Search

Penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah merupakan faktor penting sebagai hasil pembelajaran. Upaya peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah telah dilakukan dengan berbagai aspek yaitu implementasi model pembelajaran pengembangan media atau bahan ajar dan evaluasi hasil pembelajaran. Penelitian secara terpisah menunjukkan bahwa integrasi asesmen formatif berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah selain itu online learning berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah. Oleh karena itu analisis pengaruh dari integrasi asesmen formatif dalam online learning terhadap penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integrasi asesmen formatif dalam online learning terhadap penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa. Tujuan yang lain adalah untuk mengetahui hubungan antara penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada materi cahaya dan alat optik. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan menggunakan rancangan pretest posttest control group design. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Islam Sabilillah Malang tahun pelajaran 2020/2021. Sampel penelitian diambil dua kelas dari seluruh kelas VIII. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi tes penguasaan konsep dengan nilai reliabilitas sebesar 0 695 dan tes keterampilan pemecahan masalah dengan nilai reliabilitas sebesar 0 964. Analisis data untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji anakova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi asesmen formatif dalam online learning pada kelas eksperimen menyebabkan penguasaan konsep siswa lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan analisis uji anova nilai signifikansi 0 043 lt 0 05 untuk penguasaan konsep. Nilai rata-rata penguasaan konsep pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Integrasi ases

Selama pandemi covid-19 perubahan keberlangsungan pembelajaran dari tatap muka di kelas menjadi daring secara instan menyebabkan kendala proses belajar mengajar bagi peserta didik maupun guru. Hal tersebut tentu akan berdampak pada penguasaan konsep peserta didik dalam pembelajaran fisika. nbsp sehingga diperlukan strategi pembelajaran online yang dapat mengoptimalkan penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah. E-scaffolding prosedural pada pembelajaran argument-driven inquiry secara daring dirancang dengan tujuan peserta didik dapat mengoptimlkan penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mempelajari dan menguji perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah kelompok peserta didik yang diajar dengan mengombinasikan pembelajaran argument-driven inquiry secara daring dengan e-scaffolding prosedural dan pembelajaran argument-driven inquiry secara daring. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah mixed method jenis explanatory sequential design. Desain penelitian kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi experimental pretest-posttest control design dengan teknik cluster random sampling. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan penelitian kualitatif dilakukan untuk mengetahui bagaimana e-scaffolding prosedural dapat membantu peserta didik untuk menguasai konsep dan melatihkan kemampuan argumentasi ilmiah secara daring. nbsp Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang dibedakan menjadi satu kelas eksperimen ADIES dan nbsp satu kelas kontrol ADI. Instrument penelitian terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) E-scaffolding prosedural dalam google doc tes penguasaan konsep dan tes kemampuan argumentasi ilmiah. Instrumen tes penguasaan konsep terdiri dari 20 soal pilihan

Penelitian kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan argumentasi ilmiah melalui model pembelajaran inquiry berstrategi e-scaffolding metakognitif masih terbatas. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang mendalam terkait proses peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan argumentasi ilmiah yang baik dapat membantu siswa dalam memahami konsep fisika salah satunya pada materi usaha dan energi. Penelitian mixed methods dengan desain embedded experimental ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan level kemampuan pemecahan masalah dan level kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Penelitian ini menggunakan kelas eksperimen yang belajar dengan model pembelajaran inquiry berstrategi e-scaffolding metakognitif dan kelas kontrol yang belajar dengan model pembelajaran inquiry tanpa e-scaffolding metakognitif. Instrumen tes yang digunakan meliputi tes kemampuan pemecahan masalah dengan reliabilitas 0 552 dan tes kemampuan argumentasi ilmiah dengan reliabilitas 0 642. Data penelitian diperoleh melalui pre-test dan pos-test. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney U test dan cross tabulation. Hasil penelitian menemukan terjadi peningkatan skor post-test kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan argumentasi ilmiah siswa yang signifikan pada kelas eksperimen yang belajar dengan model pembelajaran inquiry berstrategi e-scaffolding metakogniti. Berdasarkan analisis cross tabulation ditemukan bahwa jumlah siswa pada kelas eksperimen meningkat lebih banyak dari pada kelas kontrol. Perbedaan peningkatan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran inquiry berstrategi e-scaffolding metakognitif memberikan dampak peningkatan lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Level kemampuan Pemecahan masalah siswa awalnya dominan berada pada level 3 sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran siswa dominan berada pada level 4 dan level kemampuan argumentasi ilmiah juga men

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena alam. Impuls dan momentum merupakan salah satu materi fisika yang didapat berdasarkan fenomena di alam. Pemecahan masalah pada materi ini masih banyak mengalami kesulitan. Dalam pemecahan masalah didasari oleh proses penalaran dari analogi pengetahuan baru dengan pengetahuan yang ada atau disebut dengan model mental. Dalam pembelajaran fisika siswa mengalami kesulitan untuk pemecahan masalah pada suatu fenomena fisika sehingga tidak berkembangnya model mental dalam struktur kognitifnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan model mental siswa dengan menerapkan modeling instruction dan conceptual problem solving. nbsp Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modeling instruction dan conceptual problem solving dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan model mental siswa pada materi impuls dan momentum. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian mixed method dengan desain nbsp embedded experimental model. Penelitian dilakukan pada 35 siswa kelas XI di SMA An-nur Bululawang. Data penelitian diambil dari hasil observasi selama pembelajaran nilai pretest-posttest dan hasil wawancara guna memperoleh alasan siswa. Analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis ditemukan adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan model mental pada siswa. Ditunjukkan dengan meningkatnya rerata niai pretest-posttest kemampuan pemecahan masalah 46 7 menjadi 60 0 dan rerata pretest-posttest model metal 33 3 menjadi 36 7. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan model mental dengan pembelajaran modeling instruction dan conceptual problem solving masih dalam kategori sedang. ditunjukkan nilai N-gain sebesar 0 40 untuk kemampuan pemecahan masalah dan 0 38 untuk model mental. Sementara berdasar nilai dari effect size pembelajaran modeling instruction dengan ceonceptual problem solving memberikan pengaruh dalam meningkatnya kemampuan p

Kegiatan belajar mengajar perlu didukung dengan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar perlu menyesuaikan perubahan era global. Tantangan guru pada era global adalah guru melaksanakan pembelajar terpusat pada siswa. Model pembelajaran efektif terpusat pada siswa salah satunya adalah model learning cycle 7E. Di sisi lain guru perlu mengeksplorasi pengetahuan dan merancang strategi pembelajaran dengan PCK yang berfokus pada kemampuan penguasaan konsep siswa. Bahan ajar yang dirancang oleh guru saat ini dinilai kurang efektif karena kurang memperhatikan persiapan dan teknik penyampaian materi. Selain itu keterampilan dalam mempersiapkan RPP dan keterampilan mengajar dinilai masih rendah. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan mengembangkan bahan ajar model learning cycle 7E terintegrasi PCK dengan katergori layak praktis dan efektif agar kemampuan penguasaan konsep siswa pada materi hukum Newton menjadi semakin meningkat. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Penelitian ini menerapkan rancangan model 4D (define design develop dan disseminate). Pengukuran kelayakan bahan ajar didasarkan pada hasil validasi ahli 1 Dosen dan 2 guru serta uji aspek keterbacaan kelompok kecil oleh 10 siswa SMAN 1 Pare. Pengukuran validitas instrumen butir soal penguasaan konsep didasarkan pada hasil validasi ahli dan validasi empiris. Subyek yang digunakan pada validasi empiris sejumlah 101 siswa kelas XI dengan syarat telah memperoleh materi hukum Newton sebelumnya. Reliabilitas butir soal penguasaan konsep diperoleh nilai sebesar 0 589. Pengukuran kepraktisan bahan ajar didasarkan pada hasil nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran. Pengukuran keefektifan bahan ajar didasarkan pada hasil penelitian kuasi eksperimen pretest-posttest control group design kemampuan penguasaan konsep siswa. Subyek uji coba terbatas merupakan siswa kelas X SMAN 1 Pare sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data aspek kelayakan kepraktisan dianalisis dengan membandingkan persentase (%) nbsp hasil

