108 results on '"P. Pari"'
Search Results
2. ANALISIS KARAKTERISTIK FUNGSI ZEOLIT ALAM AKTIF SEBAGAI KATALIS SETELAH DIIMPREGNASI LOGAM NIKEL
- Author
-
Rina Novia Yanti, Erliza Hambali, Gustan Pari, and Ani Suryani
- Subjects
katalis ,ftir ,nikel ,xrd ,zaa/ni ,zeolit alam ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Catalytic cracking adalah proses konversi dengan memotong rantai karbon molekul minyak menjadi hidrokarbon sederhana. Proses pemutusan rantai hidrokarbon bisa dilakukan dengan cara kimia menggunakan katalis dan gas hidrogen. Jenis katalis yang biasa digunakan dalam industri kimia adalah logam seperti Nikel (Ni), seng (Zn), dan kadmium (Cd). Logam tersebut dapat digunakan sebagai katalis secara langsung, tetapi pada saat proses catalytic cracking akan menyebabkan penggumpalan katalis, sehingga tidak bisa digunakan secara berulang. Oleh karena itu, katalis logam harus diimpregnasi ke dalam bahan pengemban seperti zeolit. Penelitian ini bertujuan mempelajari proses preparasi dan karakterisasi katalis zeolit alam aktif impregnasi logam nikel (ZAA/Ni) yang terdiri atas karakteristikluas permukaan, XRD, dan FTIR serta morfologi untuk mendapatkan katalis yang terbaik. Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit dari Bayah Banten yang sudah diaktifasi. Fungsi katalis sebagai pemutus rantai karbon dapat ditingkatkan dengan adanya pengemban, yaitu logam nikel. Pengembang berperan sebagai tempat tersebarnya inti aktif yang dapat meningkatkan efektifitas katalis, sehingga katalis dapat dipergunakan secara berulang. Hasil penelitian menunjukkan ZAA/Ni, rasio Si/Al yang tertinggi adalah 6,66 yang termasuk katalis intermediate dengan rasio Si/Al = 2 – 10. Luas permukaan katalis terluas adalah pada ZAA/Ni 3 % sebesar 974,44 m2/g, nilai kristalinitas terbesar adalah 70,09%. Zeolit asal Bayah Banten yang sudah diimpregnasi logam nikel dapat digunakan sebagai katalis untuk meningkatkan kualitas (upgrading) bio oil menjadi bahan bakar dengan konsentrasi ZAA/Ni 3%.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
3. PENENTUAN DAN APLIKASI FORMULA PEREKAT NABATI DARI EKSTRAK KULIT KAYU MAHONI PADA LAMINASI KAYU JABON (Anthocephalus cadamba)
- Author
-
Abdurachman Abdurachman, Adi Santoso, and Rohmah Pari
- Subjects
ekstraksi ,formulasi ,limbah kulit kayu mahoni ,tapioka ,terigu industri ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Kebutuhan perekat kayu berbasis fenolik dalam negeri tetap tinggi sedangkan bahan tersebut sampai saat ini merupakan bahan impor, sehingga diperlukan perekat alternatif. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik tanin mahoni dan formulasi efektif perekat alternatif berbahan baku ekstrak kulit pohon mahoni dengan ekstender tepung tapioka dan terigu industri untuk diaplikasikan pada produk komposit atau produk rekatan. Kulit kayu mahoni dipotong berukuran 2 cm x 1 cm x 0,1 cm, diekstraksi dengan air panas (70–80º C) pada perbandingan 1:3 (b/b, bahan/air) selama 3 jam dengan 2 kali pengulangan. Setelah produk ekstraksi disaring, filtratnya dikopolimerisasi menggunakan resorsinol dan formaldehida pada kondisi basa dan suhu kamar untuk menghasilkan resin tanin resorsinol formaldehida (TRF). Campuran tepung tapioka dan terigu industri (1:1 b/b) sebagai ekstender digunakan dalam aplikasi TRF pada pembuatan produk komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak cair kulit pohon mahoni ini dapat dikopolimerisasi membentuk resin yang dapat diaplikasikan sebagai perekat kayu dengan proses kempa dingin. Formula optimum perekat yang diperoleh adalah menggunakan campuran 0,25 mol resorsinol dan formaldehida 1 mol, dengan ekstender 15%, serta katalis (NaOH 40%) sebanyak 4% dari total bobot formula perekat. Karakteristik perekat tanin mahoni menyerupai perekat golongan fenolik tipe eksterior.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
4. KARAKTERISTIK ARANG AKTIF TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT YANG DIMPREGNASI LOGAM NIKEL SEBAGAI KATALIS
- Author
-
Rina Novia Yanti, Erliza Hambali, Gustan Pari, and Ani Suryani
- Subjects
arang aktif ,nikel ,katalis ,tandan kosong kelapa sawit ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Arang aktif yang berasal dari biomassa dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, karena memiliki porositas yang tinggi. Salah satu pemanfaatan arang aktif adalah sebagai bahan baku katalis. Arang aktif dalam penelitian ini berasal dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS ). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik arang aktif yang dimpregnasi logam Nikel (Ni) sebagai bahan baku katalis dalam proses upgrading bio oil. Aktivasi arang TKKS menggunakan larutan asam fosfat (H3PO4) dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20% yang direndam selama 24 jam, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 750°C dan steam uap selama 60 menit. Aktivasi terbaik dari arang aktif menggunakan asam fosfat 10%, selanjutnya diimpregnasi logam nikel dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%. Hasil karakteristik arang aktif impregnasi logam nikel adalah daya serap iodin554-756 mg/g, daya serap metilen biru 38-90 mg/g dan luas permukaan 96-218 m2/g dengan diameter pori 8,48-16,21 µ.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
5. COMPATIBILITY OF FOUR TROPICAL WOOD SPECIES AND SAGO STEM TO CEMENT AND PROPERTIES OF MANGIUM CEMENT BONDED PARTICLEBOARD
- Author
-
Dede Hermawan, Ismail Budiman, Herman Siruru, Jessica Jessica, and Gustan Pari
- Subjects
cement board ,hydration temperature test ,physical properties ,mechanical properties ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
The quality of the cement board depends on the compatibility between cement and particles from lignocellulosic biomass. The purpose of this study was to determine the compatibility between cement and particles from four tropical wood namely mangium (Acacia mangium Willd), teak (Tectona grandis Linn. F.), gelam (Melaleuca leucadendron (L.), dadap (Erythrina variegata L.), and sago stem (Metroxylon sago Rottb.), and to determine the physical and mechanical properties of the mangium cement board produced by adding magnesium chloride (MgCl2) as an accelerator. This research was conducted in two steps. The first step consisted of measuring the hydration temperature of a mixture of cement with particles from the four wood species and sago stems by adding magnesium chloride (MgCl2), with variations of 0%, 2.5%, 5%, and 7.5% based on the cement weight. Two types of mixtures from the first step were then used in the second step, namely the manufacture of cement board. The cement board was made using a weight ratio of mangium particles:cement:water of 1:2.7:1.35. The board is made with a target density of 1.2 g/cm3. Physical and mechanical testing refers to the ISO 8335-1987 standard. The results of the hydration temperature showed that all of the mixtures were classified into “low inhibition”, except for mixture between cement and mangium particles without a catalyst which was included in the classification of “moderate inhibition”. While the results of cement board tests indicate that the cement boards made from mangium wood particles with 5% MgCl2 addition had better properties compared to mangium cement boards without catalysts.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
6. SIFAT KIMIA DAN KUALITAS ARANG LIMA JENIS KAYU ASAL KALIMANTAN BARAT
- Author
-
Lisna Efiyanti, Suci Aprianty Wati, Dadang Setiawan, Saepuloh Saepuloh, and Gustan Pari
- Subjects
arang ,karakterisasi ,kimia kayu ,kumpang ,lignin ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Indonesia memiliki hutan yang cukup luas dengan jenis pohon penghasil kayu yang sangat beragam. Kayu dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk seperti furnitur, kerajinan, konstruksi bangunan serta produk lain seperti arang. Pemanfaatan kayu juga pada umumnya berhubungan dengan sifat fisik, kimia, anatomi maupun mekanik kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia dan ekstraktif lima jenis kayu kurang dikenal asal Kalimantan Barat, yaitu kayu kumpang, bengkulung, sawang, kempili, dan ubar serta pengaruhnya terhadap sifat arang yang terbuat dari jenis-jenis kayu tersebut. Lima jenis kayu tersebut dianalisa komponen kimia serta zat ekstraktif sesuai metode SNI. Kemudian tiap jenis kayu diproses menjadi arang dengan metode pirolisis pada suhu 500°C selama 5 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar selulosa, pentosan, dan lignin kelima jenis kayu tersebut masing-masing berkisar antara 51,53-61,16%; 13,93-17,67% dan 26,55-38,46%. Kadar kelarutan dalam air dingin, air panas, NaOH 1% dan alkohol-benzena masing-masing berkisar antara 0,632-2,640%; 3,28-8,41%; 10,41-19,01% dan 3,38-4,3%. Adapun untuk kadar air, kadar abu dan kadar silika kelima jenis kayu masing-masing berkisar 7,97-9,97%; 0,32-2,14; 0,21-0,68%. Produk arang yang terbentuk dari kelima jenis kayu tersebut telah memenuhi standar persyaratan SNI dengan nilai kadar air, abu, zat terbang, dan karbon terikat masing-masing berkisar antara 0,01-0,69%; 0,59-5,40; 13,95-26,15%; dan 73,05-84%. Produk arang yang memiliki kualitas terbaik berasal dari kayu kumpang.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
7. OPTIMASI TEKNIK PEMURNIAN GLUKOMANAN PADA TEPUNG PORANG (Amorphophallus muelleri Blume)
- Author
-
Gunawan Trisandi Pasaribu, Novitri Hastuti, Lisna Efiyanti, Totok K Waluyo, and Gustan Pari
- Subjects
