Back to Search Start Over

FENOLOGI DAUN Dicksonia blumei (Kunze) Moore DI KEBUN RAYA 'EKA KARYA' BALI, INDONESIA

Authors :
Siti Fatimah Hanum
Source :
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 16:1-8
Publication Year :
2019
Publisher :
Asosiasi Peneliti dan Teknisi Kehutanan dan Lingkungan Hidup Indonesia, 2019.

Abstract

Sari ABSTRACT Dicksonia blumei (Kunze) Moore is one type of tree ferns that can be utilized as medicinal and ornamental plant. However, literature on phenology research of this species, is very limited even to date. The purpose of this research is to understand the phenology phase of D. blumei and to analyze the correlation of each phenology phase to climate factor, particularly temperature and rainfall. This information is expected to support D. blumei's reintroduction activities. The phenology of D. blumei in Eka Karya Bali Botanical Garden was observed from May 2015 to May 2016 using 30 plant samples. Several samples produced sterile and fertile leaves during observation. Phenological phases include frond emergence, leaf development, leaf maturation (characterized by spore), leaf senescence and mature spore formation until spore release. The number of developed leaves was less than the number emerged frond, while the number of whitered leaves was less than the number of matured leaves. The average number of days needed from frond to withered phase was 254.3l ± 6.8 days. Leaf development phase was negatively correlated with temperature, while leaf senescence phase was positively correlated with rainfall. Fertility and leaf production were not correlated with climate factors or seasonal variations. These results show that phenological rhythms of D. blumei were not influenced by climate variations. ABSTRAK Dicksonia blumei (Kunze) Moore merupakan jenis paku pohon yang memiliki kegunaan sebagai tanaman obat dan hias. Namun demikian, sampai saat ini belum banyak literatur yang membahas fenologi jenis paku tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fase fenologi D. blumei dan menganalisa hubungan setiap fase fenologi dengan faktor iklim (suhu dan curah hujan). Informasi ini diharapkan dapat mendukung kegiatan reintroduksi D. blumei. Fenologi D. blumei diamat i selama satu tahun (Mei 2015 sampai Mei 2016) menggunakan 30 sampel tanaman di Kebun Raya “Eka Karya”Bali. Beberapa sampel menghasilkan daun steril dan fertil selama pengamatan. Fase fenologi meliputi munculnya daun, perkembangan daun, daun dewasa yang ditandai adanya spora, daun layu dan terbentuknya spora matang hingga lepasnya spora. Jumlah daun yang berkembang lebih sedikit dibanding jumlah daun yang muncul, dan jumlah daun yang layu lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah daun yang sudah dewasa. Total jumlah hari yang dibutuhkan dari fase daun muncul hingga fase layu adalah 254,31 ± 6,8. Fase perkembangan daun berkorelasi negat if dengan suhu, sementara fase daun layu berkorelasi posit if dengan curah hujan. Namun, produksi daun dan pembentukan spora tidak dipengaruhi oleh faktor iklim atau variasi musiman. Hal ini memperlihatkan bahwa fenologi D. blumei tidak dipengaruhi oleh variasi musiman.

Subjects

Subjects :
General Medicine

Details

ISSN :
24428930 and 18296327
Volume :
16
Database :
OpenAIRE
Journal :
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Accession number :
edsair.doi...........dc8be7bb0e72e52e2609008e3c05d60f
Full Text :
https://doi.org/10.20886/jpht.2019.16.1.1-8