RINGKASAN Mufidah nbsp Jamiatul. nbsp 2020. nbsp Model Mental Dan Penguasaan Konsep Siswa Dengan Argument Driven Inquiry (ADI) Berbasis Fenomena Disertai Penilaian Formatif Pada Materi Hukum Newton. nbsp Tesis nbsp Program nbsp Studi nbsp Pendidikan Fisika nbsp Pascasarjana nbsp nbsp Universitas nbsp Negeri nbsp Malang. nbsp Pembimbing nbsp (I ) nbsp Dr. Parno M.Si ( II ) Prof. Dr. Markus Diantoro M.Si Kata kunci model nbsp mental nbsp penguasaan konsep argument driven inquiry fenomena penilaian formatif Hukum Newton. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Hukum Newton memiliki peran penting dalam mempelajari konsep fisika nbsp dan menjelaskan fenomena yang ada di kehidupan nyata. Hukum Newton merupakan topik fundamental yang dianggap sulit oleh siswa. Dengan mengetahui model mental siswa guru dapat memiliki pemahaman yang baik tentang sumber kesulitan siswa dalam memahami suatu materi. Sedangkan salah satu materi fisika yang menjadi fokus penelitian penguasaan konsep adalah hukum Newton karena penguasaan konsep penting untuk dimiliki oleh setiap siswa setelah melaksanakan suatu pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguasaan konsep dan model mental siswa pada materi hokum Newton melalui argument driven inquiry berbasis fenomena disertai penilaian formatif. Penelitian ini menggunakan nbsp mixed methods dengan nbsp embedded experiment model. Instrumen nbsp yang digunakan untuk mengukur model mental siswa adalah 6 soal uraian dan untuk mengukur penguasaan konsep siswa adalah nbsp 13 soal nbsp pilihan nbsp ganda beralasan. nbsp Subyek nbsp penelitian nbsp adalah nbsp 26 nbsp siswa nbsp kelas nbsp X IPA I nbsp SMAN nbsp 1 Pademawu tahun pelajaran 2019/2020. Data kuantitatif berasal dari skor nbsp pretest dan nbsp posttest nbsp yang nbsp dianalisis nbsp dengan nbsp Wilcoxon nbsp nbsp N-gain nbsp dan nbsp effect nbsp size. nbsp Data kualitatif model mental berasal dari pengkategorian model mental ke surface matching dan deep da

Eksanita Miksandri. 2020. Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep nbsp Melalui Model nbsp Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Thinking Map Pada Materi Momentum dan Impuls Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bombana. Tesis Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Parno M.Si (II) Prof. Dr. Markus Diantoro M.Si Momentum dan Impuls merupakan salah satu materi fisika yang memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian yang ada mengungkapkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan menguasai konsep dan memecahkan masalah pada materi momentum dan impuls. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa adalah pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan Thinking Map. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada topik momentum dan impuls melalui pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan Thinking Map. Penelitian ini merupakan penelitian mixed method dengan desain embedded experimental model. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 30 siswa kelas X SMAN 1 Bombana pada semester genap tahun ajaran 2019/2020. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan wawancara. Instrument tes yang digunakan adalah tes penguasaan konsep yang berupa 25 soal pilihan ganda dan tes kemampuan pemecahan masalah yang berupa 6 soal uraian. Data kuantitatif dianalisis dengan uji t-berpasangan N-gain dan Effect size sedangkan data kualitatif dianalisis melalui pengumpulan data reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa (1) siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep setelah pembelajaran dengan N-gain sebesar 0 64 (kategori sedang) dan effect size sebesar 1 03 (kategori kuat) (2) kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat setelah pembelajaran dengan N-gain sebesar 0 447 (kategori sedang) dan effect

vABSTRAKSette, Nonci Erni. 2018. Penguasaan Konsep, Model Mental dan ArgumentasiIlmiah Siswa SMA Pada Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) MateriGetaran Harmonik sederhana. Tesis, Program Studi PendidikanFisika,Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (I) Dr. MarkusDiantoro, M.Si dan (II) Dr. Sentot Kusairi, M.Si.Kata Kunci: pbl, penguasaan konsep, model mental dan argumentasi ilmiahPenguasaan konsep, model mental dan argumentasi ilmiah merupakanfaktor yang saling berkaitan yang dapat mempengaruhi kognitif siswa dalammenyelesaikan masalah fisika. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahuikeefektifan penguasaan konsep, model mental dan argumentasi ilmiah setelahdilaksanakan pembelajaran berbasis masalah.Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan embeddedexperimental model yang dilaksanakan di SMA Negeri 8 Malang, kelas XI Mia1pada bulan April 2018. Sampel penelitian menggunakan purposive sampling.Pengumpulan data menggunakan instrumen soal pilihan ganda yang mencakupCI-C6 dengan indikator Taksonomi Bloom, Soal esay test dengan indikator modelmental tipe surface, maching dan deep, dan indikator argumentasi ilmiah. Datapenelitian ini adalah hasil sebelum dan sesudah pembelajaran berbasis masalah.Dalam pengumpulan data, penelitian menggunakan rubrik penilaian, gambar,pedoman wawancara dan lembar observasi. Untuk mengetahui penguasaankonsep dilakukan uji normalitas dan dilanjutkan dengan N-gain dan uji beda.Perubahan model mental dianalisis berdasarkan indikator penilaian SMD, danrubrik argumentasi ilmiah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa setelahpembelajaran dengan model PBL mulai dari level Taksonomi Blom C1- C6 yangmengalami peningkatan tiap pertemuan. Namun nilai perkembangannya jugabervariasi seperti halnya dengan model mental siswa setelah pembelajaran denganmodel PBL mengalami perkembangan mulai dari level surface sampai pada leveldeep. Argumentasi ilmiah siswa setelah pembelajaran dengan model PBL mulaidar

RINGKASANAgustina, Lenny. 2019. Analisis Model Penguasaan Konsep dan Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa Melalui Model Pembelajaran Kontekstual-Multirepresentasi pada Materi Hukum Newton . Tesis, Jurusan Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. Markus Diantoro, M.Si., (2) Dr. Muhardjito, M.S.Kata Kunci : Penguasaan Konsep, Kemampuan Argumentasi Ilmiah, Model Pembelajaran Kontekstual, Multirepresentasi, Hukum NewtonSebagian besar siswa memiliki masalah dalam mengenali konsep gaya, karena materi gaya dan gerak terdiri dari konsep-konsep abstrak yang kadang sangat sulit dipelajari oleh siswa. Gaya adalah konsep inti untuk dapat mempelajari hukum Newton. Apabila siswa tidak memahami dan menguasai konsep Hukum Newton tentang gerak maka materi selanjutnya akan sulit dipahami siswa karena konsep Hukum Newton tentang gerak adalah konsep dasar dalam memahami materi fisika sehingga dibutuhkan perencanaan, prosedural dan kegiatan yang cocok agar konsep ini dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Peran penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah sangat mempengaruhi pemahaman konseptual yang dimiliki oleh siswa karena dengan penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah yang baik membuat siswa mampu lebih berpikir kritis, analitis dan memecahkan permasalahan dalam konsep fisika. Pembelajaran kontekstual-multirepresentasi yang diterapkan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah siswa dikarenakan dalam pembelajaran kontekstual-multirepresentasi siswa diarahkan belajar menggunakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan percobaan yang berhubungan dengan kehidupan siswa selain itu ditunjang dengan bantuan grafik, video, gambar, dan representasi lainnya. Penelitian di bidang penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah melalui pembelajaran kontekstual-multirepresentasi masih jarang ditemukan. Selama ini penelitian mengenai penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah dilakukan