etanol ,glukomanan ,natrium bisulfit ,porang ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Dari aspek budidaya dan kandungan tepungnya, tepung porang menjadi salah satu sumber pangan alternatif. Saat ini, peningkatan kadar glucomannan menjadi tantangan dalam pengolahan pasca panen porang. Peningkatan kadar glukomanan akan meningkatkan pemanfaatan tepung porang dan membuka pasar tepung porang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknik pemurnian glukomanan yang optimal. Penelitian dilakukan dengan teknik perendaman dengan etanol (30%, 40%, dan 50%) dan natrium bisulfit (2%, 3%, dan 4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik perendaman dengan etanol berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar glukomanan. Pencucian dengan etanol 50% dan NaHSO3 2% dapat meningkatkan glukomanan dari 32,65% menjadi 83,96%. Proses perendaman dengan etanol meningkatkan kadar glukomanan tetapi tidak mempengaruhi kandungan zat besi (Fe) dan kalsium (Ca) tepung porang.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
8. PEMANFAATAN CAMPURAN ARANG AKTIF KAYU Muntingia calabura L. DAN BAKTERI Escherichia coli PADA PENGOLAHAN LIMBAH KROMIUM INDUSTRI ELEKTROPLATING
- Author
-
Endang Sri Lestari, Yusuf Sudo Hadi, and Gustan Pari
- Subjects
adsorpsi ,muntingia calabura ,krom ,biodegradasi ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Keberadaan logam berat krom dari limbah industri elektroplating dapat membahayakan kesehatan manusia, di antaranya menyebabkan kanker dan gagal ginjal. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan upaya pengolahan limbah dengan cara adsorpsi menggunakan arang aktif dari kayu. Tulisan ini mempelajari kondisi optimal uji adsorpsi arang aktif kayu Muntingia calabura dan kemampuan bakteri Escherichia coli melakukan biodegradasi krom (VI) menjadi krom (III) pada pengolahan limbah krom industri elektroplating. Arang kayu dibuat pada suhu 500˚C selama 1 jam dan diaktivasi dengan uap air panas pada suhu 800˚C pada variasi waktu kontak 70-110 menit dengan tekanan 120 dan 150 mBar. Uji adsorpsi dilakukan dengan variasi konsentrasi awal adsorbat 20-100 mg/L, waktu kontak 45-105 menit, dan kecepatan pengadukan 100-300 rpm. Uji biodegradasi menggunakan bakteri Escherichia coli yang diinkubasi di dalam nutrient broth yang mengandung limbah hasil adsorpsi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kondisi optimal uji adsorpsi adalah konsentrasi awal 70 mg/L, kecepatan pengadukan 150 rpm dan waktu kontak pada 75 menit, dengan efektivitas sebesar 86,7%. Efektifitas biodegradasi krom (VI) menjadi krom (III) adalah 98,6%.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
9. KARAKTERISASI DAN POTENSI KATALIS KARBON AKTIF TERSULFONASI LIMBAH KAYU PADA REAKSI HIDROLISIS SEKAM PADI MENGGUNAKAN MICROWAVE
- Author
-
Lisna Efiyanti, Sutanto Sutanto, Nailah Hakimah, Dian Anggraini Indrawan, and Gustan Pari
- Subjects
glukosa ,hidrolisis ,limbah kayu ,karbon aktif tersulfonasi ,katalis ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Biomassa berlignoselulosa merupakan bahan baku berbagai produk yang menjanjikan untuk dikembangkan. Salah satu biomassa berlignoselulosa yaitu limbah yang didapatkan dari sisa penggergajian kayu untuk kepentingan industri, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif yang berfungsi sebagai katalis. Pada penelitian ini, dilakukan proses pembuatan karbon aktif dari limbah campuran kayu kamper dan meranti melalui proses pirolisis suhu 500 °C yang dilanjutkan dengan proses sulfonasi menggunakan H2SO4 10N. Produk karbon aktif tersulfonasi (KA-SO3H) kemudian dikarakterisasi yang meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, karbon terikat, daya jerap iod sesuai SNI 06-3730-1995, keasaman menggunakan adsorpsi amonia, dan gugus fungsi menggunakan analisa FTIR. Selanjutnya karbon aktif tersulfonasi diuji aplikasinya pada reaksi hidrolisis sekam padi menggunakan microwave dengan variasi bobot sekam padi sebesar 2, 4, 6, 8, dan 10 g pada daya 400 dan 600 W selama 5, 7, dan 9 menit. Kadar glukosa filtrat hasil reaksi selanjutnya dianalisis menggunakan metode asam dinitrosalisilat (DNS). Kondisi optimum reaksi hidrolisis diperoleh pada penggunaan katalis karbon aktif tersulfonasi (daya 400 W, rasio sekam padi:katalis 1:8, serta waktu 9 menit) menghasilkan kadar glukosa sebesar 330,51 ppm dengan persen perolehan glukosa 61,97%, dan energi yang diperlukan sebesar 216 kJ.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
10. KETEGUHAN REKAT DAN EMISI FORMALDEHIDA PAPAN LAMINA ROTAN MENGGUNAKAN PEREKAT TANIN FORMALDEHIDA
- Author
-
Rohmah Pari, Abdurachman Abdurachman, and Adi Santoso
- Subjects
rotan ,papan lamina ,perekat tanin formaldehida ,emisi formaldehida ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Produk komposit dari rotan memiliki nilai dekoratif dan berpotensi untuk dikembangkan terhadap minat pasar saat ini. Papan rotan lamina diharapkan dapat digunakan sebagai bahan substitusi mebel kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan papan rotan lamina dari jenis rotan besar berdiameter lebih dari 30 mm dengan perekat berbasis fenol dari kulit kayu mangium, kulit kayu mahoni, dan serbuk kayu gergajian merbau. Papan lamina rotan berukuran 1,5 cm x 7,5 cm x 90 cm terbuat dari lima lapis yang dilabur pada salah satu sisi permukaan dan dikempa panas dengan tekanan spesifik 10 kg/cm2 selama tiga jam. Pengujian produk papan lamina rotan meliputi keteguhan rekat dan emisi formaldehida, serta nilai keteguhan rekat contoh uji dari Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteguhan rekat dan emisi formadehida papan lamina rotan dipengaruhi oleh interaksi jenis bahan baku tanin, suhu kempa dan bobot labur. Kualitas rekat papan rotan terbaik diperoleh pada penggunaan perekat tanin formaldehida mangium berbobot labur 200 g/m2 permukaan dan suhu kempa 100oC, dengan emisi formaldehida yang masih dalam batas aman. Lebih lanjut, dari sekitar 28% papan lamina rotan hasil percobaan, nilai keteguhan rekatnya melebihi nilai keteguhan rekat papan PIRNas yang menggunakan perekat sintetis impor berbasis fenolik.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
11. KARAKTERISTIK BIOPELET DARI LIMBAH PADAT KAYU PUTIH DAN GONDORUKEM
- Author
-
Sofia Mustamu, Dede Hermawan, and Gustan Pari
- Subjects
biopelet ,limbah ,kayu putih ,gondorukem ,nilai kalor ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Biopelet adalah bahan bakar padat yang dihasilkan dari pengempaan biomassa menjadi sumber energi bakar alternatif. Limbah padatan kayu putih dan gondorukem berpotensi untuk biopelet. Kualitas pembakaran biopelet lebih baik dari pembakaran biomassa secara langsung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari ukuran serbuk dan suhu pengempaan yang optimal untuk menghasilkan biopelet berkualitas terbaik dan ramah lingkungan. Limbah padat kayu putih dan gondorukem dicampur dan dijadikan serbuk, dengan ukuran penyaringan 20 mesh, 40 mesh, 60 mesh, dan 80 mesh. Dari masing-masing ukuran serbuk dilakukan pencampuran sebanyak 30 g untuk dicetak dengan perbandingan 70% limbah padat kayu putih dan 30% gondorukem. Pencetakan biopelet dilakukan dengan menggunakan mesin kempa hidrolik bertekanan 526,48 kg/cm2 dengan suhu pencetakan yang diinginkan antara lain 120, 150, 180, 200, 230, dan 260°C. Hasil penelitian menunjukan biopelet yang dibuat dari serbuk berukuran 40 mesh dan suhu pengempaan 230°C menghasilkan biopelet dengan kualitas terbaik. Sifat fisik biopelet yang dihasilkan dari ukuran serbuk 40 mesh dan suhu pencetakan 230°C yaitu kadar air 1,905% ; kadar abu 3,955%; kandungan zat terbang 72,189%; kadar karbon terikat 21,949%; nilai kalor 5097,5 kkal/kg; dan keteguhan tekan 53,746 kgf/cm2.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
12. PEMANFAATAN TEKNOLOGI KERTAS NANO KARBON SEBAGAI PEMBUNGKUS WORTEL
- Author
-
Dian Anggraini Indrawan, Novitri Hastuti, Lisna Efiyanti, and Gustan Pari
- Subjects
kertas ,bambu ,arang aktif ,pembungkus ,bahan pangan ,nutrisi ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Konsumsi kertas Indonesia, termasuk kertas bungkus makanan, diperkirakan meningkat di masa mendatang. Dikhawatirkan kemampuan produksi kertas bungkus domestik suatu saat tidak dapat mengatasi permintaan, karena potensi bahan baku serat berligno-selulosa konvensional (kayu hutan alam) semakin langka dan terbatas. Bahan serat alternatif yang potensinya berlimpah dan belum banyak dimanfaatkan perlu diujicoba, diantaranya bambu. Tujuan penelitian ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber serat alternatif melalui pembuatankertas bungkus dari serat bambu menggunakan teknologi nano karbon sebagai pelindung/pembungkus wortel. Percobaan pembuatan kertas bungkus berteknologi nano untuk wortel dilakukan menggunakan dua jenis serat bambu, yaitu tali (Gigantochloa apus) and ampel (Bambusa vulgaris) secara terpisah. Masing-masing jenis diolah menjadi pulp semi- kimia, lalu ditambahkan bahan aditif partikel arang aktif berukuran nano sebanyak 20% (b/b). Campuran (pulp bambu + arang aktif) dibentuk lembaran dengan target gramatur umum untuk kertas bungkus (60 gram/m2), lalu digunakan untuk membungkus wortel dan diuji sifat fisis-kekuatannya. Arang mengurangi penurunan berat wortel, sehingga berindikasi dapat lebih menjaga kesegaran dan nutrisinya. Kertas asal serat bambu ampel lebih berprospek untuk pengemasan (pembungkusan) wortel dibandingkan asal bambu tali, dalam menjaga kesegaran dan nutrisinya. Penggunaan kertas hasil percobaan untuk membungkus wortel masih lebih baik dibandingkan tanpa pembungkusan, karena dapat mempertahankan kesegaran dan nutrisinya.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
13. KLASIFIKASI MUTU 11 JENIS ROTAN INDONESIA BERDASARKAN KERAPATAN DAN KETEGUHAN LENTUR
- Author
-
Rohmah Pari, Abdurachman Abdurachman, Jasni Jasni, and Titi Kalima
- Subjects
