analisis biaya dan waktu pekerjaan pelat lantai antara metode konvensional dengan metode half slab (studi kasus pembangunan gedung dormitory universitas airlangga surabaya) / wahyu fitri yuliani

Meningkatnya pertumbuhan pembangunan konstruksi di Indonesia berdampak pada persaingan konstruksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan. Salah satunya dengan mengembangkan teknologi di bidang konstruksi. Salah satu kondisi ideal dari perkembangan teknologi adalah dalam pembuatan pelat lantai. Pengembangan pelat lantai dimulai dengan menggunakan metode konvensional, sedangkan perkembangan terakhir penerapan pelat lantai menggunakan metode half slab. Implementasi metode ini dinilai lebih cepat, murah, dan ekonomis. Padahal, dalam proyek konstruksi, masih banyak pekerjaan yang menggunakan metode konvensional. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini akan menganalisis biaya dan waktu pekerjaan pelat lantai menggunakan metode konvensional dan metode half slab di Gedung Dormitory Universitas Airlangga Surabaya.Berdasarkan perbandingan penerapan kedua metode tersebut diharapkan dapat diketahui total biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan pelat lantai pada masing-masing metode. Sehingga hasil yang diperoleh dapat dibandingkan dan dapat diketahui metode mana yang lebih efisien untuk digunakan.Penelitian ini diawali dengan pengecekan kekuatan struktur pelat lantai untuk memastikan pelat lantai memenuhi persyaratan perencanaan dan keamanan. Metode half slab diawali dengan perencanaan dimensi pelat half slab dan penggambaran pelat. Pada kedua metode tersebut dihitung volume, daftar harga bahan, alat, dan upah pekerja yang kemudian dihasilkan harga satuan setiap pekerjaan. Sedangkan untuk menentukan waktu pelaksanaan, kedua metode akan dihitung produktivitas, jumlah pekerja, dan durasi kerja. Selanjutnya dibuat perencanaan jaringan menggunakan critical path method (CPM) untuk menentukan waktu yang dibutuhkan. Hasil perhitungan ini akan diperoleh biaya dan waktu pada metode konvensional dan metode half slab.Hasil analisis menyatakan bahwa pembuatan pelat lantai pada Gedung Dormitory Universitas Airlangga Surabaya Lantai 4 sampai dengan Lantai 6 mengguna