ABSTRAKRosyad, Sabilal. 2018. Pengaruh Penerapan Scientific Approach Berbantuan Penilaian Formatif terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI pada Materi Elastisitas, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Markus Diantoro, M. Si. (II) Dr. Sentot Kusairi, M. Si.Kata kunci: Motivasi Belajar, Hasil belajar, Scientific Approach, Penilaian FormatifKenyataan menunjukkan bahwa fisika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa, masih banyak siswa yang menganggap fisika pelajaran yang banyak hitungan dan rumus. Akibatnya siswa menjadi malas dan kurang tertarik dengan pelajaran fisika. Selain itu, tampak bahwa hasil belajar siswa rendah. Model scientific approach berbantuan nilai formatif menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan mampu membawa dampak positif terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan scientific approach berbantuan penilaian formatif berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa kelas XI pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Malang, (2) mengetahui pengaruh penerapan scientific approach berbantuan penilaian formatif berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Malang.Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan mengambil subjek penelitian dua kelas yaitu kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 1 sebagai kelas kontrol, keseluruhannya berjenis kelamin perempuan. Motivasi belajar diukur dengan menggunakan angket. Hasil belajar diukur dengan menggunakan tes pilihan ganda pretest dan posttest. Teknik analisis yang digunakan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dan hasil belajar serta uji gain score. Statistik inferensial menggunakan uji Independent t-test yang dapat diselesaikan dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows untuk menguji hipotesis.Berdasarkan

ABSTRAKBatlolona, John Rafafy. 2017. Model Mental dan Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Elastisitas. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I)Dr. Wartono, M.Pd., dan (II) Dr. Markus Diantoro, M,Si.Kata Kunci: PBL, model mental, keterampilan berpikir kreatif, elastisitasKajian model mental dan keterampilan berpikir kreatif fisika siswa melalui model PBL hingga saat ini masih terbatas.Oleh karena itu diperlukan kajian yang kompresensif dan mendalam mengenai proses perubahan atau perkembangan model mental dan keterampilan berpikir kreatif siswa.Kajian tentang model mental dan keterampilan berpikir kreatif telah diperkenalkan secara luas keseluruh dunia dalam kajian psikologi hingga saat ini belum ada penelitian model mental SMD dan keterampilan berpikir kreatifpada kajian fisika untuk elastisis suatu bahan, sehingga dengan keterbatasan yang ada maka dilakukan kajian yang lebih mendalam.Penelitian mixed methodsini bertujuan untuk menganalisis: 1) model mental siswa fisika siswa pada materi elastisitas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL dan konvensional, 2) keterampilan berpikir kreatif siswa fisika siswa pada materi elastisitas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL dan konvensional. Mixed methods ini memberikan pemahaman yang lebih menarik terhadap masalah penelitian, daripada penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif secara tersendiri. Penelitian yang dilakukan menggunakan desain embedded experimental model.Penelitian ini menemukan bahwa setelah pembelajaran model PBL,siswa mulai berkembang pada setiap pertemuan, namun nilai perkembangan bervariasi. Data N-gain pretest dan posttest siswa pada model mental kelas eksperimen dan kontrol juga berbeda yaitu 0,64 dan 0,43. Begitu juga pada keterampilan berpikir kreatif siswa dengan nilai N-gain 0,70 dan 0,44. Hal ini membuktikan bahwa model PBL sangat efektif dalam menin

ABSTRAKRahman, Adetya. 2018. Kemampuan Argumentasi Ilmiah dan Penguasaan Konsep Materi Hukum Newton Siswa Kelas X SMAN Kota Banjarmasin. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Markus Diantoro, M.Si, (II) Dr. Lia Yuliati, M.Pd.Kata Kunci: Penguasaan Konsep, Kemampuan Argumentasi Ilmiah.Penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi ilmiah merupakan hal yang penting dalam pembelajaran fisika. Dilapangan ditemukan rendahnya penguasaan konsep siswa dan rendahnya kemampuan argumentasi siswa. Perlu meneliti lebih lanjut sejauh mana penguasaan konsep siswa dan kemampuan argumentasi ilmiah siswa jika ditinjau dari kategori sekolah berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penguasaan konsep siswa SMAN Banjarmasin pada Hukum Newton, untuk mendeskripsikan kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMAN Banjarmasin pada hukum Newton, dan untuk mengetahui korelasi antara penguasaan konsep siswa dan kemampuan argumentasi ilmiah siswa.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah semua SMAN Banjarmasin berjumlah 13 SMAN yang terdiri dari SMA kategori atas, kategori tengah, dan kateogri bawah. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling dengan membagi 13 SMAN yang ada di kota Banjarmasin berdasarkan hasil UN IPA tahun 2017. Pembagian kategori atas sebanyak 4 sekolah, kategori tengah 5 sekolah, dan kategori bawah 4 sekolah. Kemudian dilakukan undian setiap kelompok untuk memilih masing-masing perwakilan. Berdasarkan undian diperoleh SMAN 2 Banjarmasin, SMAN 6 Banjarmasin, dan SMAN 12 Banjarmasin. Data mencakup data kuantitatif melalui tes soal pilihan ganda penguasaan konsep Hukum Newton dan tes soal essai kemampuan argumentasi ilmiah hukum newton. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif, uji normalitas, homogenitas, uji beda, uji korelasi.Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penguasaan konsep siswa kelas X SMAN Banjarmasin

ABSTRAKFathoroni. 2018. Konsistensi Representasi Penulisan Besaran Fisis dan Penguasaan Konsep Fisika Mahasiswa Calon Guru pada Materi Kinematika. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Markus Diantoro, M.Si., (II) Dr. Parno, M.Si.Kata kunci: konsisten, representasi, besaran fisis, kinematikaDalam dunia pendidikan fisika masih banyak ditemukan ketidakkonsistenan representasi besaran fisis dalam penyampaian sehari-hari, baik secara tertulis maupun lisan. Namun belum banyak penelian yang benar-benar fokus membahas isu tersebut sehingga penelitian dilakukan untuk memahami pola konsistensi besaran fisis tingkat dasar dan representasinya pada materi kinematika pada mahasiswa Universitas Samawa Program Studi Pendidikan Fisika.Pada penelitian ini konsistensi didefinikan sebagai kualitas ketaatan representasi penulisan besaran fisis yang tetap sesuai dengan aturan representasi penulisan besaran fisis yang baik dan benar pada tingkatan level yang berbeda. Konsistensi representasi adalah ketaatan menggunakan dan mengekspresikan berbagai representasi penulisan besaran fisis secara benar dan konsisten.Penelitian telah dilakukan dengan metode mixed method model embedded correlational design. Partisipan penelitian berjumlah 20 mahasiswa semester 3 yang telah lulus mata kuliah Fisika Dasar 1. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes konsistensi pengetahuan besaran fisis dan representasinya yang terdiri dari 3 instrumen pokok. Instrumen pertama adalah tes konsistensi representasi tingkat dasar besaran fisis yang terdiri 7 soal uraian berantai. Tes kedua adalah tes konsistensi representasi tingkat lanjut besaran fisis (tipe jeopardy) dan tes ketiga adalah tes KCI (kinematic concepts inventory). Analisis kuantitatif menggunakan analisis deskriptif dan uji regresi tunggal dilanjutkan dengan uji korelasi. Analisis kualitatif menggunakan reduksi, pengkodean dan interpretasi data.Hasil analisis data menunjukkan bahwa konsist

ABSTRAKPurnamasari, Ida. 2018. Kemampuan Pemecahan Masalah dan Model Mental Siswa Pada Experiential Learning Materi Fluida Statis Kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Batu, Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Pembimbing (I) Dr. Lia Yuliati, M.Pd., (II) Dr. Markus Diantoro, M.Si.Kata Kunci : kemampuan pemecahan masalah, model mental, experiential learningFluida statis merupakan bagian dari ilmu fisika yang erat dengan fenomena alam. Materi fluida statis mencakup hukum tekanan Hidrostatis, hukum Pascal, hukum Archimedes, tegangan permukaan, hukum Stokes, viskositas dan gejala meniskus. Spesifikasi dari fluida statis adalah dalam pembelajarannya diharapkan siswa mampu secara mandiri menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dan model mental siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Batu pada materi fluida statis yang mengalami pembelajaran Experiential Learning.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian embedded mixed method design. Subjek penelitian yang digunakan adalah 30 siswa kelas XI IPA di SMA Muhammadiyah 3 Batu. Instrumen pengukuran yang digunakan yaitu tes kemampuan pemecahan masalah, soal model mental, pedoman wawancara dan lembar observasi pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis data kemampuan pemecahan masalah dan model mental siswa yang didasarkan pada hasil pretest dan posttest serta hasil wawancara selanjutnya dianalisis menggunakan N-Gain dan effect size. Selain itu dianalisis secara kualitatif melalui tahapan reduction, coding dan display data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi fluida statis menggunakan Experiential Learning meningkat. Kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami pergeseran pada tiap indikator problem schema, causal, analogical dan argumentation. Kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dikelompokkan sebanyak 3