rotan ,kerapatan ,keteguhan lentur ,karakteristik ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Rotan adalah tumbuhan berlignoselulosa yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan furnitur dan barang kerajinan lainnya. Mutu dan karakteristik dari jenis rotan perlu diketahui agar sesuai dengan tujuan pemakaian dan pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi mutu 11 jenis rotan yang belum dimanfaatkan asal Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera berdasarkan sifat fisis (kerapatan) dan sifat mekanis (keteguhan lentur). Pengujian sifat fisis dan mekanis mengacu kepada ASTM D143-94 yang dimodifikasi. Hal ini dilakukan karena rumus pada ASTM berpenampang persegi, sedangkan rotan berpenampang silinder pejal sehingga rumus yang berlaku pada penampang persegi harus diturunkan (dimodifikasi) ke dalam bentuk silinder pejal. Hasil penelitian menunjukkan tiga jenis rotan asal Kalimantan termasuk kelas II – I (Calamus lobbianus), kelas III (Daemonorops fissa) dan kelas IV – III (C. marginatus), sedangkan tiga jenis rotan asal Sulawesi termasuk kelas I (C. robinsonianus), kelas II (C. scleracanthus) dan kelas II – III (C. mindorensis). Selebihnya lima jenis rotan asal Sumatera termasuk kelas I – II (C. rugosus), kelas II–I (C. spectatissimus), kelas I – III (D. longipes), kelas II – III (D. verticillaris) dan kelas III (D. sepal). Hasil tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pemanfaatan rotan dengan kualitas tinggi agar dapat digunakan sebagai komponen furnitur yang menerima beban berat sedangkan rotan dengan kualitas rendah hanya digunakan sebagai komponen beban ringan.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
14. KETAHANAN ALAMI JENIS-JENIS BAMBU YANG TUMBUH DI INDONESIA TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren)
- Author
-
Jasni Jasni, Ratih Damayanti, and Rohmah Pari
- Subjects
Rayap tanah ,pengurangan berat ,jumlah rayap hidup ,kelas ketahanan ,derajat serangan ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Ketahanan alami setiap jenis bambu berbeda sehingga informasi mengenai ketahanan alami setiap jenis bambu penting diketahui sebagai dasar pemanfaatannya. Tulisan ini mempelajari ketahanan alami dan pengelompokan dua puluh jenis bambu terhadap serangan rayap tanah. Dua puluh jenis bambu yang tumbuh dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Kebun Raya Bogor, dan Lampung diuji ketahanannya terhadap rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren berdasarkan SNI 7204-2014. Parameter yang diamati meliputi persentase penurunan berat bambu, persentase jumlah rayap yang hidup, dan derajat serangan secara subyektif. Berdasarkan persentase penurunan berat, tiga jenis bambu termasuk dalam kelas ketahanan I, lima jenis kelas II, tiga jenis kelas III, tujuh jenis kelas IV, dan dua jenis kelas V. Berdasarkan jumlah rayap yang hidup, satu jenis termasuk dalam kelas ketahanan I, empat jenis kelas II, satu jenis kelas III, 11 jenis kelas IV, dan tiga jenis kelas V.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
15. PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF SEBAGAI REDUKTOR EMISI FORMALDEHIDA KAYU LAPIS
- Author
-
Gustan Pari, Adi Santoso, and Djeni Hendra
- Subjects
Arang aktif ,serbuk gergaji kayu ,mangium ,kayu lapis ,emisi formaldehida ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Telah dilakukan penelitian pembuatan arang aktif dari serbuk gergajian kayu Acacia mangium Willd. Arang aktif yang dihasilkan digunakan sebagai reduktor emisi formaldehida pada perekat kayu lapis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah serbuk gergajian kayu mangium untuk dibuat arang aktif dan digunakan sebagai reduktor emisi formaldehida dalam perekat kayu lapis. Sebelum dibuat arang aktif, serbuk gergajian diarangkan dalam pada suhu 500OC. Arang yang dihasilkan diaktivasi secara kimia, fisika dan kombinasinya di dalam tungku baja tahan karat yang dilengkapi dengan pemanas listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas arang aktif yang terbaik diperoleh dari serbuk gergajian kayu mangium yang diaktivasi dengan cara kombinasi oksidasi gas dan kimia dengan rendemen sebesar 53%, kadar air 4,33%, kadar abu 8,17%, kadar zat terbang 5,88%, kadar karbon terikat 83,77%, daya serap terhadap yodium sebesar 960,2 mg/g, metilien biru 135,0 mg/g, benzene 14,59%, kloroform 28,96% dan daya serap terhadap formaldehida sebesar 26,21%. Pencampuran arang aktif pada perekat kayu lapis mampu menurunkan emisi formaldehida pada perekat kayu lapis. Terbukti dari hasil uji emisi kayu lapis tanpa penambahan arang aktif menunjukkan emisi formaldehida sebesar 16,48 ppm, sedang emisi yang dihasilkan dengan penambahan arang aktif sebanyak 5% menurun menjadi 15,36 ppm, tanpa mempengaruhi ketegutan rekat kayu lapis.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
16. PENGARUH LAMA AKTIVASI TERHADAP STRUKTUR KIMIA DAN MUTU ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI SENGON
- Author
-
Gustan Pari, Kurnia Sofyan, Wasrin Syafii, and Buchari Buchari
- Subjects
Arang aktif ,sengon ,struktur ,serbuk gergaji ,XRD ,FTIR ,SEM ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh lama aktivasi terhadap perubahan struktur kimia dan mutu arang aktif. Arang aktif dibuat di dalam retor baja tahan karat yang dilengkapi dengan pemanas listrik pada suhu 850ºC dengan lama waktu reaksi 30, 60, 90 dan 120 menit dengan menggunakan uap air sebagai bahan pengaktif. Evaluasi strukur kimia arang aktif dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri inframerah (FTIR), X-ray difraksi (XRD) dan elektron mikroskop (SEM). Mutu arang aktif terbaik dihasilkan pada arang yang diaktivasi selama 90 menit. Rendemen yang dihasilkan sebesar 13,75%, kadar air 3,03%, abu 23,57% zat terbang 11,12%, karbon terikat 65,31%. Daya serap terhadap iodin sebesar 1003,9 mg/g, benzena 19,10%, formaldehida 40,55% dan metilina biru 282,19 mg/g. Mutu arang aktif yang dihasilkan ini, terutama apabila dilihat dari besarnya daya serap terhadap iodin dan metilina biru memenuhi persyaratan Standar Indonesia. Hasil pengkajian struktur arang aktif dengan menggunakan XRD menunjukkan tinggi (Le) dan jumlah (N) lapisan aromatik meningkat dengan makin lamanya waktu aktivasi, sedangkan lebar (La) lapisan aromatik dan kristalinitasnya (X) menurun dengan jarak antar lapisan (d) stabil. Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa permukaan arang aktif mengandung ikatan C-0 dan C-B, dan hasil analisis SEM menunjukkan jumlah dan diameter pori meningkat dengan makin lamanya waktu aktivasi dan didominasi oleh makropori.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
17. KOMPONEN KIMIA SEPULUH JENIS KAYU TANAMAN DARI JAWA BARAT
- Author
-
Gustan Pari, Han Roliadi, Dadang Setiawan, and Saepuloh Saepuloh
- Subjects
Kayu ,kimia ,lignin ,holoselulosa ,pentosan ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Tulisan ini mengemukakan hasil analisis komponen kimia 10 jenis kayu yang berasal dari hutan tanaman di Jawa Barat. Jenis kayu tersebut adalah ki sereh (Cinnamomum parthenoxylon Meissu), suren (Toona sureni Merr), ki bawang (Melia excelsa Jack.), pulai kongo (Alstonia kongoensis), tusam (Pinus merkusii Jungth), sengon buto (Entorolobium cyclo), kapur (Dryobalanops aromatica), salamander (Grevillia robusta A.cunn), mahoni (Switenia macrophylla King) dan ki lemo (Litsea cubeba Pers). Analisis yang dilakukan mencakup penetapan kadar holoselulosa, lignin, pentosan, abu, kelarutan dalam air dingin, air panas, alkohol benzena dan kelarutan dalam NaOH 1%. Analisis ini merupakan dasar untuk menetapkan kegunaan kayu tersebut terutama sebagai bahan baku pulp kertas. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kadar holoselulosa berkisar antara 64,6 - 69,9%, lignin antara 26,0 - 30,9%, pentosan antara 15,6 - 18%, abu antara 0,2 - 0,9%, silika antara 0,1 - 0,5%. Kelarutan dalam air dingin antara 2,4 - 6,3%, air panas antara 3,0 - 7,3%, alkohol benzena antara 1,5 - 5,75% dan kelarutan dalam NaOH 1% antara 9,1 - 20,7%. Semua jenis kayu yang diteliti mengandung kadar holoselulosa yang tinggi lebih dari 65% yaitu kayu ki sereh, suren, ki bawang, tusam, sengon buto, kapur, salamander, mahoni dan ki lemo, kecuali kayu pulai kongo yaitu 64,6%. Kadar lignin dan abu semua jenis kayu yang diteliti termasuk ke dalam kelas sedang, karena kadarnya ada di antara 18 - 33% untuk kadar lignin dan ada di antara 0,2 - 6,0% untuk kadar abu. Kadar pentosan semua jenis kayu yang diteliti termasuk kelas rendah karena kadarnya kurang dari 21%. Sedangkan kadar zat ekstraktifnya terutama kelarutan dalam alkohol benzena yang termasuk kelas sedang antara 2 - 4% adalah kayu suren, ki bawang, tusam dan ki lemo, dan yang termasuk ke dalam kelas tinggi lebih dari 4% yaitu kayu ki sereh dan pulai kongo, sedangkan yang termasuk kelas rendah kurang dari 2% yaitu kayu sengon buto, kapur, salamander dan mahoni. Berdasarkan atas nilai skor dan hasil uji BNJ (Beda nyata jujur) komponen kimia 10 jenis kayu asal Jawa Barat (Tabel 3) ternyata hanya kayu ki sereh dan pulai kongo yang tidak cocok untuk bahan baku pulp kertas, sedangkan ke delapan jenis kayu lainnya yang terdiri dari kayu suren, ki bawang, tusam, sengon buto, kapur, salamander mahoni dan kayu ki lemo cukup baik untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp untuk kertas dengan menggunakan proses kimia, dan semikimia.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
18. ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU SEBAGAI BAHAN ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS
- Author
-
Gustan Pari, Dudi Tohir, Mahpudin Mahpudin, and Januar Ferry
- Subjects
