Search

The significant increase in confirmed cases of COVID-19 necessitates the implementation of preventive measures by the general public to mitigate the risk of contracting the disease. One strategy that can be employed involves the consumption of health supplements. Among the most prevalent health supplements consumed by the public during the COVID-19 pandemic is vitamin C, which is taken to enhance immunity as part of the preventive measures against COVID-19. This research aims to see the effect of providing educational videos on the use of health supplements during the COVID-19 pandemic on the level of community knowledge in the Binawidya sub-district of Pekanbaru. This research is a quasi-experimental research with a non-randomized control group pretest-posttest design with data collection techniques, namely purposive sampling using a Google form questionnaire. In this research, the sample consisted of individuals from the Binawidya sub-district who met the inclusion criteria, totaling 100 respondents. The analysis of the knowledge data revealed a significant impact of educational videos on the utilization of health supplements amidst the COVID-19 pandemic, as evidenced by an obtained P value of 0.000, which is less than the predetermined significance level of 0.05., Kasus terkonfirmasi COVID-19 yang tinggi membuat masyarakat wajib untuk melakukan upaya pencegahan agar terhindar dari paparan penyakit COVID-19. Salah satu cara upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi suplemen kesehatan. Suplemen kesehatan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat saat pandemi COVID-19 yaitu vitamin C dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai salah satu upaya pencegahan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian video edukasi penggunaan suplemen kesehatan saat pandemi COVID-19 terhadap tingkat pengetahuan masyarakat di kecamatan binawidya pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan rancangan non randomized control group pretest posttest design dengan teknik pengambilan data yaitu purposive sampling dengan menggunakan kuesioner google form. Sampel dalam penelitian ini yaitu masyarakat kecamatan binawidya yang telah memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah 100 responden. Hasil analisis data pengetahuan didapatkan bahwa adanya pengaruh video edukasi penggunaan suplemen kesehatan saat pandemi COVID-19 terhadap tingkat pengetahuan masyarakat di kecamatan binawidya pekanbaru yaitu mendapatkan nilai P 0,000 < 0,05.

Hypertension is a chronic disease that cannot be cured, but can be controlled and requires long-term or even lifelong treatment. Hypertension drugs must be taken regularly to control blood pressure and avoid the risk of complications. An important factor in achieving successful hypertension therapy is adherence. Conversely, non-adherence is one of the main factors causing therapy failure. This study aims to determine the level of medication adherence in hypertensive patients at one of the community health centers in Pekanbaru city. This research is an observational study with a descriptive research design using concurrent data collection techniques. The sampling technique in this study was carried out non-randomly using purposive sampling method. The sample in this study were 105 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that most of the respondents were aged 41-60 years (middle adults), female, with junior high school education levels (secondary education) and unemployed employment status. The level of adherence in terms of gender and employment status did not differ much, but based on age and level of education, the older the age and the higher the level of education, the higher the level of adherence, Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol dan membutuhkan pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup. Obat hipertensi harus dikonsumsi secara teratur untuk mengontrol tekanan darah dan menghindari resiko komplikasi. Faktor penting dalam mencapai keberhasilan terapi hipertensi adalah kepatuhan. Sebaliknya, ketidakpatuhan menjadi salah satu faktor utama penyebab kegagalan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di salah satu Puskesmas di kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian secara deskriptif dengan teknik pengumpulan data secara concurrent. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non random dengan metode purposive sampling. Sampel yang menjadi penelitian ini adalah sebanyak 105 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berumur 41-60 tahun (dewasa madya), berjenis kelamin perempuan, dengan tingkat pendidikan SMP – SMA (pendidikan menengah) dan status pekerjaan tidak bekerja, berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa mayoritas tingkat kepatuhan minum obat hipertensi di salah satu Puskesmas di kota Pekanbaru memiliki tingkat kepatuhan sedang. Tingkat kepatuhan dari segi jenis kelamin dan status pekerjaan didapatkan hasil tidak jauh berbeda, namun berdasarkan usia dan tingkat pendidikan semakin bertambah usia dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat kepatuhannya semakin meningkat