ABSTRAKEkasari, Aprilita. 2018. Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Metakognisi dengan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Siswa SMA pada Topik Kalor. Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika. Pascasarjana. Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Markus Diantoro, M.Si. (II) Dr. Parno, M.Si.Kata Kunci : kemampuan pemecahan masalah, kemampuan metakognisi, kalor, pembelajaran berbasis masalah, mixed methods embedded experimental modelKemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk ditingkatkan guna menunjang kompetensi siswa dalam memecahkan masalah fisika yang dihadapi maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kemampuan metakognisi mempengaruhi peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa. Telah dilakukan penelitian awal kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan metakognisi siswa SMA di Tulungagung masih rendah sebesar 41,2% dan 39,4%. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan metakognisi dari tiga sekolah yang memiliki tingkatan yang berbeda yaitu SMA A, SMA B, SMA C yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah pada topik kalor.Penelitian ini menggunakan desain penelitian mixed methods embedded experimental model. Subjek penelitian terdiri dari tiga sekolah, 44 siswa kelas 11 MIPA 8 SMA A, 36 siswa kelas 11 MIPA 2 SMA B, dan 30 siswa kelas 11 MIPA 1 SMA C pada tahun ajaran 2016/2017. Data mencangkup data kuatitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari pretest, pottest, observasi dan catatan lapangan. Data kuantitatif dianalisis dengan uji effect zise, uji n-gain, pair t-test, serta uji hipotesis anova. Data kualitatif dianalisis dengan koding dan reduksi data.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa SMA A mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan metakognisi tinggi. Sedangkan SMA C mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan metakognisi rendah. Hasil yang didapat sebagai berikut, kemampuan pemecahan masalah siswa SMA A m

ABSTRAKAulia, Emza Wahyu. 2017. Pengaruh Inkuiri Terbimbing Terintegrasi TIELterhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep FisikaSiswa. Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana UniversitasNegeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Markus Diantoro, M.Si. (II) Dr.Muhardjito, M.S.Kata kunci: inkuiri terbimbing terintegrasi TIEL, keterampilan proses sains,penguasaan konsep.Sebuah proses pembelajaran harus mampu membuat siswa mengkontruksipengetahuan, belajar memecahkan masalah, mengolah dan menggunakanpengetahuannya untuk menemukan solusi. Siswa harus dilibatkan secara aktifpada perkembangan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif, sedangkan seorangguru berperan penting sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Oleh karenaitu, sangat dibutuhkannya perangkat pembelajaran fisika yang mampumengembangkan psikomotorik melalui keterampilan proses sains dan kognitifmelalui penguasaan konsep, serta sikap sosial siswa secara utuh. PengajaranPembelajaran Intelektual dan Emosional (TIEL) merupakan model untukmembimbing pengembangan kurikulum dan perencanaan pembelajaran yangdiperlukan untuk memenuhi standar pendidikan baru. TIEL membawakeseimbangan desain kurikulum yang mendukung pengajaran dan pembelajaranyang kompleks, serta membantu guru menciptakan pengalaman belajar yangtersebar di beberapa operasi dasar pemikiran. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh inkuiri terbimbing terintegrasi TIEL terhadap keterampilanproses sains dan penguasaan konsep siswa.Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan menggunakan dua kelasyaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yangbelajar dengan menggunakan inkuiri terbimbing terintegrasi TIEL dan kelaskontrol adalah kelas yang belajar dengan menggunakan inkuiri terbimbing.Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan elastisitas. Subjek penelitian iniadalah semua siswa kelas X SMAN Alalak Kabupaten Batola, tahun pelajaran2013/2014. Pengambilan sampel penelitian dilakukan berdasar

ABSTRAKAbdul Ghoni, 2017. Implementasi Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran Fisika di SMK Negeri Kota Malang. Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Markus Diantoro, M.Si., (2) Dr. Muhardjito, M.S.Kata kunci: Implementasi Kurikulum 2013, Mata Pelajaran Fisika, SMK Negeri Kota Malang.Kurikulum 2013 memberikan ruang bagi guru fisika di SMK untuk melakukan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) meliputi 5M yakni mengamati, menanya, melakukan percobaan, menalar, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran saintifik goal-nya adalah tumbuhkembangnya literasi sains pada siswa dengan cara memfasilitasi siswa bersikap ilmiah, memberi ruang yang luas untuk mengembangkan rasa ingin tahu, serta dirangsang untuk berani menyampaikan ide kreatif dan konstruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran fisika di sejumlah SMKN Kota Malang berdasarkan standar: proses, penilaian, dan bidang keahlian. Sasaran penelitian adalah guru fisika, kepala sekolah, dan siswa kelas X bidang keahlian (1) teknologi rekayasa, (2) teknologi informasi komunikasi, (3) kesehatan, (4) agribisnis agro teknologi, (5) perikanan kelautan. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Peneliti melakukan teknik triangulasi yaitu membandingkan data hasil studi dokumenter, observasi, angket, dan hasil wawancara, selanjutnya dikaji menggunakan referensi tertulis.Secara umum implementasi Kurikulum 2013 dengan mengacu pada standar proses termasuk kategori baik (85%). Beberapa permasalahan antara lain pembelajaran fisika kelas X di SMKN bidang keahlian: kemaritiman, teknologi dan rekayasa, agrobisnis dan agro teknologi, kesehatan, dan teknologi informasi komunikasi untuk alokasi waktu pembelajaran satu minggu hanya 2 jam pelajaran (@45 menit) bisa disiasati dengan siswa diberikan tugas mandiri atau pembelajaran online dimana aktivitas PBM tersimpan dalam website yang

ABSTRAKSolihah, Febrianita Putri. 2017. Penanaman Kebiasaan Membaca Bagi Siswa Sekolah Dasar Muhammadiyah Kota Blitar. Tesis. Jurusan Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd, (II) Dr. Alif Mudiono, M.Pd. Kata kunci: penanaman kebiasaan membaca, sekolah dasar.Penanaman kebiasaan membaca di sekolah dasar erat kaitannya dengan pengembangan literasi pada diri siswa sejak dini. Sekolah memiliki peran untuk menciptakan program penanaman kebiasaan membaca agar pengembangan tersebut dapat terlaksana. Penelitian ini dilaksanakan untuk meneliti penerapan program pembiasaan di SD Muhammadiyahh Kota Blitar. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan perencanaan penanaman kebiasaan membaca; (2) mendeskripsikan pelaksanan penanaman kebiasaan membaca; dan (3) mendeskripsikan evaluasi penanaman kebiasaan membaca.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Peneliti hadir di lokasi penelitian dengan tidak memberikan perlakuan apapun terhadap subjek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata-kata, tindakan, sumber tertulis atau dokumen. Data berasal dari sumber data berupa catatan observasi, transkrip wawancara, dan dokumen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian dicek keabsahannya dengan triangulasi, kecukupan referensial, peningkatan ketekunan, dan penggunaan bahan referensi. Hasil penelitian terdiri dari 3 hal sesuai dengan tujuan penelitian. Pertama, perencanaan penanaman kebiasaan membaca berpusat pada rencana yang disusun oleh kepala sekolah. Dokumen perencanaan opening class berupa jadwal opening class dan pembiasaan membaca pada hari Rabu berupa pembagian tugas guru pendamping/guru piket. Wali kelas sebagai penanggung jawab program opening class dan guru piket sebagai penanggung jawab program pembiasaan membaca pad