Serbuk gergaji ,arang aktif ,iodin ,minyak goreng ,asam lemak bebas ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Tulisan ini mengemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari serbuk gergaji kayu dengan proses aktivasi kombinasi antara cara kimia dan fisika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Pengaruh konsentrasi asam fosfat sebagai bahan pengaktif kimia, 2) Pengaruh suhu dan lama waktu aktivasi terhadap mutu arang aktif dan 3) Pengaruh penambahan arang aktif terhadap mutu minyak goreng bekas. Sebelum dibuat arang aktif, terlebih dahulu serbuk gergaji kayu dibuat arang dengan menggunakan tungku semi kontinyu pada suhu 300OC. Arang yang dihasilkan selanjutnya direndam dalam larutan asam fosfat dengan konsentrasi 5,0 dan 10% selama 24 jam. Proses aktivasi dilakukan di dalam retort yang terbuat dari besi tahan karat pada suhu 800, 850, 900OC dengan lama waktu aktivasi masing-masing 30, 60 dan 90 menit. Dalam penelitian ini digunakan larutan (NH4)2CO30,20% sebagai gas pengoksid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas arang aktif serbuk gergaji kayu yang terbaik adalah arang aktif yang direndam asam fosfat 5% pada suhu 900oC selama 30 menit. Pada proses aktivasi tersebut diperoleh rendemen arang aktif sebesar 72,71%, dan arang aktif yang dihasilkan mengandung kadar air 4,23%, kadar zat terbang 5,84%, kadar abu 42,53%, kadar karbon terikat 52,25%, daya serap terhadap kloroform 24,86%, benzena 16,97% dan daya serap terhadap yodium sebesar 668,63 mg/g. Nilai daya serap ini memenuhi syarat Standar Amerika dan arang aktif yang dihasilkan permukaannya lebih bersifat polar sehingga dapat digunakan untuk menyerap polutan yang juga bersifat polar seperti aldehida. Kualitas minyak goreng bekas menjadi lebih baik setelah ditambahkan dengan arang aktif sebanyak 2,5% yang ditunjukkan dengan menurunnya kandungan asam lemak bebas dan bilangan peroksida masing-masing dari 0,27% menjadi 0,17% dan dari 18,87 menjadi 10,96 meq O2/kg. Sedangkan untuk kecerahan warna mengalami peningkatan dari 13,98 menjadi 16,02%. Mutu minyak goreng ini terutama asam lemak bebas dan bilangan perokisda memenuhi syarat minyak goreng yang ditetapkan SNI.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
19. PEMBUATAN PEREKAT FENOLIK DARI LINDI HITAM YANG DIPEKATKAN DENGAN TANIN ATAU FENOL KRISTAL
- Author
-
R Sudradjat, G Pari, and M I lskandar
- Subjects
Lindi hitam, senyawa fenolik, fenol kristal, fenol distilat, fenol formaldehida, formalin, tannin. ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Phenol compounds in waste water of pulp and paper industry are toxic and harmful to environment. Phenol compounds are also an expensive chemical with wide range uses, such as raw materials for the manufacture of phenol formaldehyde glue. This experiment was aimed at looking into appropriate method to cope with the problems of black liquor's phenol by converting it to the most valuable glue largely and widely used in the plywood industries, i.e. phenol-formaldehyde. The experiment was divided into three stages, i.e. (a) recovery of phenol from black liquor after distillation; (b) selecting phenol compounds from another source as an additive to increase the existing phenol concentration in the distilled black liquor; and (c) working out optimum phenol concentration able to develop maximum bonding strength of the phenol-formaldehyde glue. Phenol compounds investigated as an additive to increase distilled phenol concentration are crystal phenol and tannin. The two additives were added in ratio of 1:3, 1:5 and 1:7 (crystal phenol/tannin to distilled phenol). After that, the mixture is reacted with formalin to form phenol formaldehyde glue following standard procedure. The phenol formaldehyde glue was applied to plywood and then was analyzed for moisture content, density and bonding strength. Results showed that phenol crystal addition is better than tannin due to lower in moisture, but higher in density and bonding strength. At all mixture ratio, tannin addition gave lower plywood bonding strength compare to standard (14 kg/cm2), but phenol addition gave higher plywood bonding strength (18-24 kg/cm2). Further experiment should be conducted to use crystal phenol as an additive to increase distilled phenol concentration.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
20. BEBERAPA SIFAT FISIS DAN KIMIA EKSTRAK TANIN
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
The result of study on some physical and chemical properties of tannin ex tractiues prepared by using extraction method is presented in this report. Treatment conditions for tannin extractive were respectively fineness of 40 and 60 mesh, extraction temperature were: 60°C, 80°C, 100°C ahd raw material species for this experiment were Pinus merkusii, Rhizopora apiculata and Acacia decurrens. The result shows that the yield of tannin extroctives ranges from 0,5222,75%, tannin content: 2,9970,76%, moisture content: 0,002225,58%, solubility in cold water: 0,0963,50% and tannin content of residure ranges from 0,193,75%.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
21. KEMUNGKINAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF KULIT KAYU Acacia mangium Willd UNTUK PEMURNIAN MINYAK KELAPA SAWIT
- Author
-
Gustan Pari, Tjutju Nurhayati, and Hartoyo Hartoyo
- Subjects
Mangium ,kulit ,benzena ,iodium ,minyak sawit ,asam lemak bebas ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Dalam tulisan ini akan dikemukakan hasil penelitian tentang pembuatan arang aktif dari kulit kayu Acacia mangium Willd. dengan cara aktivasi uap kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas arang aktif dari kulit kayu Acacia mangium dengan pemakaian bahan pengaktif NH4HCO3 dosis rendah untuk penjemihan minyak kelapa sawit. Sebelum dibuat arang aktif, terlebih dahulu bahan baku dibuat arang pada suhu 500ºC selama 5 jam di dalam retor, selanjutnya arang yang dihasilkan dibuat arang aktif yang dilakukan dalam retor yang terbuat dari baja tahan karat dengan alat pemanas listrik pada suhu 900ºC. Apabila telah mencapai suhu tersebut dilakukan proses aktivasi dengan mengalirkan uap larutan NH4HCO3 selama 60 menit pada taraf konsentrasi 0,0; 0,25; 0,50 dan 0, 75%. Arang aktif yang dihasilkan di uji cobakan untuk menjemihkan minyak kelapa sawit dengan dosis masing-masing 1,0; 2,0; 3,0 dan 4,0 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas arang aktif kulit kayu Acacia mangium yang terbaik adalah arang aktif yang dibuat pada konsentrasi 0,25 % yang menghasilkan rendemen 29,34%, kadar air 14,49%, kadar abu 14,33%, kadar zat terbang 18,32%, kadar karbon 67,35%, daya serap terhadap benzena 23,37%, metilin biru 136,10 mg/g dan daya serap terhadap yodium sebesar 866,23%. Kualitas minyak goreng setelah dimurnikan dengan arang aktif yang dibuat pada konsentrasi NH4HCO3 0,25% menjadi lebih baik yang ditunjukkan dengan berkurangnya kandungan asam lemak bebas menjadi 0,12%, bilangan peroksida 0,47 mg/100g, bilangan iod 10,31 g/100g, kadar zat menguap 0,12% dan kadar kotoran 1,73%.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
22. ANALISIS KOMPONEN KIMIA KAYU MANGIUM PADA BEBERAPA MACAM UMUR ASAL RiAU
- Author
-
Gustan Pari and Saepuloh Saepuloh
- Subjects
mangium ,holoselulosa ,selulosa ,ekstraktif ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Tulisan ini mengemukakan hasil analisis komponen kimia kayu dari kayu mangium pada beberapa macam umur. Analisis yang dilakukan meliputi penetapan kadar holoselulosa, selulosa, lignin, pentosan, abu, silika, kelarutan dalam air dingin, air panas, NaOH 1 % dan kelarutan dalam ethanol benzena. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kadar holoselulosa berkisar antara 72,94-79,01%, selulosa 47,26-50,06%, lignin 20,99-27,06%, pentosan 15,89-17,45%, abu 0,26-0,88 %, silika 0,14-0,34 %. Kelarutan dalam air dingin 3,00-4,17%, air panas 6,02-9,26 %, Na0H 1 % 19,90-21,00% dan kelarutan dalam alkohol benzena berkisar antara 4,50-6,48%. Berdasarkan alas hasil analisis komponen kimia terutama dari kadar selulosa, lignin dan pentosan maka kayu mangium (Acacia mangium Willd) dengan umur 6 tahun, sangat baik untuk dibuat sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
23. SIFAT DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI GAMBUT
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Gambut ,arang aktif ,sifat ,kualitas ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Tulisan ini mengemukakan hasil penelitian pembuatan rang aktif dari gambut. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan bahan baku dan konsentrasi bahan kimia terhadap rendemen dan kualitas arang aktif . Yang dimaksud dengan perlakuan dalam hal ini adalah pengarangan dan pembriketan di mana sebagai pembanding bahan gambut ada yang tidak diarangkan dan tidak dibuat briket. Bahan gambut yang diarangkan ataupun tidak dan baik dibuat briket ataupun tidak mengalami proses aktifasi di dalam retor yang terbuat dari baja tahan karat yang menggunakan elemen listrik sebagai pemanas pada Suhu 900"C. Sebelum aktivasi bahan gambut tersebut direndam dalam bahan kimia H3PO4 pada konsentrasi 0% (tanpa perendaman, sebagai pembanding), 10% dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen arang aktif berkisar antara 19,02- 78,25 %, kadar air antara 6,68 - 13.57 %, kadar abu antara 4,52 -I 5,80%, kadar zat terbang antara 5,16 -7,80 %, kadar karbon antara 81,90 - 90,32%. Daya serap terhadap yodium berkisar antara 593.1 -1152,3 mg/g. metilin biru antara 13,61 - 252,89 mg/g, CHCl3 antara 23.74 - 59,92 %, CCI4 antara 22.I 4 - 66,08% dan luas permukaan antara 50.46 - 937. 72 m2/g. Didasarkan atas besarnya daya serap terhadap yodium maka kualitas arang aktifyang baik untuk digunakan sebagai penjernih larutan adalah arang aktif yang dibuat dari gambut yang tidak dibriket terlebih dahulu dengan konsentrasi H3PO4 sebesar 20 % dan apabila akan digunakan untuk gas maka kualitas arang aktif yang terbaik adalah briket gambut mentah dengan konsentrasi H3PO4 sebesar 10%. Kriteria ini memenuhi persyaratan standard Jepang
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
24. ANALISIS KIMIA 6 JENIS KAYU UNTUK HUTAN TANAMAN INDUSTRI
- Author
-
Gustan Pari and Nurmala Hudaya
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
