pendidikan terhadap profesionalisme dalam mengemban tugas bagi guru sekolah dasar, dengan sampel penelitian ini 88 guru, dengan dua indikator profesionalisme dan kode etik sebagai acuan menunjukan sikap profesionalisme dalam kategori sedang dengan persentase yang ditunjukan dari masing-masing indikator dengan skala persentase tertinggi adalah 100%, yaitu ditinjau pada aspek profesionalisme menunjukan persentase sikap profesionalitas dengan kategori sedang sebesar 54,7%, ditinjau pada aspek kode etik menunjukan persentase sikap profesionalitas dengan kategori sedang sebesar 57%. Maka dengan demikian berdasarkan data temuan terkait implementasi nilai-nilai filsafat pendidikan terhadap profesionalisme dalam mengemban tugas bagi guru sekolah dasar menunjukan sikap profesionalisme dengan kategori sedang. Hal ini menunjukan perlu adanya peningkatan motivasi bagi guru dalam upaya pengimplementasian sikap profesionalisme melalui internalisasi nilai-nilai filsafat pendidikan sebagai pedoman profesionalisme guru, baik dalam bentuk program pembinaan guru dan pelatihan kepemimpinan guru.