1. The Contextuality of Tafsir Ma'ālim al-Tanzīl by al-Baghawī (Revisiting Tradition and Embracing Modern Values)
- Author
-
Riki Noviandi, Muhammad Naufal Hakim, Masruchan Masruchan, and Mokh. Fatkhur Rokhman
- Subjects
kontekstualitas ,tafsir klasik ,ma‘ālim al-tanzīl ,al-baghawī ,Islam ,BP1-253 - Abstract
Penelitian ini dilakukan berangkat dari dua fakta: (1.) tesa Mufasir periode modern yang cenderung menstigma tafsir klasik sebagai tafsir yang syarat subjektivitas mazhab dan keilmuan, yang kemudian dari kritik ini lahir konsep al-Qur’an sebagai hudan; (2.) ditemukan bahwa konsep al-Qur’an sebagai hudan telah disinggung oleh Mufasir klasik, sebagaimana yang dituliskan oleh al-Baghawī dalam mukadimah tafsirnya. Oleh sebab itu, penelitian ini hendak menawarkan anti-tesa atas “stigma negatif” terhadap tafsir klasik yang dinilai tidak kontekstual dengan menempatkan kitab tafsir Ma‘ālim al-Tanzīl karya al-Baghawī sebagai objek materi. Menggunakan pendekatan filosofis, teori karakteristik tafsir Fahd al-Rūmī, dan metode kritik-analitis, penelitian ini menghasilkan bahwa tafsir Ma‘ālim al-Tanzīl memiliki karakteristik dengan digunakannya metode tafsir bi al-Ma’thūr yang berpegang teguh pada tradisi penafsiran salāf, yaitu tafsir al-Qur’ān bi al-Qur’ān, bi al-Hadīth, bi Qawl al-Ṣaḥabī, dan bi Qawl al-Tābiīn. Selain berbasis riwayat, tafsir ini juga mengambil penafsiran dari qiraah al-Qur’an dan analisis al-‘ulūm al-‘Arabiyyah. Meski berpegang pada tradisi, letak kontekstualitas tafsir Ma‘ālim al-Tanzīl bukan berada pada tafsir yang secara langsung menjawab problem kontemporer, tetapi terletak pada tersingkapnya nilai-nilai moral-universal yang masih relevan dengan konteks kekinian.
- Published
- 2024
- Full Text
- View/download PDF