Back to Search Start Over

PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA ALUN-ALUN KOTA PASURUAN TERHADAP KEBIJAKAN RELOKASI

Authors :
Taufiq Ramdani
Source :
Jurnal Sosiologi Reflektif, Vol 14, Iss 1, Pp 151-186 (2019)
Publication Year :
2019
Publisher :
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2019.

Abstract

The aim of this research is to know how street vendors response to the Relocation Policy at a square city of Pasuruan. This research employs a mixed method. A quantitative approach is the main approach, while qualitative approach is the supporting one (mixing method). To the main approach (quantitative) is represented by survey method using Spearman Rank Correlation Analysis as a tool to analyse factors that affect street vendors’ interpretation to the relocation policy. The supporting approach (qualitative) is represented by “in-depthinterview” using Miles and Huberman interactive analysis as a tool in answering something that be related by emic meaning perspective from research that cannot be explained through quantitative approach alone.The results show that during the introduction stage, the relation of stimulus and street vendors’ response to relocation policy formed negatively. Negative interpretation shows that street vendors at the Pasuruan Town Square see relocation policy as a threat of their businesses. Factors that affect the interpretation tendency are limited knowledge on the policy consequence, hope, ability, service, facility, socialization, and ethnicity Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi persepsi Pedagang Kaki Lima Alun-Alun Kota Pasuruan terhadap kebijakan relokasi serta factor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Desain penelitian ini adalah Mixing Method. Untuk pendekatan utama (kuantitatif) menggunakan metode survei, menggunakan analisis korelasi Spearman Rank untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi PKL terhadap kebijakan relokasi. Sedangkan pendekatan pendukung (kualitatif) diwakili in-depth-interview, menggunakan analisis interaktif Miles&Huberman sebagai perangkat untuk menjawab aspek emik penelitian. Persepsi PKL terhadap kebijakan relokasi adalah negatif. Artinya, mayoritas PKL yaitu 60 orang (89,55 %) memaknai kehadiran kebijakan relokasi sebagai ancaman bagi kelangsungan usaha mereka. Adapun PKL yang mempersepsi positif 4 orang (5,97 %) dengan pemaknaan bahwa kebijakan relokasi merupakan peluang bagi perkembangan usaha. Sedangkan PKL yang menginterpretasi kebijakan relokasi secara ambivalens sebanyak 3 orang (4,47). Artinya PKL memaknai kebijakan relokasi dalam keraguan di antara ancaman dan peluang bagi kelangsungan dan perkembangan usaha. Faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi PKL terhadap Kebijakan Relokasi adalah : (1) Faktor Pengetahuan (pengetahuan tentang konsekuensi dari kebijakan, pengetahaun tentang aturan berdagang di lokasi baru, dan pengetahuan tentang strategi atau cara-cara menyiasati usaha agar dapat bertahan dan berkembang di tengah persaingan ketat di lokasi baru), (2) faktor harapan atau kemauan, (3) faktor kemampuan (kemampuan strategi-teknis, kemampuan ekonomi), (4) faktor pelayanan, (5) faktor fasilitas, (6) faktor sosialisasi, dan (7) faktor etnisitas.

Details

Language :
English, Indonesian
ISSN :
19780362 and 25284177
Volume :
14
Issue :
1
Database :
Directory of Open Access Journals
Journal :
Jurnal Sosiologi Reflektif
Publication Type :
Academic Journal
Accession number :
edsdoj.8e0ee833726044b597d3ede09f11f05b
Document Type :
article
Full Text :
https://doi.org/10.14421/jsr.v14i1.1671