This paper deals with a chemical analysis of six wood species obtained from industrial plantation Forest. The analysis comprises of the determination of holocellulose. lignin, pentosan, moisture content, ash content, silica content and solubility in cold water hot water, sodium hydroxide and ethanol benzene content. The result shows that holocellulose content ranges from 50.2 - 63.2 percent, cellulose from 42.6 - 56.2 percent. The high. celloluse content are Dipterocarpus haseltii, Diryobalanops lanceollata, Shorea and Agathis ]orantifo1ia. Lignin '(rom .24. 7 - 3'2.4 percent, pentosan from 15.2 - 19.0 percent. ash cotent from 0. 4 - 1. 8 percent. Silica content from 0.1 - a. 2 percent, moisture content from 10.2 - 32.0 percent. Solubility in cold water from 2. 0 - 5.1 percent, hot water from 3.5 - 5.8 percent, in one percent sodium hydroxide from 12.9 - 17. 6 percent and so lubility in ethano1-benzene (1:2) from 5.2 - 13.2 percent. Based on chemical analysis, especially the cellulose contants the ,six wood species for timber estate are suitable as raw material for pulp and paper industry.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
25. AKTIVASI KEMBALI LIMBAH ARANG AKTIY DARI PABRIK GULA KETELA POHON
- Author
-
Gustan Pari and Hartoyo Hartoyo
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
A re-activation study of activated charcoal residue from glucose factory has been undertaken at the FPRDC in Bogor, and the result presented in this paper. The residue was subjected to three different treatments, namely unwashed, and washed with respectively 1 % HCl solution and water. Following the treatment, each residue material was then heated in an el.ectric retort, using four different temperatures : 600, 700, 800, and 900°C for 25 minutes. The response evaluated of activated charcoal are the yield, benzene and iodine adsorption. Bleaching test of sugar was then conducted, and the result compared with that obtained using commercial activated carbon. The result shows that heating temperature of 700, 800, and 900°C gives iodine adsorption value, will above 500 mg/g activated carbon. The benzene adsorption value on the other hand is below 39 percent. The bleaching ability of reactivated charcoal on sugar is similar to that of commercial activated carbon.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
26. PENGARUH PEMBERIAN ARANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum)
- Author
-
Gusmailina Gusmailina and Gustan Pari
- Subjects
Cabai merah, arang, kompos arang sekam Bokasi, media pembanding ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
The experiment has been conducted on utilizing different types of charcoal as growth-stimulating agents by adding each of them to the growing media (i.e. soil stuff) of red pepper plant; and subsequently evaluating their effects on its growth characteristics/ responses. There were three types of agents used and added to the media, i.e. rice-husk charcoal, bamboo charcoal, and sawdust-mixed charcoal. respectively. For comparative purposes, were also measured the growth responses of the red pepper plant whereby its growing media were added with compost as well as the Bokasi rice-husk charcoal compost, besides the ones in the medium without the addition of any growth agents (as control). This experiment revealed some remarkable results. as follows: • Additions of 5 % bamboo charcoal or l 0 % rice-husk charcoal could increase the height growth of the red pepper plant, in comparison with the one grown on the control medium: • Additions of 10 % rice-husk charcoal could increase the stem diameter of the plant by 11 % compared to the one on the control medium; • Likewise, additions of 5 % and 10 % sawdust-mixed charcoal could each increase the stem diameter by consecutively l1 % and 10 %, in comparison with the control; • Additions of 10 % bamboo charcoal brought about the best effect with respect to the increase in the number as well as the weight in red-pepper fruits in their first harvest (i.e. 3-month age), compared to the control: • Additions of 10 % rice- husk charcoal, 5 % bamboo charcoal, and 10 % sawdust-mixed charcoal each brought about also the best effect with respect to the increase in the dry weight of the plant, i.e.consecutively 2.0, 2.0, and 1.8 times as such as that of the control; • Average amount of C02 absorbed by the red- pepper plants for 3 months was 0.10-0.88 gram per plant. The highest C02 absorption was achieved by the corresponding plants with addition of 10 % sawdust-mixed charcoal (i.e. 1.88 gram C02 per plant), followed in decreasing order by the ones added with 10% rice-husk charcoal and 10 % bamboo charcoal (i.e. 1.67 gram C02per plant and 1.34 gram C02 per plant, respectively).
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
27. PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
- Author
-
Djeni Hendra and Gustan Pari
- Subjects
Tandan kelapa sawit ,Arang aktif ,NH4HCO3 ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari tandan kosong kelapa sawit yang berasal dari pabrik minyak kelapa sawit Malingping, Banten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh suhu aktivasi dan konsentrasi bahan pengaktif yang optimal. Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan menggunakan retort pada suhu aktivasi 7500C, 8000C, 8500C dan 9000C. Sebagai bahan pengaktif digunakan larutan NH4HC03dengan konsentrasi 0,10 %, 0,25%, 0,50 % dan tanpa bahan pengaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas arang aktif yang terbaik untuk dipakai dalam pemurnian larutan yang terkontaminasi adalah arang aktif yang dibuat dengan perlakuan suhu aktivasi 800°C dan konsentrasi bahan pengaktif 0,50 % dengan hasil daya serap terhadap iodium 770, 75 mg/g dan memenuhi Standar Nasional Indonesia. Untuk penyerapan gas, kualitas arang aktif terbaik adalah yang dibuat dengan perlakuan suhu aktivasi 8500C dan konsentrasi bahan pengaktif 0,50 %, di mana hasil daya serap terhadap benzena sebesar 37,83% dan lebih besar dari daya serap terhadap benzena yang dipersyaratkan oleh Standar Jepang.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
28. ISOLASI LIGNIN DARI LINDI IUTAM (The Isolation of Lignin from Black Liquor)
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
At the present investigation two lignins taere prepared for the comparison of physicochemical properties. One represent«a lignin o'f)tained by evapomtion and the other represents a lignin isolated by precipitation.For each treatment, the, lignin products was refluxed by ethanol, hot water and unrefluxed. The result shows that the yield of lignin mnges from 21,9838,21 percent, ash content from 29,3151.,83 percent, silica content from 15,4027,71 percent moisture content from 3,198,09, methoxyl content from 0,912,64 percent, pH from 4,015,09 phenol content from 2,147,52 percent, surface area from 29,042,0 m1/gr, lignin content from 67,1180,16 percent and equivalent weight rangesfrom 2512,545277, 78.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
29. ANALISIS KIMIA BEBERAPA KAYU KURANG DIKENAL DARI NUSA TENGGARA BARAT
- Author
-
Gustan Pari and Djeni Hendra
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
This paper deals with chemical analysis of ten lesser known wood species from Nusa Tenggara Bara The analyisi comprises of determination of holocellulose, cellulose, lignin, pentosan, silica, ash, moisture contents and solubility in cold water, hot water, sodium hydroxide and alcohol benzene content. The result shows that holiocellulose content ranges from 53,5 - 68. 8 percent, cellulose from 43. 0 - 62. 3 percent. Low cellulose content was formed in Duabanga molucana. Lignin content varie from 20.2- 24.7 percent, pentomn con- tent from 8.0 15.4 percent. Lignin and pentosan content of all wood species examined were in moderate and low. Moisture content ranged from 10.7 - 25.3 percent, ash content from 0.2 - 2.1 percent, silica from Q. 1-1.0 percent. The solubility in cold water ranged from 3.0 - 10.2 percent, in hot water from 5.4 – 14.1 percent, in one percent of sodium hydroxide solution from 9. 7 - 35.0 percent and in alcohol benzene (1:2) from 1.5-7.0 percent. The extractive contents of Elaeocarpus sphserlcus,Eugenia lineata Palaquium javaneae and Duabanga molucana wood species are having low component cless.flcus microcarpus and Trema orientalia wood sapecia had moderate extractwe component class Ailanthus malabarica, Aathoaspelalus cadamba and eugenia polyantha wood species included in high extractiue component. class Based on chemical analysis especially the cellulose and pentosan content of the 10 lasser known wood species from Nusa Tenggara Barat are suitable as raw material for pulp and peper industry.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
30. PEMBUATAN ARANG AKTIF KAYU KARET UNTUK NAHAN PEMURNI MINYAK DAUN CENGKEH
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
EzperlmentaUtudy on ltmna •activation of rubber wood charcoal (Hewa bnalllMn•) to prodw activated claarooal.• reported in tlu. paper. The PurPo• of tlu. ,...,.ch la to dudy the of tempeniture and reaction time on the activa te
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
31. PENINGKATAN RENDEMEN DAN DAYA SERAP ARANG AKTIF DENGAN CARA KIMIA DOSIS RENDAH DAN GASIFIKASI (Improvement on recovery and quality of activated charcoal through low dossage chemical and gasification treatment)
- Author
-
Hartoyo Hartoyo and Gustan Pari