Tingginya jumlah pasien skizofrenia di Puskesmas Alah Air perlu mendapatkan perhatian salah satunya tentang pola pengobatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat antipsikotik di Puskesmas Alah Air Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah data rekam medik pasien selama bulan Januari sampai Desember 2021 di Puskesmas Alah Air Kabupaten Kepulauan Meranti. Sampel penelitian berjumlah  81 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  mayoritas pasien skizofrenia berjenis kelamin laki-laki (74,1 %),  dengan rentang usia dewasa awal (18 – 40) tahun yakni sebanyak 60,5 %. Berdasarkan obat antipsikotik yang paling banyak digunakan adalah golongan antipsikotik tipikal dengan obat halloperidol yakni sebanyak 71,6 %. Berdasarkan rute pemberian obat 100% diberikan secara oral. Berdasarkan nama generik dan nama dagang, obat digunakan yaitu generik sebanyak 100%. Berdasarkan terapi tunggal dan kombinasi hasil yang didapatkan terapi kombinasi yaitu 90,1 % dan kombinasi yang paling banyak adalah antipsikotik tipikal dengan tipikal.  Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pola penggunaan obat antipsikotik adalah penggunaan antipsikotik tipikal gerik secara oral dalam bentuk kombinasi, The high number of schizophrenic patients at the Puskesmas Alah Air needs attention, one of which is the pattern of treatment. This study aims to determine the pattern of the use of antipsychotic drugs at the Puskesmas Alah Air, Tebing Tinggi District, Kepulauan Meranti. This research is an observational study with a descriptive design. The data source in this study was patient medical record data during January to December 2021 at the Puskesmas Alah Air. The study sample was 81 patients who met the inclusion criteria. The results showed that the majority of schizophrenic patients were male (74.1%), with an early adult (18-40) year as many as 60.5%. Based on the most widely used antipsychotic drugs, the typical antipsychotic group with halloperidol was 71.6%. Based on the route of administration, 100% of the drugs were given orally. Based on the generic name and trade name, 100% of the drugs used are generic. Based on single and combination therapy, the results obtained are combination therapy, which is 90.1% and the most combinations are typical antipsychotics with typical. The conclusion of this study shows that the pattern of drug use is to use a typical generic antipsychotic orally in a combination form

Prophylactic antibiotics are antibiotics given before, during and up to 24 hours postoperatively in cases where clinically there are no signs of infection, but prophylactic antibiotics are given to prevent surgical site infections, including cesarean section. The purpose of this study was to examine the rationale for the use of prophylactic antibiotics in cesarean section at a PMC hospital Pekanbaru. This type of research is a qualitative study, using descriptive methods and data obtained from medical records retrospectively, using purposive sampling technique on 69 medical records that meet the inclusion criteria. The results showed that the use of prophylactic antibiotics at cesarean section was 66.67% rational and 33.33% irrational. The measured rationality is the right indication (100%), right drug (100%), right patient (100%), right regimen (right dose (95.61%), right frequency (79.82%), right time of administration (100%), the right way of administration (100%) given intravenously), and alert for side effects (100%), Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang diberikan sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak adanya tanda-tanda infeksi, namun pemberian antibiotik profilaksis bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi luka operasi, termasuk pada bedah sesar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat rasionalitas penggunaan antibiotik  profilaksis  pada  bedah  sesar  di  RS PMC Pekanbaru. Jenis  penelitian  ini  adalah  penelitian kualitatif dan data yang diperoleh dari rekam medik secara retrospektif, dengan tehnik purposive sampling terhadap 69 rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik profilaksis pada bedah sesar 66,67 % rasional dan 33,33% tidak rasional. Rasionalitas yang diukur yaitu tepat indikasi (100%), tepat obat (100%), tepat pasien (100%), tepat regimen (tepat dosis (95,61%), tepat frekuensi (79,82%), tepat lama pemberian (100%), tepat cara pemberian (100%) yang diberikan secara intravena), dan waspada efek samping (100%)