1. Stres psikososial dan kejadian kandidiasis vulvovaginalis pada wanita pekerja seks di Banyumas
- Author
-
Leyna Chunaifa, Baning Rahayujati, and Yayi Suryo Prabandari
- Subjects
Research design ,medicine.medical_specialty ,Multivariate analysis ,Obstetrics ,Incidence (epidemiology) ,stres psikososial, kandidiasis vulvovaginal, wanita pekerja seks, case control, Kabupaten Banyumas ,Case-control study ,General Medicine ,Odds ratio ,Logistic regression ,Confidence interval ,stress psychosocial ,candidiasis vulvovaginal ,female sex worker ,case control ,Holmes and Rahe stress scale ,medicine ,Psychology ,Cartography - Abstract
Psychosocial stress and vulvovaginal Candidiasis among female sex workers in Banyumas PurposeThis study aimed to determine the relationship between psychosocial stress with candidiasis vulvovaginalis (KVV) incidence in female sex workers (FSW).MethodsThe research design was a case control study conducted in health center clinics in the Banyumas District. The sample size was 164 FSW (82 cases & 82 control). The research instrument was structured questionnaires, Social Readjustment Rating Scale (SRRS), laboratory equipment and microscopes for inspection KVV. Data analysis used logistic regression tests to calculate odds ratios (OR), confidence interval (CI), and p value.ResultsThe multivariate analysis showed that stress was not KVV risk factors, and the risk factors that contribute to the occurrence of KVV in FSW were oral sex (OR = 3.31, 95% CI = 1.60 to 6.83, p-value = 0.001) and smoking more than 10 cigarettes/day (OR = 2.33, 95% CI = 1.2 to 4.59, p-value = 0.014).ConclusionsThe risk factors of KVV were oral sex and smoking ≥ ten cigarettes/day. We recommend to avoid oral sex and smoking < ten cigarettes/day to avoid the risk of KVV infection., Latar belakang: Kandidiasis vulvovaginal (KVV) adalah infeksi mukosa yang disebabkan oleh spesies Candida dan merupakan salah satu masalah klinis yang paling umum pada wanita usia produktif. Wanita pekerja seks (WPS) merupakan kelompok berisiko tinggi untuk mengalami KVV. Prevalensi KVV di Indonesia pada WPS berkisar antara 12-33%. Kejadian KVV pada WPS di Kabupaten Banyumas tahun 2011 (33,3%5), 2012 (54,6%), 2013 (61%). Stres dapat melemahkan sistem imun, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit termasuk KVV. WPS juga memiliki kerentanan terhadap stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres psikososial dengan kejadian KVV pada WPS.Metode: Penelitian analitik observasional dengan rancangan case control dilakukan di klinik IMS di Kabupaten Banyumas. Besar sampel sebanyak 164 WPS (82 kasus dan 82 kontrol). Instrumen penelitian adalah kuesioner terstruktur, kuesioner stress Social Readjustment Rating Scale (SRRS), timbangan berat badan, mikrotoise, serta peralatan laboratorium dan mikroskop untuk pemeriksaan KVV. Analisis data menggunakan logistic regression untuk menghitung nilai odds ratio (OR), confidence interval (CI), dan p-value. Hasil: Hasil analisis multivariabel menunjukkan bahwa stres tidak signifikan secara statistik. Analisis multivariabel menunjukkan bahwa faktor risiko yang berkontribusi dalam terjadinya KVV pada WPS adalah melakukan hubungan seksual dengan seks oral (OR = 3,31, 95% CI = 1,60-6,83, p-value = 0,001) dan merokok lebih dari 10 batang/hari (OR = 2,33, 95% CI = 1,2-4,59, p-value = 0,014).Kesimpulan: Faktor risiko KVV adalah hubungan seksual dengan seks oral dan merokok ≥ 10 batang/hari. Direkomendasikan untuk menghindari hubungan seksual dengan cara seks oral dan merokok dengan jumlah < 10 batang/hari untuk menghindari risiko infeksi KVV.
- Published
- 2017