Search

Abstract Aims It is increasingly recognized that the presence of comorbidities substantially contributes to the disease burden in patients with heart failure (HF). Several reports have suggested that clustering of comorbidities can lead to improved characterization of the disease phenotypes, which may influence management of the individual patient. Therefore, we aimed to cluster patients with HF based on medical comorbidities and their treatment and, subsequently, compare the clinical characteristics between these clusters. Methods and results A total of 603 patients with HF entering an outpatient HF rehabilitation programme were included [median age 65 years (interquartile range 56–71), 57% ischaemic origin of cardiomyopathy, and left ventricular ejection fraction 35% (26–45)]. Exercise performance, daily life activities, disease‐specific health status, coping styles, and personality traits were assessed. In addition, the presence of 12 clinically relevant comorbidities was recorded, based on targeted diagnostics combined with applicable pharmacotherapies. Self‐organizing maps (SOMs; www.viscovery.net) were used to visualize clusters, generated by using a hybrid algorithm that applies the classical hierarchical cluster method of Ward on top of the SOM topology. Five clusters were identified: (1) a least comorbidities cluster; (2) a cachectic/implosive cluster; (3) a metabolic diabetes cluster; (4) a metabolic renal cluster; and (5) a psychologic cluster. Exercise performance, daily life activities, disease‐specific health status, coping styles, personality traits, and number of comorbidities were significantly different between these clusters. Conclusions Distinct combinations of comorbidities could be identified in patients with HF. Therapy may be tailored based on these clusters as next step towards precision medicine. The effect of such an approach needs to be prospectively tested.

Dengan Perkembangan teknologi yang begitu cepat sangat memperngaruhi masyarakat diseluruh dunia menjadi sensitif pada semua informasi termasuk pasar saham dan uang. Di Indonesia, jumlah ketertarikan pada dunia saham dan pasar uang sangat meningkat dengan signifikan untuk menjadi investor, tanpa mereka ketahui dengan benar. Dengan kecepatan informasi dimedia sosial, masyarakat langsung bergabung tanpa mempelajari atau diedukasi tentang resiko yang dihadapi. Ketika pasar tidak begitu baik. Ada beberapa hasil yang tidak bisa terima dan mereka tidak mengetahui cara mengatur atau menghadapi resiko tersebut. Sehingga hasilnya, banyak uang diinvestasikan menjadi berkurang bahkan hilang. Dengan adanya kejadian seperti ini, sosialisasi ini berfokus pada generasi Z yang ada di kota Pekanbaru. Kegiatan ini memaparkan bagaimana pengenalan pada pasar saham dan uang dan bagaimana cara mengatur resiko. Metode dalam sosialisasi ini menggunakan daring atau zoom meeting yang dikuti oleh 27 peserta. Dari hasil kusioner masih terdapat 74% belum mengetahui atau bergabung dalam investasi saham atau forex. Dari analisis t-test terdapat perbedaan hasil pemahaman antara pre test dan postest. Dan juga minat berinvestasi dipasar saham masih tinggi secara keinginan sendiri, dikuti oleh adanya iklan dan influencer saham yang memperngaruhi orang-orang untuk menjadi investor, lalu ajakan atau ikut-ikutan teman. Sehingga seluruh peserta juga menginginkan pelatihan atau workshop secara mendalam mengenai pasar uang dan saham