ABSTRAKFatmawati, N. D. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Flash pada Materi Usaha dan Energi Kelas X SMA. Skripsi, Program studi pendidikan fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Purbo Suwasono, M. Si. (II) Dr. Markus Diantoro, M. Si.Kata Kunci: media, flash, animasi, user friendly, downloadableMedia pembelajaran merupakan salah satu alat bantu pembelajaran bagi peserta didik di masa mendatang. Media pembelajaran fisika pada materi usaha dan energi juga masih belum dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Media pembelajaran seharusnya dapat memberikan motivasi belajar yang dimiliki peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan penelitian sebelumnya dan hasil observasi lapangan peserta didik dalam menerima materi pembelajaran masih belum optimal. Hal tersebut mengakibatkan capaian tujuan pendidikan belum sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis flash pada materi usaha dan energi. Media ini juga karakteristik fitur animasi, soal evaluasi, pendekatan matematis, menggunakan bahasa yang sederhana, user friendly, stand alone, downloadable, feedback soal evaluasi, video, dikemas dalam bentuk cd interaktif, flashdisk, atau link yang bisa di download, dan dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan media. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk menghasilkan media pembelajaran fisika berbasis flash dan mendiskripsikan kelayakannya.Penelitian ini menggunakan penelitian Borg and Gall dengan mengadaptasi 3 langkah utama yang telah disesuaikan, yaitu 1) studi pendahuluan 2) pengembangan produk, dan 3) uji coba produk. Kelayakan tersebut diukur dengan menggunakan uji validitas ahli materi dan pakar media yang terdiri dari 1 dosen fisika dan 1 guru mata pelajaran fisika, serta uji coba terbatas oleh pengguna media terdiri atas 35 peserta didik SMA Negeri 10 Malang. Data penelitian yang di

ABSTRAKAini, Nita Nur. 2017. Penguasaan Konsep Fluida Statis Siswa dalam Pembelajaran Kolaboratif dengan Penilaian Formatif. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjaana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Sentot Kusairi, M.Si, (2) Dr. Markus Diantoro, M.Si.Kata Kunci:penguasaan konsep, pembelajaran kolaboratif, fluida statis, penilaian formatifSalah satu konsep fisika yang dikuasai dengan lemah oleh siswa adalah konsep fluida statis. Pada materi tekanan hidrostatis, siswa kesulitan untuk menguasai konsep tekanan oleh fluida, massa jenis, dan tekanan pada titik-titik yang segaris horizontal pada fluida sejenis. Pembelajaran kolaboratif dengan penilaian formatif merupakan salah satu alternatif yang diusulkan mampu untuk menyelesaikan permasalahan penguasaan konsep fluida statis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh pembelajaran kolaboratif dengan penilaian formatif terhadap penguasaan konsep siswa pada materi fluida statis dan mendeskripsikan penguasaan konsep siswa pada materi fluida statis dalam pembelajaran kolaboratif dengan penilaian formatif.Penelitian menggunakan metode mixed methods untuk menggali secara lengkap subyek penelitian. Penelitian menggunakan desain embedded experimental model dengan instrumen pengukuran berupa tes tulis soal-soal three tier. Subyek dalam penelitian terdiri dari 26 siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Besuk tahun pelajaran 2015/2016. Penguasaan konsep dalam penelitian ini terbagi dalam enam kategori yaitu pengetahuan ilmiah, tidak ada kepercayaan diri, miskonsepsi negatif, miskonsepsi positif, miskonsepsi, dan kurang pengetahuan. Keenam kategori ini didasarkan pada jawaban siswa terhadap tier 1, tier 2, dan tier 3.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif dengan penilaian formatif pada materi fluida statis telah berhasil diimplementasikan pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Besuk dengan baik dan menunjukkan hasil yang positif terhadap penguasaan konsep siswa. Penguasaan konsep siswa kela

ABSTRAKMarta Sitika, Lidana. 2015. Pengaruh Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika bagi Siswa SMA Berkemampuan Kerja Ilmiah Tinggi dan Rendah pada Materi Fluida Statis. Tesis, Pascasarjana, Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Muhardjito, M.S, (II) Dr. Markus Diantoro, M.Si. Kata kunci: Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika, Kemampuan Kerja Ilmiah.Kemampuan pemecahan masalah bergantung pada pengetahuan yang dimiliki siswa untuk memecahkan masalah dengan format representasi. Kesulitan siswa dalam pembelajaran fisika, disebabkan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah kurang tepatnya model atau pendekatan pembelajaran yang diterapkan. Sejauh ini belum ditemukan kajian komprehensif. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian pengaruh problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA berkemampuan kerja ilmiah tinggi dan rendah pada materi fluida statis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika yang belajar dengan model problem based learning dibandingkan siswa yang belajar dengan model guided inquiry, ada tidaknya interaksi antara kemampuan pemecahan masalah fisika dan kerja ilmiah, ada tidaknya perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika antara kelompok kerja ilmiah tinggi dan rendah.Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling terhadap subjek yaitu mengambil empat kelas dari jumlah keseluruhan kelas X. Sampel terdiri dari 140 siswa, siswa kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X MIA 5 SMA Negeri 8 Malang. Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes. Instrumen tes yang divalidasi berupa tes kemampuan kerja ilmiah dan tes kemampuan pemecahan masalah yang terdiri atas 15 soal uraian. Teknik analisisis data terdiri atas uji prasyarat dan uji hipote

ABSTRAKNurwanto, Sutran. 2015. Pengaruh Discovery Learning Menggunakan Analisis Video Tracker pada Materi Kinematika terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains. Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Markus Diantoro, M.Si (II) Dr. Siti Zulaikah, M.SiKata kunci: discovery learning, tracker, penguasaan konsep, keterampilan proses sains.Kurikulum 2013 mendorong peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui pendekatan saintifik. Discovery learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif serta dapat melatih keterampilan proses sains. Namun dalam materi kinematika, peserta didik masih mengalami kesulitan saat mentransfer representasi grafis menjadi representasi matematis. Penggunaan ticker timer dan stopwatch dalam percobaan gerak tidak banyak membantu peserta didik memahami grafik hubungan antara perpindahan, kecepatan, dan percepatan terhadap waktu. Salah satu pembelajaran dapat membantu peserta didik mentransfer representasi grafis menjadi representasi matematis adalah pembelajaran yang menggunakan analisisi video tracker. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh discovery learning menggunakan analisis video tracker terhadap penguasaan konsep dan keterampilan proses sains. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan pretest postest control group design. Populasi penelitian adalah 14 kelas XI SMA Negeri 1 Ponorogo, SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, dan SMAN 1 Sooko. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga terpilih kelas XI A9 SMAN 1 Ponorogo, XI A2 SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, dan XI A1 SMAN 1 Sooko sebagai kelas eksperimen, serta kelas XI A8 SMAN 1 Ponorogo, XI A3 SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, dan XI A2 SMAN 1 Sooko sebagai kelas kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan tes penguasaan konsep sebanyak 21 soal dan tes keterampilan proses sains sebanyak 14 soal. Instrumen penelitian yang digunakan tela

ABSTRAKYahya, Fahmi. 2015. Pengembangan Program Diagnostikdan Remedial Berbasis Multimedia InteraktifuntukMengatasiMiskonsepsiMahasiswapadaMateriOptikaGeometri. Tesis, Prodi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (I) Dr. Markus Diantoro, M.Si., (II) Dr. SentotKusairi, M.SiKata Kunci: diagnostik, remedial, multimedia interaktif, miskonsepsi, optikageometriUpayamengidentifikasidanmengatasimiskonsepsimahasiswacalon guru fisikapadamaterioptikageometriharusterusdilakukan. Berbagaimacamtesdiagnostikmiskonsepsi yang biasaditerapkan para dosenmasihdalambentuktestertulis. Kelemahantessemacaminiadalahwaktu yang dibutuhkanmemeriksahasiltestersebut yang cukup lama sehinggamahasiswatidakdapatmengetahuihasiltesnyasecaralangsung. Remedial yang biasadiberikanmasihbersifatklasikaldanbelummampumengakomodasiperbedaanmiskonsepsi yang dimilikisetiapmahasiswa. Penelitianinibertujuanuntukmengembangkan program diagnostikdan remedial berbasis multimedia interaktif (D&R optikageometri). Penelitianinijuga mendeskripsikan tentangkelayakan program D&R optikageometri dan juga melakukanujiefektivitas program D&R optikageometridalammengidentifikasidanmengatasimiskonsepsimahasiswapadaoptikageometri.Jenispenelitian yang dilakukanadalahpenelitiandanpengembangan (Research and Depelopment), denganmengadaptasidesain Borg and Gall. Prosedur yang dilakukanantara lain studipendahuluan, perencanaanproduk, pengembanganprodukawal, ujicobapendahuluan, revisiprodukawal, ujicobaterbatas, revisiprodukoperasional, danujicobaoperasional. Subjekujicobameliputidosendanmahasiswacalon guru fisika. Padaujicobapendahuluan, data dikumpulkandaridua validator ahlimenggunakanangket. Sedangkanpadaujicobaterbatas, data dikumpulkandarisepuluhmahasiswapengguna yang jugamenggunakanangket. Hasilangketdianalisismenggunakanteknikperhitungannilai rata-rata. Padaujicobaoperasional, produkdiujicobakanpadamahasiswacalon guru fisika yang telahmendapatmaterioptikageometrimenggunakandesainpretest-postest con