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Study for improving the recovery and quality of activated charcoal through the combination of chemical and gasification treatments is presented in this paper. The material used in this experiments was charcoal derived from coconut shell. The material was immersed respectively in NaOH, Na2CO3, H3PO4 and ZnCl2 for 24 hours. Charcoal activation was conduted by using steam or combination of steam and mixed C02 and N2. The activated charcoal was produced in a stainless steel retort with electric heater at temperature of 900 - 1000°C. The result shows that the low dossage chemical treatment using NaOH at a concentration of 0,75%, or Na2C03 at a concentration of 0,75%, or ZnCl2 at a concentration of 5%, followed by activation by steam or the combination of steam and mixed C02 and N2.could produce good.quality activated charcoal which fullfils the commercial standard according to JIS. The produced charcoal attained the iodine adsorptive capacity of more than 1050 mg/g. By increasing the concentration of ZnCI2 to 10% or H3P04 to 20 %. followed by steam activation at 900°C - 1000°C, the iodine adsorptive capacity increased to more than 1200 mg/g.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
32. EFISIENSI BEBERAPA MODEL TUNGKU
- Author
-
Djeni Hendra and Gustan Pari
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
The result of investigation of cook stove designs from Palembang, Yogyakarta and Bogor is reported in this paper. Fuel wood used were : Acacia mangium, Acacia auriculiformis and Leucaena glauca. The result shows that the dry wood consumption for high power phase ranges from 0,31 - 0,43 kg, dry wood consumption for low power phase ranges from 0,01 - 0,42 kg, high power phase from 6,12 - 13,23 KW, low power phase from 0,17- 2,98 KW, wood standard consumption from 0,20 - 0,25 kg wood/kg water, flexibility from 2.51 - 21,86 and efficiency ranges from 12,42 - 24,79 %.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
33. ANALISIS KIMIA BEBERAPA JENIS KAYU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR (Chemical analysis of several wood species from East Indonesia)
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
This paper reported the result of chemical analysis of nine wood species from East Indonesia. The analysis comprise of the determination of holocellulose, cellulose, lignin, pentosan, ash content, silica content and the solubility in cold water, hot water, one percent of sodium hydroxide and alcohol benzene extractives. These analysis were conducted to determine their basic characteristics and ultimate uses of the wood. The result showed that holocellulose content ranges from 66,91 - 75,29 %, cellulose from 43,50- 54,72 %, lignin from 24,04 - 33,09 %, pentosanfrom 14,34 - 18,95 %, ash content from 0,38 - 2,13 %, silica content from 0,12 -1,91 %, The solubility in cold water rangesfrom 2, 71 - 8,42 %, hot water from 2,87 - 8,92 %, in NaOH 1 % from 12,34 - 26,65 % and in alcohol benzena (1:2) from 2,42-11,86 %. Based on chemical analysis, especially the cellulose content the 9 wood species from East Indonesian are suitable as raw material for pulp and paper industry. Keywords: IBT, Chemical Component.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
34. KUALITAS ARANG AKTIF DARI 5 JENIS KAYU (Activated charcoal quality from 5 wood species)
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Experimental study on several HTI wood species to produce activated charcoal is reported in this paper. The result showed that the yield of activated charcoal range from 30,35 - 43,25 %, moisture content from 9,23 - 13,34 %, ash content from 1,62 - 6,76 %, volatile matter from 4,94 - 6,65%, fixed carbon from 88,30- 91,73 %, adsorptive capacity of iodine from 1002 - 1130 mg/g and adsorptive capacity of benzene from 33,50 - 44,02 %. Based on adsorptive capacity of iodine, good quality of the activated charcoal was produce from sengon (Paraserienthes falcataria) wood species, this criteria has met the commercial standard requirement of the Indonesian Industrial Standard and Japanese Standard. The quality of the cajeput oil refined with the good quality of activated charcoal experiment shows that the cineol content became 23,17 % from,21,76 %. Key words : HTI timbers, Activated charcoal, Properties, Quality
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
35. PEMBUATAN ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI TUSAM (Pinus merkusii) UNTUK PENJERNIH AIR LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS DAN AIR SUMUR
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Serbuk gergaji tusam ,Arang aktif ,Kualitas air ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Tulisan ini mengemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari serbuk gergaji kayu Tusam (Pinus merkusii) untuk penjernih air. Hasil penelitian sifat arang aktif untuk penjernih air adalah sebagai berikut : Rendemen orang aktif antara 2,02 - 42,38 %, kadar air 4,04 - 9, 78 %, kadar abu 2,02 - 12,37 %, kadar zat mudah menguap 7,21 - 18,94 %, kadar karbon terikat 71,75 - 82,83 % dan daya serap terhadap iodium berkisar antara 676,58 - 963,85 mg/g. Berdasarkan besamya daya serap terhadap iodium, maka kualitas arang aktif yang baik dihasilkan dari serbuk gergaji Tusam dengan waktu reaksi 4 jam dan memenuhi persyaratan Standar Industri Indonesia. Kualitas air dari industri pulp kertas dan air sumur yang telah dijemihkan dengan arang aktif hasil penelitian menjadi lebih baik, terutama untuk ion Fe3+, Mn2+ don Pb2+ kadarnya menjadi turun, tetapi untuk Na+, CJ- dan pH kadarnya menjadi naik dan tetap.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
36. PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SABUT KELAPA SAWIT DENGAN BAHAN PENGAKTIF NH4HCO3 DAN (NH4)2C03 DOSIS RENDAH 1)
- Author
-
Gustan Pari and Ilah Sailah
- Subjects
Sabut kelapa sawit, benzena, iodium, arang aktif, air, Fe, Zn, Mn. ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
This report deals with experimental study on the utilization of palm-tree bast as raw material for activated charcoal. In this regard, the main aim was to study the effect of concentrations of vaporized NH4HCO3and (NH4)2C03 solutions as activating agents (in persentages) on properties of activated charcoal, and to evaluate its use for purifying ground waler In this regard. the vapors might consist of NH3, CO2, and H2O. The manufacture of activated charcoal involved two consecutive stages, i.e. charcoaling and activation. The charcoaling was performed on the palm-tree bast in a retort equipped with electrical heater, followed by the activation stage where by the inside retort temperature was increased to 850ºC. At this temperature, the vapors of both NH4HCO3and (NH4)2C03 were each passed into the retort al several concentrations (i.e. 0.0 %; 0.01%; 0.025%; 0.075%. and 0.1% of either vapor) for 90 minutes at pressure of 0.05 kg/cm2 and on completion the resulting activated charcoal was examined of their inherent properties. It was found out that the activated charcoal with NH4HCO3vapor at 0.01% revealed the most satisfactory properties with respect to its selection for purifying the ground water. The yield of activated charcoal at this vapor percentage was 15.99%, moisture content 0.10%, ash content 31.85%, volatile matter 24.85%, carbon content 43.21%, adsorptive capacity of benzene 13.33 %, of CHCl3 16.28%, of NH3 26.65%. of CCl4 26.64%, of iodine 799.5 mg/g, of methylene blue 136.10 mg/g and surface area 463.41 m2/g. · The ground water afler being purified with this selected activated charcoal revealed the improvement on its qualities. as shown by the decreases in Fe from 4.919 mg/l; to 0.00 mg/I, Zn from 0.031 mg/I to 0.00 mg/I, Mn from 7.780 mg/I to 6.16 mg/I; the increase in pH from 6.99 to 8.00 on and the more transparent in its color.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
37. PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) SEBAGAI BAHAN ADSORBEN
- Author
-
Gustan Pari, Buchari Buchari, and Aminudin Sulaeman
- Subjects
Sengon ,Activated charcoal ,Surface area ,NH4HCO3 ,SEM ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
The characterization of activated charcoal from steam activation of sengon (Paraserianthes falcataria) wood is reported in this paper. The purpose of this investigation was to study the influences of temperature and concentration of chemical activator on the activated charcoal yield and its quality. The activated charcoal was produced in a stainless steel retort with electrical heater at the temperature of 7000C, 8000C and 9000C and for activation used NH4HCO3 with its consentration 0,5; 1,0; 3,0; 5,0 and 10% respectively. The best quality of the activated charcoal produced when the activation temperature was 9000C with the NH4HCO3 1,0 %. The yield of activated charcoal was 5,90%, moisturecontent 6,39 %, ash content 9,15 %, volatile matter 8,81 %, fixed carbon 82,04 %. Adsorptive capacity of iodine was 1154,4 mg/g, NH3 25,08 %, CHCl3 42,28 %, CCl4 51,74 %, benzene 49,10% and methylene blue 138,80 - 319,00 mg/g. Surface area was 1143,7 m2/g. The most abundance of particle size was 4,00 - 5,65 micron and pore volume 16,00 - 22,62 micron. High and diameter pore was 37,49 and 22,52 micron.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
38. MENELAAH SIFAT-SIFAT PRODUK HASIL DESTILASI KERING LIMA JENIS KAYU ASAL KALIMANTAN TIMUR
- Author
-
Gustan Pari, Dadang Setiawan, and Mahpudin Mahpudin
- Subjects
Arang, nilai kalor, ter, destilat, Kalimantan Timur. ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Dry-distillation trials of five wood species from East Kalimantan were conducted at the forest products laboratories. Bogor. and the characteristics of the products (i.e. charcoal, tar and distillate fractions) were assessed to explore their possible uses as a fuel (the source of energy), activated charcoal. carbon-based fibers, metallurgy (smelter), disinfectant, and fertilizer. The distillation was performed in an electrically heated retort. The wood species were consecutively Kayu Arang (Diospyros macrophylla), Nyaling (Mastixia trichotama). Penjalin (Drypetes). Lansat Hutan (Lansium) dan Kayu Gading (Koilodepes sp.). Before conducting the experiment, these wood species were each examined for their specific gravity and calorific values. These species showed variation in their specific gravity (0.51 - 0.93) and calorific values (4465 - 4606 cal/g). Further, the products of distillation revealed some variation in their yielas, i.e. 27.55 - 33. 75 % (for charcoal), 6.53 - 12.89 % (tar). and 47.44 - 71.92 % (pyrolignous liquor). As the charcoal, its moisture content ranged from 0.89 - 1.73 %, ash content from 3.04 - 3.40 %. volatile matter from 19.15 - 20.65 %, fixed carbon from 76.05 - 77.81 %. and charcoal calorific value from 6802 - 7086 cal/g Based on the calorific value. volatile matter, and ash content of their resulting charcoal, the five species tested were all suitable as raw materials for the manufacture of metallurgy charcoal and activated charcoal.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
