Back to Search Start Over

Transesterifikasi In Situ Minyak Biji Pepaya Menjadi Metil Ester dengan Co-Solvent N-Heksana Menggunakan Microwave

Authors :
Adi Sintoyo
Elvianto Dwi Daryono
Rendi Chandra Gunawan
Source :
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol 4, Iss 1, Pp 17-26 (2020)
Publication Year :
2020
Publisher :
Politeknik Negeri Malang, 2020.

Abstract

Dalam berat kering biji pepaya mengandung minyak hingga 30% sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Transesterifikasi in situ merupakan langkah sederhana dalam menghasilkan biodiesel yaitu dengan cara mengeliminasi proses ekstraksi dan pemurnian minyak sehingga dapat menghemat biaya produksi dan memberikan hasil yang memuaskan. Reaksi satu fase dapat dibentuk dengan menambahkan co-solvent yang dapat meningkatkan kelarutan minyak. N-heksana merupakan co-solvent yang paling baik karena murah, tidak reaktif dan bertitik didih rendah (68 o C) sehingga dapat dipisahkan secara co-distilasi bersama-sama dengan metanol. Gelombang mikro dapat merambat melewati cairan sehingga proses pemanasan akan berlangsung lebih efektif dan proses pembuatan biodiesel dapat dilakukan lebih singkat. Pada penelitian ini variasi daya yang digunakan adalah 30%, 50% dan 70% dari 399 watt serta waktu reaksi yaitu 2, 4, 6, 8 dan 10 menit. Hasil kemudian dianalisa menggunakan GC (Gas Chromatography). Didapatkan yield optimum sebesar 89,25% pada daya sebesar 70% dan waktu reaksi 8 menit. Yield optimum memiliki densitas sebesar 0,86 g/cm 3 dan memiliki angka asam 0,28 mg KOH/g sampel. Hasil tersebut telah memenuhi SNI 7182:2015. In the dry weight of papaya seed oil contains up to 30%, so the potential to be used as raw material for biodiesel. Transesterification in situ is a simple step to produce biodiesel that is by eliminating extraction process and refining of oil so it can save on production costs and give satisfactory results. The reaction of one phase can be formed by adding a co-solvent to increase the solubility of oils. N-hexane is a co-solvent that is best because it is inexpensive, non-reactive and low boiling point (68°C) so that it can be separated by co-distillation with methanol. Microwave can propagate passed through the liquid so that the heating process will take place more effectively and the process of making biodiesel can be made shorter. In this study the variation of power used is 30%, 50% and 70% of 399 watts and the reaction time is 2,4,6,8 and 10 minutes. Results were analyzed by GC (Gas Chromatography). The optimum yield was 89.25% at 70% power and reaction time 8 minutes. The optimum yield has a density of 0.86 g / cm 3 and has an acid number of 0.28 mg KOH/g sample. These results have met the SNI 7182:2015.

Details

Language :
English
ISSN :
25799746 and 25798537
Volume :
4
Issue :
1
Database :
OpenAIRE
Journal :
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan
Accession number :
edsair.doi.dedup.....484a2713e36e4fdec3ccc2ea5ea154b6