ABSTRAK Mustaqim, 2015. Pengaruh Diskusi terhadap Model Mental Mahasiswa padaFenomena Perambatan Panas. Tesis. Prodi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (I) Dr. Markus Diantoro, M.Si., (II) Dr. Sutopo, M.SiKata kunci: model mental, kegiatan diskusi, fenomena perambatan panasPeserta didik menggunakan model mental untuk memahami dan menjelaskan fenomena fisika khususnya fenomena perambatan panas. Mengingat bahwa fenomena perambatan panas merupakan proses yang dinamis, kontekstual dan membutuhkan banyak konsep dasar fisika untuk mempelajarinya sehingga penting untuk melihat model mental mahasiswa terhadap fenomena tersebut. Model mental peserta didik bersifat internal, tidak lengkap dan selalu mengalami perubahan. Penelitian terdahulu belum melihat adanya perubahan model mental akibat interaksi sosial sehingga penelitian ini bertujuan melihat perubahan model mental yang terjadi setelah mahasiswa mengikuti kegiatan diskusi kelompok dan kelas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni studi fenomenologi model mental mahasiswa mengenai fenomena perambatan panas. Terdapat tiga fenomena yakni perambatan panas pada kaki, karpet dan keramik, fenomena perambatan panas pada batang aluminium dan pada cairan yang diberikan ke mahasiswa. Sebanyak 30 orang mahasiswa S1 Pendidikan Fisika yang mengikuti mata kuliah Fisika Dasar II berpartisipasi dalam penelitian ini. Data diperoleh melaluites tulis, wawancara, dan transkrip hasil diskusi. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan tetap yakni membandingkan data hasil tulisan, gambar dan penjelasan mahasiswa saat wawancara. Hasil penelitian pada fenomena 1, didapatkan 4 model mental awal yang kemudian mengalami perubahan menjadi 2 model setelah diskusi. Seluruh mahasiswa benar dalam menjelaskan konsep kesetimbangan termal, tetapi mereka berbeda dalam memprediksi besar suhu kedua benda sebelum diinjak kaki. Pada fenomena 2, untuk model mental makroskopis konduksi panas, diperoleh 5 mo

ABSTRAKAbd. Mannan. 2015. Pengaruh Discovery Learning Berbantuan Paket Program Simulasi PhET terhadap Prestasi Belajar Fisika Materi Listrik Arus Searah ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa. Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Markus Diantoro, M.Si. (2) Dr. Lia Yuliati, M.PdKata kunci: discovery learning, paket program simulasi PhET, prestasi belajar fisika, kemampuan awal.Aktivitas pembelajaran yang ideal tidak hanya difokuskan pada penguasaan konsep saja, melainkan keaktifan dan kemandirian siswa menemukan sendiri informasi mengenai konsep yang dipelajari. Discovery learning dirancang dengan tujuan agar siswa dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajari dan bekerja secara efektif dalam kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh discovery learning berbantuan paket program simulasi PhET terhadap prestasi belajar dibandingkan dengan discovery learning, mengetahui pengaruh discovery learning dengan berbantuan paket program simulasi PhET terhadap prestasi belajar fisika pada siswa berkemampuan awal tinggi dan rendah dibandingkan dengan discovery learning.Penelitian menggunakan desain faktorial 2 x 2. Populasi penelitan adalah kelas X yang tersebar di tiga sekolah, SMA Negeri 1 Torjun, SMA Negeri 1 Kedundung, dan SMA Negeri 4 Sampang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling. Masing-masing sekolah diambil satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Instrumen penelitian terdiri atas RPP, LKS, soal kemampuan awal dan prestasi belajar fisika yang berupa soal pilihan ganda. Teknik pengumpulan data kemampuan awal dengan melakukan tes kemampuan awal pada awal penelitian dan pada akhir penelitian diberikan tes prestasi belajar fisika. Teknik analisis data menggunakan uji anava dua jalur.Hasil penelitan menujukkan bahwa: (1) Prestasi belajar fisika kelompok siswa yang belajar melalui discovery learning berbantuan paket program simulasi PhET lebih tinggi daripada kelompok s

ABSTRAKYusal, Yulianti. 2015. PerubahanPengetahuan Intuitif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMA pada Materi Fluida Statis Melalui Pembelajaran Problem Based Learning. Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika. Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Markus Diantoro, M.Si, (II) Dr. Lia Yuliati, M.Pd.Kata Kunci: pengetahuan intuitif, kemampuan pemecahan masalah, fluida statis, problem based learningSiswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran fisika karena memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah. Pengetahuan intuitif berperan dalam memecahkan masalah. Kemampuan pemecahan masalah yang rendah diduga dapat ditingkatkan dengan mengubah pengetahuan intuitif siswa dengan pembelajaran problem based learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan intuitif dalam memecahkan masalah fisika pada materi fluida statis dan perubahan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada materi fluida statis melalui pembelajaran problem based learning.Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan embedded design. Penelitian dilakukan di kelas X MIA 2 SMAN 2 Bulukumba dengan subjek penelitian sebanyak 33 siswa. Materi fisika yang dipelajari adalah fluida statis. Data kualitatif berupa pengetahuan intuitif dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang diperoleh dari hasil LKS, kuis, pre-test dan post-test serta hasil wawancara. Data kualitatif dianalisis melalui pengumpulan data, reduksi, pengkodean, penyajian dan penarikan kesimpulan. Data kuantitatif dianalisis melalui persentase, mean, dan uji-t berpasangan.Penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut: 1) kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada materi fluida statis yang menonjol adalah kemampuan membuat problem schema dan causalsedangkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang masih kurang adalah kemampuan membuat argumentation dan analogical; 2) pengetahuan intuitif siswa mengalami perubahan setelah dilakukan pembelajaran problem based learning yait

ABSTRAKKusumaningtyas, Kartika. 2015. Pembelajaran Multi Representasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perambatan dan Interferensi Gelombang Mekanik Pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Sutopo, M.Si. (2) Dr. Markus Diantoro, M.SiKata kunci: pembelajaran multi representasi, pemahaman konsep, gelombang mekanikGelombang mekanik merupakan salah satu topik fisika yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep gelombang mekanik tersebut. Beberapa kesulitan siswa terkait topik gelombang mekanik antara lain (1) merepresentasikan gelombang berjalan, (2) menentukan kecepatan partikel medium dan gelombang, (3) menen-tukan hubungan panjang, gelombang, dan cepat rambat gelombang; dan pemantulan dan pembiasan gelombang, dan (4) merepresentasikan superposisi gelombang. Sejauh ini penggunaan multi representasi dalam pembelajaran telah diteliti. Namun tidak ditemukan penelitian tentang penggunaan pembelajaran multi representasi pada topik perambatan dan interferensi gelombang mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peningkatan pemahaman mahasiswa tentang perambatan dan interferensi gelombang mekanik setelah melalui pembelajaran dengan menggunakan multi representasi.Subjek penelitian terdiri dari 27 mahasiswa tahun pertama pendidikan fisika Universitas Negeri Malang yang mengikuti perkuliahan Fisika Dasar II. Instrumen penelitian menggunakan 11 soal yang terdiri dari 9 soal pilihan ganda disertai alasan dan 2 soal uraian. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods sehingga data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif didasarkan pada statistik deskriptif, uji beda skor pretest dan posttest, N-gain dan effect size. Analisis kualitatif didasarkan pada alasan mahasiswa.Hasil penelitian diperoleh bahwa skor penguasaan konsep siswa meningkat dari rata-rata