39. APLIKASI ARANG KULIT KAYU SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TUMBUH ANAKAN Eucalyptus urophylla dan Acacia mangium
- Author
-
Gusmailina Gusmailina, Gustan Pari, and Sri Komarayati
- Subjects
Kulit kayu ,arang ,tusam ,mangium ,media ,pertumbuhan ,anakan ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
One of the alternatives that can be used to develop and have significant prospect to improve the critical or degraded land is through the use or application of charcoal. Charcoal can be used as one ingredient in the media to enhance the growth of plants. particularly still at seedling stage and at the field preparation as well. The application of charcoal sould when they are increase soil pH and improve water and air circulation in the soil, there by stimulating the growth of root and the plants. This report deals with research results of applying two kinds of wood-bark charcoal, i.e. bark charcoal from tusam (Pinus merkusii) and mangium (Acacia mangium), on the media for the growth of Eucalyptus urophylla and Acacia mangium seedlings up to 4,5-month period, respectively. The main objective of this research trial was to assess the effect of applying wood-bark charcoal on the growth of the seedlings. The two kinds of wood-bark charcoal were added at varying concentrations, i.e. 10%, 20%, 30%, 40%, and 50 percent, and 0% as control. The research revealed that the use of both kinds of wood-bark charcoal at 10-30 percent turned out to he the most optimal or suitable for the growth of the two seedlings. For height growth of Acacia mangium seedlings, the best effect was at the application of 10 percent tusam's wood-bark charcoal, where the height increase in the Acacia mangium seedling reached 13.01 percent. i.e.1.9 times greater than the height growth of the control. About the increase in the diameter of the seedling, the best effect was at 10 percent and 20 percent of either tusam's or mangium's wood-bark charcoal. Such diameter increase were almost similar i.e. 0.45 cm and 0.42 cm for tusam's and mangium's wood-bark charcoals, consecutively. For the height growth of Eucalyptus urophylla seedlings, the best effect was at the application 20 percent of tusam's wood-bark charcoal and 30 percent of mangium's wood bark charcoal. The height increases were at 20 percent tusam's wood-bark charcoal and 30 percent mangium's wood-bark charcoal, i.e. consecutively 1.38 and 1.35 times greater than that of the control. Similar phenomena as occurred to in the height increase in Eucalyptus urophylla seedlings also found in the diameter increases of the corresponding seedlings. In this situation, the height increclse was 0.56 cm. The use of tusam's wood-bark charcoal at JO percent offered the best effect on the growth development ofE. urophylla and A. mangium seedlings, i.e. 0.913 grams and 0.496 grams, respectively.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
40. KAJIAN STRUKTUR ARANG DARI LIGNIN
- Author
-
Gustan Pari, Kurnia Sofyan, Wasrin Syafii, Buchari Buchari, and Hiroyuki Yamamoto
- Subjects
Arang ,difraksi ,lignin ,struktur kimia ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Tulisan ini membahas struktur arang dari lignin pada suhu karbonisasi yang berbeda. Proses pembuatan arang lignin dilakukan pada suhu 200, 300, 400, 500, 650, 750 dan 850°C dalam suatu retort yang terbuat dari baja tahan karat yang dilengkapi dengan pemanas listrik Untuk mengetahui perubahan struktur arang yang terjadi dilakukan analisis dengan menggunakan FTIR, XRD dan SEM. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa jarak antar ruang lapisan aromatik (d) dan lebar lapisan aromatik (La) menurun dengan makin meningkatnya suhu karbonisasi, sedangkan untuk tinggi lapisan aromatik (Lc), derajat kristalinitas (X) dan jumlah lapisan aromatik (N) meningkat dengan makin naiknya suhu karbonisasi. Spektrum FTIR dari arang lignin menunjukkan bahwa antara suhu 300-500°C terjadi perubahan struktur kimia dari bahan baku secara nyata. Ikatan OH, dan C=C alifatik menurun dengan naiknya suhu, sedangkan struktur eter dan aromatik makin berkembang. Pada suhu 850°C arang yang dihasilkan mempunyai struktur aromatik yang permukaannya mempunyai gugus C-O-C, C=O dan C- H. Analisis SEM menunjukkan bahwa jumlah dan diameter pori arang meningkat dengan makin naiknya suhu karbonisasi. Kualitas arang yang baik diperoleh pada suhu karbonisasi 500°C yang menghasilkan derajat kristalinitas sebesar 33,90 %, tinggi lapisan aromatik 3.21 nm, lebar lapisan aromatik 10,96 nm, jumlah lapisan aromatik 8,67, jarak antar lapisan aromatik d(002) = 0,35 nm dan d(100) = 0,21 nm dengan diameter pori arang antara 12,6 mm. Arang ini mempunyai sifat keteraturan yang tertinggi, permukaannya bersifat polar, kaku, keras dan struktur porinya makropori
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
41. BEBERAPA SIFAT FISIS DAN KIMIA MINYAK BIJI SAGA LAUT (ADENANTHERA PAVONINA)
- Author
-
Gustan Pari and M Syachri
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
The result of a study on some physical and chemical properties of saga laut seed oil prepared using pressing method is presented in this report. The result shows that the average value of moisture content,' boiling point, specific gravity, iodine number, acid number and saponification value respectively are 0,137 percent, 166, 7 degrees celcius, 0,939, 31.04, 10,33 and 166, 72. Properties of saga laut seed oil appear to be close to tengkawang oil.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
42. HASIL DESTILASI KERING 9 JENIS KAYU DARI MALUKU UTARA
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Destilasi kering ,arang ,karbon ,nilai kalor ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Dalam tulisan ini dikemukakan hasil destilasi kering 9 jenis kayu dari Maluku Utara dengan menggunakan retor listrik. Hasilnya memperlihatkan bahwa rendemen arang berkisar antara 26,00 - 32,98%, ter 5,73 - 10,40 %, cairan destilat 48,20 - 103,97 %, berat jenis kayu 0,39 - 0,89, nilai kalor kayu dan arang 4.095 - 4.277 cal/g dan arang 6.837 – 7.078 cal/g, kadar air 2,75 - 4,03, kadar abu 0,84 - 2, 77, kadar zat terbang 18,75 - 25,76 % dan kadar karbon terikat 69,52 - 15,73 %. Berdasarkan kadar zat terbang dan kadar karbon terikat, maka 9 jenis kayu dari Maluku Utara kecuali kayu Parinari corymbosa dan kayu Dracontomelon cukup baik untuk bahan peleburan logam dan sebagai bahan baku untuk arang aktif.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
43. BEBERAPA SIFAT FISIS DAN KIMIA BRIKET ARANG DARI LIMBAH ARANG AKTIF
- Author
-
Gustan Pari, Djeni Hendra, and Hartoyo Hartoyo
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
The result of a study on briqueting charcoal from activated charcoal residue, prepared by using the hydraulic press process is presented in this paper. The residue : was subjected to two different treatments, namely unwashed and washed with water. Following the treatment, each residue material was mixed with starch adhesive, using four different concentrations: 0 percent, 1 percent, 2 percent and 3 percent, consecutively. The respons evaluated from the briquetted charcoal are the moisture content, ash content, volatile matter, fixed carbon, density, crushing strength and calorific value. The result shows that moisture content ranges from 3,36 - 5,56 percent, ash content from 8,06 - 12,78 percent, volatile matter from 23,56 - 41,28 percent, fixed carbon from 45,9 - 68,38 percent, density from 0,6471-0,7985 gr/cm, crushing strength from 0,79 - 6,33 kg/cm and the calorific values ranged from 5243,25 - 6378,84 cal/gr.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
44. ANALISIS KOMPONEN KIMIA DARI KAYU KURANG DIKENAL DARI KALIMANTAN TIMUR
- Author
-
Gustan Pari, Dadang Setiawan, and Saepuloh Saepuloh
- Subjects
Kata kunci: kayu, kimia. lignin, holoselulosa, pentosane, Kalimantan Timur. ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
This paper reported the results of chemical components of several lesser known wood species from East Kalimantan. The wood species were Kayu Arang (Diospyros macrophylla), Nyaling (Mastixia trichotama), Penjalin (Drypetes), Lansat Hutan (Lansium) and Kayu Goding (Koilodepes).The analysis were comprised of the determination of holocellulose, hemicellulose, -cellulose, lignin, pentosane; ash content and silicate content. The solubilities in alcohol benzene, cold water, hot water and solubility in NaOH 1 % were also covered. These analyses pertaining to the basic wood characteristics were conducted to assess the ultimate utilization of the wood species as such, especially for pulp manufacture. The result showed that holocellulose content ranged from 71.17-81.20 %, hemicelluloce from 27.51-35.88 %, -celluloce from 43.15-48.73 %, lignin from 22.73-33.60 %. Pentosan from 15.28-18. 79 % ash content from 0.5 -1.34 %, and the silicate content from 0.12-0.49 %. Furhter, the solubilities in cold water ranged from I. 79- 3.24 %, hot water from 5.50- 7.21 %, alcohol benzene from 1.62- 3.65 % and solubility in NaOH I% from 14.21-16.90 %. Based on results of chemical analysis. especially with respect to holocellulose, lignin and pentosan content. most wood species are suitable as raw material for pulp and paper industry. For lansat hutan (Lansium sp), kayu arang (Diospiros macrophylla) and gading (Koilodepes) species, their considerable extractive content as shown by high solubilities in the organic solvent should be considered since it could reveal high wax content as well.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
