Pemanfaatan tumbuhan sebagai alternatif pengobatan banyak ditemukan di masyarakat desa. Salah satunya Desa Pagersari yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Desa ini terletak di bagian utara Tasikmalaya. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di sana merupakan petani, sehingga lingkungannya masih relatif dikelilingi oleh pesawahan yang sebagian besar lahannya dipakai untuk padi, palawija, sayuran dan tanaman lainnya. Selain itu masyarakat di kalangan ibu rumah tangga juga sering menanam tanaman obat di pekarangan rumah. Namun, pemanfaatannya masih belum optimal karena kurangnya pengetahuan dalam mengolah potensi sumberdaya yang dimiliki. Salah satu tanaman yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah pegagan yang banyak tumbuh di Desa Pagersari. Pegagan berkhasiat untuk meningkatkan imun, membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, kecantikan, dan lain-lain. Pegagan ini dapat dijadikan masker yang dapat digunakan kapan saja sebagai penunjang kecantikan atau penunda penuaan dini. Masker pegagan bisa dikemas dalam bentuk menarik menjadi masker wajah. Selain itu teh pegagan ini terjamin proses pembuatanya karena melalui tahapan yang sudah sesuai dengan syarat P-IRT. Program pengabdian masyarakat (Pengembangan Masyarakat Desa Binaan) ini menginisiasi pembuatan masker pegagan yang ditanam sendiri serta siap digunakan kapan saja. Masyarakat Desa Pagersari akan dibina melalui penyuluhan dan praktik pembuatan masker pegagan dari mulai pengolahan tanaman obat hingga berbentuk kemasan sehingga bisa dijadikan produk industri rumah tangga (P-IRT) sebagai bukti bahwa produk tersebut terjamin dan aman. Program ini dapat membantu pengembangan tanaman pegagan di Desa Pagersari yang dapat dijadikan sebagai produk kosmetik dan penunjang kecantikan untuk selanjutnya dapat dikemas dalam bentuk kemasan yang menarik dan dapat dijual sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat. Kata kunci: Pegagan, Desa Pagersari, masker ABSTRACT The use of plants as alternative medicine is found in many rural communities. One of them is Pagersari Village which is one of the villages in Pagerageung District, Tasikmalaya Regency. This village is located in the northern part of Tasikmalaya. Most of the livelihoods of the people there are farmers, so the environment is still relatively surrounded by rice fields, most of which are used for rice, secondary crops, vegetables and other crops. In addition, people among housewives also often plant medicinal plants in their yards. However, its utilization is still not optimal due to lack of knowledge in processing the potential of its resources. One of the plants that has not been used optimally is pegagan which grows a lot in Pagersari Village. Pegagan is efficacious for increasing immunity, cleansing the blood, improving blood circulation, beauty, and others. Pegagan can be used as a mask that can be used at any time to support beauty or delay premature aging. Pegagan masks can be packaged in an attractive form into a face mask. In addition, pegagan tea is guaranteed to be made because it goes through stages that are in accordance with the P-IRT requirements. This community service program (Development of Fostered Village Community) initiates the manufacture of pegagan masks that are self-grown and ready to be used at any time. The community of Pagersari Village will be fostered through counseling and the practice of making pegagan masks from processing medicinal plants to packaging so that they can be used as home industry products (P-IRT) as proof that the product is guaranteed and safe. This program can help the development of pegagan plants in Pagersari Village which can be used as cosmetic and beauty support products which can then be packaged in attractive packaging and can be sold so as to improve the community's economy. Keywords: pegagan, Pagersari village, mask