ABSTRAKWidyayanti, Galuh Retno. 2015. Pengaruh Penerapan Strategi Pemecahan Masalah Model Serway Jewett terhadap Penguasaan Konsep dan Perubahan Cara Siswa SMA dalam Pemecahan Masalah pada Materi Usaha dan Energi. Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Sutopo, M.Si., (II) Dr. Markus Diantoro, M.Si.Kata kunci: Strategi pemecahan masalah, penguasaan konsep, kemampuan pemecahan masalah, usaha dan energi.Banyak penelitian yang mengungkap kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Sebagian besar siswa menggunakan cara plug & chug dan berdasarkan ingatan untuk menyelesaikan soal fisika tersebut. Untuk itu perlu adanya pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah yang mampu mengantarkan siswa sampai pada expert. Salah satu strategi yang diduga sesuai dengan tujuan tersebut adalah strategi pemecahan masalah model Serway Jewett. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan perubahan cara siswa dalam pemecahan masalah. Penelitian menggunakan mixed methods dengan embedded experiment design. Penelitian dilakukan pada kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015. Data kuantitatif berupa skor hasil pretes dan postes dianalisis dengan t-test, normalized gain score, dan effect size, sedangkan analisis data kualitatif tentang penguasaan konsep dan kualitas cara siswa dalam pemecahan masalah dianalisis dengan tahapan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) terdapat peningkatan penguasaan konsep dari 1,54 menjadi 8,33 (p = 0,000) dengan rata-rata nilai N-gain sebesar 0,33 dan nilai effect size sebesar 3,2. (2) kualitas cara siswa dalam pemecahan masalah meningkat dari di bawah limiting (sekitar 75%) menjadi kategori limiting (sekitar 75%) dan expansive (7,5%).

Amrizaldi.2014. PengembanganTesDiagnostikuntukMemetakan Model Mental Siswa SLTAKelas X MateriSuhudanKalor.Tesis, Program StudiPendidikanFisika. PascasarjanaUniversitasNegeri Malang.Pembimbing: (1) Dr. Markus Diantoro, M.Si., (2) Dr. Wartono, M.Pd.Kata Kunci:TesDiagnostik, Model Mental, SuhudanKalorModel mental seseorangtidakmudahuntukdiketahuikarena model mental merupakanrepresentasipribadi yang unikpadasetiapindividu.Selainitu model mental bersifatlabil, tidakkonsisten, danselaluberubahketikalebihbanyakinformasi yang diperolehatauinformasi yang diingatkembali. Hal lain yang membuat model mental siswasulituntukdiinvestigasiadalahkarenasiswasulituntukmengekspresikan model mentalnyakepadapeneliti. Olehkarenaituuntukmengetahui model mental siswadibutuhkansuatucara yang tepatdan optimal. Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengembangkandanmendeskripsikankelayakaninstrumenpenilaiandalambentuktesdiagnostikuntukmemetakan model mental siswa.Penelitianinimerupakanpenelitiandanpengembangan yang menggunakanmetode Borg & Gall.Instrumenpenelitian yang digunakanberupaangketpenilaianprodukoleh validator, angketresponsiswa, angketrespon guru dantesdiagnostik model mental berbentuktesuraian.Pengumpulan data dilakukanmelaluiwawancara,tesdiagnostik model mental,angketdari validator, gurudansiswa.Studilapangandilakukanuntukmengetahuikebutuhancalonpenggunauntukmenyusundesaindanspesifikasiproduk yang disesuaikandengankajianpustaka.Tesdiagnostik model mental dianalisisberdasarkanhasilvalidasiisi yang diperolehdariangketvalidasiuntuk validator.HasilvalidasitersebutdianalisismenggunakanskalaLikertdan model mental siswadipetakanmenjadi 3 tipeyaituSurface (S), Matching (M),danDeep (D).Hasilujivalidasiprodukmenunjukkanbahwatesdiagnostik model mental sudahlayakdigunakan. Hal inidapatdiketahuidarihasilujikelayakansemuabutirsoal yangsudahmelampauiskor minimumyang dipersyaratkan yaitu3,26dari skormaksimum 4untuktiapbutirsoal. Produkpengembanganinimemilikikelebihandankekurangan.Kelebihantersebutantaralai

Haniin, Khoirul. 2014. Pengaruh Pembelajaran TPS dengan Scaffolding Konseptual terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah Sintesis Fisika Ditinjau dari Pengetahuan Awal Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Malang. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Markus Diantoro, M. Si., (II) Dr. Supriyono Koes H., M. Pd., M. AKata Kunci: masalah sintesis fisika, pengetahuan awal, scaffolding konseptual, TPS Masalah sintesis merupakan masalah yang mengandung multikonsep, di mana konsep-konsep tersebut telah dipelajari dalam waktu yang berbeda. Masalah sintesis fisika sulit diselesaikan oleh siswa sehingga mereka perlu dilatih dengan scaffolding konseptual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran TPS dengan scaffolding konseptual terhadap kemampuan menyelesaikan masalah sintesis fisika ditinjau dari pengetahuan awal siswa kelas XI SMAN 3 Malang. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain faktorial 2 x 2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Malang tahun pelajaran 2013-2014. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster sampling. Dari populasi tersebut diambil dua kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas eksperimen dengan pembelajaran TPS dengan scaffolding konseptual dan kelas kontrol dengan pembelajaran TPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen perlakuan berupa LKS dan instrumen pengukuran berupa tes pilihan ganda untuk mengukur pengetahuan awal dan tes uraian untuk mengukur kemampuan menyelesaikan masalah sintesis fisika. Hasil perhitungan uji reliabilitas soal kemampuan menyelesaikan masalah sintesis fisika diperoleh ri = 0,82. Data hasil penelitian eksperimen dianalisis dengan analisis variansi (ANAVA) dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan tiga hal berikut. Pertama, ada perbedaan kemampuan menyelesaikan masalah sintesis fisika antara kelompok siswa yang belajar melalui pembelajaran TPS dengan scaffolding konseptual dan pembe

Kata Kunci: pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction, penguasaan konsep fisika, kemampuan berpikir kritis.Salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah menguasai konsep dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Salah satu teknik yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritisnya adalah melalui eksperimen dan diskusi secara peer dalam proses pembelajaran. Pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction diyakini mampu membuat penguasaan konsep fisika dan kemampuan berpikir kritis menjadi lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Tujuan penewlitian ini adalah mengetahui adanya perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis fisika siswa yang belajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction, pembelajaran inkuiri terbimbing, dan pembelajaran konvensional, dan mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction, pembelajaran inkuiri terbimbing, dan pembelajaran konvensional masing-masing terhadap penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi-experimental posttest only design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 02 Batu. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan diperoleh 2 kelas sebagai kelas yang belajar menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction, 2 kelas sebagai kelas yang belajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, dan 2 kelas sebagai kelas konvensional. Instrumen penelitian terdiri atas RPP, silabus, soal penguasaan konsep dan soal kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis data menggunakan uji Manova satu jalur yang dilanjutkan dengan uji LSD.Berdasarkan hasil analisis data ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis fisika siswa yang menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction, pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, pembelaj

Kata kunci : brain based learning, mind map, penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritisTujuan pembelajaran fisika yang tertuang dalam Depdiknas adalah penguasaan konsep dan pengembangan kemampuan berpikir kritis. Pencapaian tujuan pembelajaran tersebut melibatkan otak kiri dan otak kanan sehingga hasil belajar yang diperoleh optimal. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran berbasis fungsi otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis fisika peserta didik yang belajar dengan model Brain Based Learning (BBL) berbantuan mind map, model Brain Based Learning (BBL), dan model konvensional, dan mengetahui pengaruh model BBL berbantuan mind map, BBL dan pembelajaran konvensional masing-masing terhadap penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis fisika peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experimental dengan posttest only design. Pengambilan data dilakukan dengan tes penguasaan konsep sebanyak 25 soal dan 5 untuk soal kemampuan berpikir kritis setelah perlakuan pada 3 kelompok kelas yang terdiri dari 180 peserta didik. Kelompok pertama adalah peserta didik yang belajar dengan model BBL berbantuan mind map, kelompok kedua adalah peserta didik yang belajar dengan model BBL, dan kelompok ketiga adalah peserta didik yang belajar secara konvensional. Sebelum dilakukan perlakuan dan pemngambilan data, instrumen yang digunakan telah melalui uji ahli dan uji coba. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan one way manova.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang belajar dengan BBL berbantuang mind map, BBL dan secara konvensional. Perbedaan ini disebabkan adanya proses pembelajaran yang berbeda antara ketiga kelas. (2) Model Brain BBL berbantuan mind map lebih baik jika dibandingkan dengan model BBL dan konvensional terhadap penguasaan konsep fisika peserta didik. Peserta didik yang belajar dengan