45. ANALISIS KIMIA 9 JENIS KAYU DARI IRIAN JAYA
- Author
-
Gustan Pari, Dadang Setiawan, and Saepuloh Saepuloh
- Subjects
lrian Jaya ,selulosa ,lignin ,pentosan ,ekstraktif ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Tulisan ini mengemukakan analisis komponen kimia kayu dari lrian Jaya sebanyak 9 jenis. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian sifat dasar yang dilaksanakan setiap tahun di Pusat Penelitiaan dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan. Maksudnya adalah untuk mengetahui sifat kayu yang penting seperti sifat .fisis, mekanis dan kimia yang berguna bagi penggunaan kayu. Analisa yang dilakukan meliputi penetapan kadar holoselulosa, selulosa, lignin, pentosan, BJ, air, abu, silika, kelarutan dalam air dingin, air panas, alkohol benzena 1 : 2 dan kelarutan dalam NaOH 1 %. Analisa ini berguna untuk menentukan perkiraan kegunaan kayu seperti untuk pulp dan turunan selulosa. Hasil analisa memperlihatkan bahwa kadar holoselolusa berkisar antara 69,61 - 75,21 %, selulosa 47,33 - 54,80 %, lignin 24,79 - 30,39 %, pentosan 1,18 - 18,48 %, berat jenis 0,36- 0,85 g/cm3 , kadar air 9,20 - 15,44 %, abu 0,79 - 1,90 %, silika 0,33 - 1,07 %, kelarutan dalam air dingin 4,33 - 7,41 %, air panas 4,67- 9,47 %, alkohol benzena (1: 2) antara 1,99 - 9,21 % dan kelarutaan dalam NaOH 1 % antara 18,16 - 30,07 %. Berdasarkan standar FAO untuk pulp, maka 9 jenis kayu dari irian Jaya cukup baik untuk dibuat pulp.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
46. PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI BATUBARA
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
batubara ,arang aktif ,yodiurn ,benzena ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian tentang pembuatan arang aktif dari batubara dengan cara aktivasi uap kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu aktivasi dan konsentrasi bahan pengaktif terhadap hasil dan kualitas arang aktif Proses pembuatan arang aktif dilakukan dalam retor ba}a tahan karat yang dilengkapi dengan pemanas listrik pada suhu 700°C, 800°C, 900°C dan sebagai bahan pengaktif digunakan LaHutan NH4HC03dengan konsentrasi masing-masing 0,0; 0,5; 1,0; 3,0; 5,0 dan 10,0%. Kualitas a rang aktif batubara yang baik, dihasilkan dari arang aktif yang dibuat pada suhu 800°C dengan konsentrasi NH4HC03 5,0 % yang menghasilkan rendemen sebesar 84,5%, kadar air 5,77%, abu 19,74%, zat terbang 6,60%, karbon terikat 73,66%, daya serap terhadap yodium 424,20 mg/g dan daya serap terhadap benzena sebesar 10,17%. Dilihat dari besamya daya serap terhadap yodium dan kadar abu arang aktif batubara, maka bahan pengaktif NH4HC03 kurang baik untuk digunakan sebagai bahan pengaktif dalam pembuatan arang aktif dari batubara. Namun demikian arang aktif dari batubara ini dapat digunakan untuk menjemihkan air.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
47. PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN SENGON (Paraserianthes falcataria) DENGAN CARA KIMIA
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Sengon ,Sawdust ,Activated charcoal ,Cation ,Anion ,Water quality ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Experimental study on Sengon (Paraserianthes falcataria) sawdust to produce activated charcoal for water traetment is reported in this paper. The purpose of this research is to study the effect of raw material and chemical on activated charcoal yield and quality. The result showed that the yield of activated charcoal range from 17,75 - 79,90 %, moisture content from 0,20- 8,85 %, ash content from 1,33 - 23,71 %, volatile matter from 1,14 - 7,22 % , fixed carbon from 72,01 - 86,88 % , adsorptive capacity of benzene from 3 ,04 - 15,85 %, sulphuric acid from 2,45 - 45,66 % and adsorptive capacity of iodine from 374,1 - 601,1 mg/g. Based on adsorptive capacity of iodine, good quality of activated charcoal was produced from Sengon sawdust soaked with Na2C03, this criteria has met commercial standard requirement of the American Water Works Assosiation. The quality of water after treatment with activated charcoal shows that the Fe3 + content range from 0,00 - 0,06 mg/l, Na+ from 42,92 - 81,41 mg/g, Mg2+ from 7,57 - 8,92 mg/l, Mn2+ from 0,00- 0,014 mg/l, Zn2+ from 0,00 - 0,011 mg/g, Ca2+ from 22,85 - 27,75 mg/l, NH4+ from 0,057 - 0,082 mg/l, Ct- from 22,91 - 28,93 mg/l, PO34 from 0,20 - 0,43 mg/l and SO24 .from 2,29- 4,98 mg/l.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
48. PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJI SENGON UNTUK PENJERNIH AIR
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Experimental study on Paraserianthes falcataria sawdust to produce activated charcoal for water treatment is reported in this paper. The purpose of this research is to study the effect of raw material treatment and chemical addition on the activated charcoal yield and quality. The result shows that the yield of activated charcoal range from 22.88 - 35.98 %, moisture content from 1.43 - 5.85%, volatile matter from 9.16 - 15.39 %, fixed carbon from 60,90 - 75.33 %,.ash content from 15.51 - 23.71 % and silica from 8.89- 13.69%. The adsorptive capacity of iodine, benzene and sulfuric acid respectively range from 444.26 - 761.40 mg/g, 1.23 - 8.83 % and 17.40 -35.26 %. Good quality of the activated charcoal was produced from charcoal of sengon sawdust with sodium carbonate as activator. This is especially for the adsorptive capacity of iodine where this criteria has met the commercial standard requirement of the Americoal Water Work Association and the Indonesian Industrial Standard. The quality of water after treatment with the activated charcoal shows that the iron (Fe) content range from 0.00 - 0.09mg/1, calsium (Ca) from 3.35 - 22.66 mg/1, sodium (Na) from 8.80 - 9340.0mg/1, mangan (Mn) from 0.00 - 0.08mg/1, nicel (Ni) from 0.03 - 0.77mg/1, chloride (Cl) from 21.0 - 170.0mg/1, ammonium (NH4) from 0.00 - 0.44 mg / 1 and chemical oxygen demand (COD) range from 21.40 - 61.20 mg / 1
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
49. PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA, SERBUK KAYU, TEMPURUNG DAN TANDAN KELAPA SAWIT
- Author
-
Gustan Pari and Sasa Abdurrohim
- Subjects
Perendaman dalam larutan alkali, pemurnian dengan minyak, absorpsi, transmisi. ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
The aim of this experiment was to learn the properties/characteristics of activated charcoal manufacturedfrom various lignocellulosic materials, i.e. coconut shell, oilpalm bunches, wood sawdust (sawn from mixed forest wood species), and empty oilpalm bunches. At first, each of the four lignocellulosic materials was carbonized into charcoal under the particular conditions, as follows : the materials converted to small particles with 0.3 0.5 cm size, an implementing carbonization temperature at 500oC. The charcoal was activated using the condition: activating temperature at 900oC for 30 minutes, and exercising air flow rate at 800 I,100oC. The variables implemented in this experiment were kinds of raw materials (i.e. 4 kinds as previously mentioned), and soaking in 1 percent NaOH (alkali) for 24 hours which was further compared with the one without soaking. Charcoal properties showed that coconut shell obtained the highest in fixed carbon content, the lowest in volatile matter and ash. Results in activated charcoal analyses showed that coconut shell obtained the highest in yield (50.5%) while the empty fruit bunch was the lowest (29.3%). The coconut shell also obtained the highest in fixed carbon (85.9%) while the lowest was saw dust (69.1%). Soaking treatment showed better quality on most of activated charcoal properties. Coconut shell gave the highest in benzene adsorption (20.17%) and iod adsorption (881.8 mg/g). In general, other raw materials showed low adsorption to benzene, while most of them has been met the AWWA B.600 78 standard or iod adsorption. The CPO refining showed that saw dust activated charcoal gave the best in refining (54.8% transmission) followed by empty fruit bunch, coconut shell and oil palm shell.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
50. PENGARUH UMUR KAYU MANGIUM TERHADAP KUALITAS ARANG AKTIF
- Author
-
Gustan Pari
- Subjects
Arang aktif ,mangiwn ,NH4HC03 ,rendemen ,kapasitas daya serap ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Dalam tulisan ini dikemukakan mengenai hasil penelitian pembuatan arang aktif dari kayu Acacia mangium berdasarkan perbedaan umur dengan cara aktivasi uap kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur kayu mangium dan konsentrasi bahan pengaktif terhadap hasil dan kualitas arang aktif. Proses pembuatan arang aktif dilakukan dalam retor baja tahan karat dengan pemanas listrik pada suhu 900ºC. Umur kayu mangium yang digunakan sebagai bahan baku adalah 4, 5, 6 dan 7 tahun dan sebagai aktivator digunakan larutan NH4CO3 dengan konsentrasi masingmasing 0,1; 0,25; 0,5; 0,75%. Kualitas arang aktif yang terbaik dihasilkan dari arang aktif yang dibuat dari kayu mangium umur 6 tahun dengan konsentrasi NH4C03 sebesar 0,10%. Rendemen yang diperoleh sebesar 37,19%, kadar air 12,74%, kadar abu 2,08%, kadar zat mudah menguap 14, 66%, kadar karbon terikat 183,28%. Daya serap terhadap iodium sebesar 1081,19 mg/g, benzena 29,39%, CHCL3 40,19%, metilin biru 199,23 mg/g dan luas permukaan sebesar 738,0 m2/g.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.