Candra, Suci Nurhayati. 2013. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing-Scaffolding terhadap Model Mental Fisika Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas XI SMK. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Markus Diantoro, M.Si, (II) Dr. Muhardjito, M.S.Kata Kunci: inkuiri terbimbing-scaffolding, model mental fisika, kemampuan pemecahan masalah.Model mental fisika merupakan gambaran suatu model pengetahuan yang dihimpun oleh siswa dari pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh sebelumnya untuk menjawab suatu masalah dengan penjelasan yang benar dan ilmiah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh inkuiri terbimbing-scaffolding terhadap model mental ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah.Penelitian ini menggunakan desain penelitian 2 x 2 faktorial. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 kelas XI SMK. Instrumen dalam penelitian terdiri dari perangkat pembelajaran, instrumen model mental fisika dan instrumen kemampuan pemecahan masalah (KPM). Data penelitian berupa hasil tes model mental dianalisis dengan Anava Dua Jalan setelah memenuhi uji prasyarat dan dilanjutkan dengan uji lanjut yaitu Uji Tukey.Hasil uji hipotesis pertama didapatkan Fhitung (23,3182) > Ftabel (3,919) yang menunjukkan terdapat perbedaan secara signifikan antara model mental siswa yang belajar dengan IT-S dan IT. Dari uji hipotesis kedua didapatkan Fhitung (4,4073) > Ftabel (3,9188) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah terhadap model mental. Dari uji hipotesis ketiga didapatkan Q4hitung (6,92) > Qtabel (3,832), model mental siswa yang memiliki KPM tinggi pada kelas IT-S lebih tinggi daripada model mental siswa yang memiliki KPM tinggi pada kelas IT. Dari uji hipotesis keempat Q8 hitung (2,72) < Qtabel (3,832), model mental siswa yang mempunyai KPM rendah yang belajar dengan IT-S tidak lebih tinggi daripada model mental siswa yang mempunyai KPM rendah yang belaj

Kata Kunci: bahan ajar Fisika berbasis pemecahan masalah, prestasi belajar, SMK, bidang studi keahlian teknologi informasi dan komunikasi.Pengembangan bahan ajar harus memiliki pola spesifik yang dapat meningkatkan prestasi belajar. Keterlaksanaan pembelajaran konstruktivisme diperlukan bahan ajar berbasis penyelesaian masalah yang menyajikan masalah-masalah Fisika kontekstual. Bahan ajar ini harus dapat memenuhi tuntutan kurikulum dan kebutuhan karakteristik SMK. Lulusan SMK diharapkan memiliki kompetensi keahlian dan kompetensi dalam bahasa Inggris, agar lulusan SMK mampu bersaing di era globalisasi. Hal ini menuntut mereka untuk berlatih membaca dan mendapatkan informasi dalam bahasa Inggris khususnya untuk siswa SMK bidang studi keahlian teknologi informasi dan komunikasi. Latihan tersebut dapat diterapkan melalui bahan ajar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas dan keterlaksanaan penggunaan bahan ajar fisika berbasis pemecahan masalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMK. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research and Development (R&D) yang mengacu pada prosedur R&D Borg and Gall yang disederhanakan menjadi 3 tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian. Hasil pengembangan berupa produk bahan ajar Fisika berbasis pemecahan masalah. Sebelum bahan ajar diujicobakan dilakukan validasi ahli dan uji keterbacaan pada guru dan siswa. Selanjutnya dilakukan uji coba penggunaan bahan ajar pada siswa kelas X semester 2 program studi keahlian teknik telekomunikasi, kompetensi keahlian teknik suitsing SMK Negeri 4 Bondowoso. Subjek uji coba adalah 2 kelas yang diambil secara acak (simple random sampling) sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang menggunakan bahan ajar produk hasil pengembangan sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan bahan ajar produk hasil pengembangan. Selanjutnya kedua kelas diberi tes prestasi belajar dan diperoleh data berupa nilai prestasi belajar dari kedua kelas

Kata Kunci:bahan ajar Multimedia With Concept Maps (MMCMaps), mata pelajaran Fisika, prestasi belajar siswa.Permasalahan yang dihadapi siswa SMA dalam mempelajari mata pelajaran fisika adalah kesulitan dalam memahami konsep fisika yang terlalu kompleks, padat dan abstrak. Hal ini mengakibatkan pemahaman fisika dan prestasi belajar fisika menjadi rendah. Permasalahan tersebut diatasi dengan menyediakan bahan ajar Multimedia with Concept Maps (MMCMaps). Bahan ajar MMCMaps diharapkan mampu mengatasi permasalahan konsep fisika yang kompleks, padat dan abstrak. Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk mengembangkan, menguji kelayakan, dan menguji keefektifan bahan ajar MMCMaps terhadap prestasi belajar.Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan prosedur R & D model Borg dan Gall yang disederhanakan menjadi tiga tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian. Bahan ajar MMCMaps divalidasi oleh ahli materi dan media untuk mengetahui kelayakan bahan ajar dari aspek materi dan media. Langkah selanjutnya dilakukan uji coba kepada guru dan siswa sebagai pengguna untuk mengetahui kelayakan dari aspek kemudahan, kemenarikan dan kemanfaatannya. Tahap berikutnya dilakukan uji coba kelas pada kelas eksperimen dan kontrol. Kedua kelas diberi tes prestasi belajar. Instrumen penelitian dan pengembangan berupa angket, wawancara, dan tes. Data berupa angket dan wawancara dianalisis deskriptif kualitatif dan statistik deskriptif. Data nilai prestasi belajar dianalisis dengan statistik deskriptif, uji beda (uji-t), uji Tukey.Hasil validasi ahli materi dan media menunjukkan bahwa bahan ajar MMCMaps sangat layak dari aspek materi dan media. Hasil uji coba pengguna oleh guru dan siswa menunjukkan bahwa bahan ajar MMCMaps sangat layak dari aspek kemudahan, kemenarikan dan kemanfaatannya. Penggunaan bahan ajar MMCMaps pada kelas eksperimen lebih efektif dibandingkan penggunaan bahan ajar cetak pada kelas kontrol. Rata-rata nilai prestasi belajar kelas eksperime

Kata Kunci: strategi pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer, penguasaan konsep fisika, kemampuan berpikir spasialKomputer merupakan alat pembelajaran yang dinamis dan menawarkan keragaman pembelajaran interaktif dan berhubungan dengan dunia nyata yang tidak dapat ditiru oleh sarana belajar dalam kelas lainnya. Beberapa referensi menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir spasial terhadap suatu materi pelajaran setelah belajar menggunakan bantuan komputer. Media komputer sangat efektif dan efisien, siswa akan belajar lebih cepat, mudah mengingat dan mudah menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu penggunaan komputer dalam pembelajaran berbasis masalah perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer terhadap penguasaan konsep fisika ditinjau dari kemampuan berpikir spasial siswa.Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan Randomized Postest Only Control Group Design dengan desain faktorial 2 x 2. Populasi penelitian yang digunakan adalah siswa kelas X sebanyak 8 kelas (265 siswa) dengan sampel sebanyak 4 kelas terdiri dari kelas X1 dan X3 sebagai kelas kontrol, kelas X2 dan X5 sebagai kelas eksperimen menggunakan cluster random sampling. Instrumen penelitian ini berupa tes kemampuan berpikir spasial dan tes penguasaan konsep fisika dalam bentuk pilihan ganda. Data hasil tes penguasaan konsep fisika dianalisis menggunakan uji beda Anava dua jalur dan uji Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) penguasaan konsep fisika siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer lebih tinggi dibandingkan dengan yang belajar menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah tanpa bantuan komputer di kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir spasial tinggi, 2) penguasaan konsep fisika siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer lebih tinggi dibandingkan dengan yang belajar menggun